Silat Lidah Tiga Paslon Bupati dan Wakil Bupati Siak di Acara Debat

SIAK, Petah.id - Debat kandidat Bupati dan Wakil Bupati Siak, benar-benar terlihat datar dan saling melengkapi.

Mulai dari sesi pertama pertanyaan tentang puncak bonus demografi pada 2030 ada 276 ribu generasi produktif. Serta mengenai pendidikan dan menurunnya pendapatan per kapita, serta tentang Kawasan Industri Tanjung Buton.

Sistemnya, masing-masing kandidat memilih amplop pertanyaan, menjabarkannya selama dua menit, dan dua kandidat lainnya menanggapi masing-masing dua menit.

Hadir Pjs Bupati Siak Indra Agus Lukman,  Sekda Arfan Usman, Ketua DPRD Siak H Azmi, Kapolres AKBP Doddy F Sanjaya, Kajari Aliansyah dan sejumlah pejabat lainnya.

Debat dipandu Muhammad Rizal, diawali dengan menjelaskan visi dan misi, dilanjutkan dengan pemilihan amplop yang berisi pertanyaan dimulai dari Paslon nomor urut 1, dengan pertanyaan tentang bonus demografi.

Paslon nomor urut 1, Sayed Abubakar menjelaskan pihaknya akan memberikan edukasi kepada masyarakat akan pentingnya pendidikan.

Kami akan melanjutkan kepemimpinan. Banyak permasalahan di bidang pendidikan, banyak anak yang tidak sekolah, kurangnya pendidikan akhlak.

“Ini sangat mengkhawatirkan anak-anak tumbuh cerdas tapi tidak punya akhlak,” ungkap Sayed.

Atas penjelasan Sayed, Paslon nomor urut 2, Alfedri mempertanyakan tentang data putus sekolah dari mana, Alfedri meminta agar statemen itu memiliki dasar.

Ke depan bagaimana supaya bonus demografi tidak menjadi resisten demografi. Pendidikan sampai sejauh ini cukup baik.

Sementara Husni Merza mengatakan faktor agama dominan bagi mereka.

“Di pesantren kami mengajarkan budi pekerti,” jelasnya.

Sementara menurut Paslon nomor urut 3, Arif menjelaskan semua anak-anak sekolah, perlu tempat bermain sekarang sudah tidak ada lagi. Perlu data yang valid untuk menyatakan banyak anak putus sekolah.

Sementara Sayed menjawab dalam kondisi Covid-19, anak-anak tidak sekolah, karenanya pihaknya akan menyediakan internet dan menyediakan ponsel untuk keluarga tidak mampu. 

“Akhlak bukan hanya menyediakan pesantren, tapi sebaliknya kehidupan di rumah juga perlu pendidikan akhlak,” jelasnya.

Sayed juga menjelaskan bagaimana saat ini anak-anak kecil pulang malam dari warnet. 

“Jangan sampai warnet merusak anak-anak kita. 
Bahkan untuk Tualang, ada tempat perjudian yang isinya anak-anak SMA bahkan SMP,” sebutnya.

Debat yang ditaja KPU Siak itu di laksanakan di Hotel Novotel Pekanbaru Lantai 7. Debat itu menggunakan prokes ketat, hanya beberapa orang tim sukses saja yang bisa masuk kedalam.

Acara yang berlangsung damai dan tertib itu berakhir pukul 22.30 tengah malam dan ditutup dengan closing statemen setiap paslon.

 

Laporan : Ph1
Editor : And
Bagikan berita ini melalui :