Mengenal Cooling System, Strategi Kepolisan Untuk Amankan Pilkada

Ilustrasi

Pekanbaru, Petah.id – Salah satu hal paling penting dalam penyelenggaraan Pilkada adalah memastikan situasi keamanan dan ketertiban masyarakat bisa terkendali. Sebagai garda terdepan, tugas tersebut sudah tentu diemban oleh Polri.

Di Provinsi Riau, Kepolisian Daerah (Polda) Riau melalui Operasi Mantap Praja Lancang Kuning menyiapkan 6.756 personel untuk mengamankan Pilkada serentak. Kapolda Riau, Irjen Muhammad Iqbal memastikan jajarannya sudah siap dari semua aspek. Mulai dari pengetahuan, penerapan taktik atau strategi pengamanan, dan sebagainya.

"Sudah siap semua aspek. Baik itu cooling system, preemtif dan preventif, penegakan hukum, dan perencanaan pengamanan di semua rangkaian Pilkada” ujaranya dihadapan awak media saat menggelar apel gelar pasukan, Senin (27/8/2024) lalu.

Istilah cooling system menjadi satu hal yang kerap disampaikan oleh kepolisian sebagai strategi jitu mengamankan pemilu, lantas apa itu cooling system?

Kata ’’cooling’’ merujuk pada konsep aparat kepolisian yang wajib mengambil peran sebagai pendingin di tengah situasi ’’panas” memasuki tahun politik seperti pemilu/pilkada. Sekalipun begitu, kepolisian bukan berarti hanya mendinginkan saat situasi panas, lebih dari itu, kepolisian wajib bekerja di segala situasi guna menjaga tensi politik tetap stabil.

Proses penilaian keamanan (security assessment) dilakukan secara konsisten untuk mendeteksi persepsi dan interpretasi, serta potensi konflik di masyarakat. Hal ini yang akan  mempermudah proses pencegahan sekeligus sejak dini melakukan pengendalian keamanan.

Upaya menjaga dan mencegah potensi gangguan kamtibmas ini tentunya dilakukan dengan melibatkan seluruh komponen bangsa. Dalam cooling system, anggota Polri bersama masyarakat secara aktif bersama-sama mencegah dan mengendalikan potensi gangguan.

Praktik cooling system dilaksanakan dengan sejumlah cara. Bisa dengan mencoba mengalihkan fokus perhatian masyarakat agar tidak tertuju pada persoalan politik semata. Misal melalui pertunjukan musik, perlombaan dan lain sebagainya. Bisa juga dengan menggandeng tokoh-tokoh masyarakat seperti ulama, seniman, atau publik figur untuk menyejukkan suasana ditengah kontestasi pemilu yang relatif panas.

Saat rapat analisa dan evaluasi program Quick Wins Presisi Triwulan II tahun 2023, Komjen Gatot Eddy Pramono yang ketika itu menjabat Wakapolri, memberikan atensi khusus atas cooling system tersebut. Baginya, cooling system sebagai respons terhadap dinamika situasi politik menjelang Pemilu 2024 harus diutamakan.


Editor : Redaksi
Bagikan berita ini melalui :