Siak, Petah.id - Sedikitnya 0,5 hektar lahan gambut di Kampung Dosan, Kecamatan Pusako, Kabupaten Siak, Riau dilahap si jago merah.Peristiwa kebakaran hutan dan lahan (karhutla) tersebut baru diketahui tim Manggala Agni Daops Siak pada Sabtu (29/1/2022) malam."Dapat informasi adanya kebakaran hutan dan lahan tim langsung gerak cepat menuju lokasi untuk melakukan pemadaman," kata Kepala Manggala Agni Daops Siak Ihsan Abdillah.Sedikitnya, delapan personil dari Manggala Agni diterjunkan untuk memadamkan api agar tidak menjalar."Ada delapan personil diturunkan, saat ini sudah 0,3 hektar berhasil dipadamkan, namun penyekatan kepala api sudah temu gelang, selanjutnya perlu pemadaman lanjutan," jelas Ihsan.Dikatakan Ihsan, belum diketahui secara pasti penyebab terjadinya kebakaran di lahan milik masyarakat tersebut."Penyebab kebakaran masih dalam proses penyelidikan pihak Polsek Bungaraya," ungkap Ihsan.Tampak personil Polri, TNI, MPA, BPBD dan masyarakat turut serta memadamkan api. Diketahui, hingga saat ini tim masih berjibaku untuk pemadaman secara total."Semua pihak berangkul tangan memadamkan api. Tim juga masih di lokasi untuk pemadaman secara total," tutur Ihsan.
Siak, Petah.id - Seorang petani sawit Palen Peter Aritonang (56)warga Dusun IV Flamboyan, Desa Kota Garo Kampar, tewas diduga karena terinjak seekor Gajar.Palen Peter ditemukan dalam kondisi leher patah dengan perut pecah dan usus yang terburai.Peristiwa yang merenggut nyawa Palen Peter menjadi salah satu contoh konflik manusia dan gajah terjadi di Taman Hutan Raya Sultan Syarif Hasyim (Tahura SSH) di Kampung Rantau Bertuah, Kecamatan Minas, Kabupaten Siak, Riau.Kapolres Siak AKBP Gunar Rahadiyanto mengatakan pagi (27/1/2022) itu saksi Juliater Manurung (45) warga Dusun Krikilan, tiba di kebun korban untuk memanen buah sawit. Namun, saksi tidak menemukan korban di pondok sekitar kebun. Dipanggil beberapa kali korban juga tidak menyahut, sehingga saksi melakukan pencarian di sekitar pondok.Saksi melihat ada bekas tapak kaki gajah di belakang pondok milik korban,selanjutnya saksi melihat korban tergeletak, dengan badan patah, usus keluar, dan banyak darah.“Di tempat korban ditemukan banyak tapak bekas kaki gajah, dan korban sudah meninggal dunia,” terang Kapolres Gunar.Melihat kondisi korban, saksi bergegas ke Dusun IV Flamboyan, Desa Kota Garo Kampar, untuk memanggil keluarga korban yaitu Jenson Aritonang (45) dan Arelida Efrianti (53), lalu bersama sama menuju lokasi korban ditemukan.“Mendapat laporan, kami langsung turun ke lokasi kejadian lalu, melakukan olah tempat kejadian perkara. Selain banyaknya jejak kaki gajah, kami menemukan sejumlah batang pohon kelapa sawit dirusak,” terangnya.Tidak ada yang melihat gajah di lokasi itu, namun melihat jejaknya dan kondisi korban, kuat dugaan korban meninggal karena kawanan gajah.Mudah-mudahan konflik gajah manusia terutama sampai menimbulkan korban jiwa seperti ini, tidak terjadi lagi. Pihak terkait dan pemangku kepentingan diharapkan dapat mencarikan solusi.
Pekanbaru, Petah.id - Bujuk rayu Kapolsek Tenayan Raya Kompol Manapar Situmeang selamatkan warga yang diduga depresi dan nekat memanjat menara Sutet tegangan 150.000 volt dengan ketinggian 40 meter lebih.Julidar (46) warga Jalan Cinta Budi, Kelurahan Mentangor, Kecamatan Kulim Pekanbaru, Riau akhirnya turun dari tower tinggi itu setelah panggilan yang menyentuh dari Kapolsek.Julidar diketahui nekat memanjat tower Sutet yang ada sekitar Perum Hangtuah Cipta Residence, Jalan Cinta Budi, RT 02 RW 11 Kelurahan Mentangor, Kecamatan Kulim, Senin (17/1/2022) sekitar pukul 05.10 WIB.Aksi ibu rumah tangga yang cukup membahayakan ini bukan kali pertama, Julidar diketahui telah tiga kali. Yang bersangkutan diduga mengalami depresi sejak lama.Segala upaya telah dilakukan untuk merayu Julidar agar turun. Namun, ucapan suami, hingga teriakan warga pun tak dihiraukan. Julidar mau turun dari atas tower SUTET PLN bertegangan 150.000 volt tersebut asalkan Pak Polisi mau berteriak sayang kepadanya.Lalu melalui pengeras suara (toa) Kompol Manapar bereaksi dan mengucapkan 'Sayang ayo turun, sebanyak dua kali, membujuk Julidar. Sontak, ucapan Kapolsek Tenayan Raya itu membuat masyarakat bersorak.Mendengar suara Kompol Manapar menggaungkan kata sayang, Julidar akhirnya luluh. Petugas Damkar dan Basarnas Pekanbaru yang telah bersiaga langsung bergerak cepat naik ke atas tower untuk mengevakuasi. Julidar pun berhasil diturunkan dengan cara digendong petugas.Aksi Kapolsek Tenayan Raya ini mendapat apresiasi dan pujian dari masyarakat, sehingga aksi nekat Julidar dapat digagalkan.Kompol Manapar mengatakan proses evakuasi memakan waktu lama hingga tiga jam. Ini karena Julidar menolak untuk turun. “Butuh tiga jam evakuasi dengan menerjunkan petugas dari Damkar dan Basarnas Pekanbaru," ujarnya.
Siak, Petah.id - Sedikitnya dua hektar lahan di Lingkar Naga Kecamatan Koto Gasib, Kabupaten Siak ludes dilahap si jago merah.Hal itu dibenarkan Kapolres Siak AKBP Gunar Rahardiyanto. Saat ini tim sedang berjibaku memadamkan api agar tak meluas di lokasi."Di Lingkar Naga Kecamatan Koto Gasib, tim sudah kesana untuk memadamkan agar tak meluas," kata Kapolres Siak AKBP Gunar Rahardiyanto.Ia mengimbau agar masyarakat tidak membuka lahan dengan cara membakar."Kami mengimbau agar masyarakat jangan membuka lahan dengan cara membakar," imbaunya.Gunar juga mengatakan agar langit tetap membiru pihaknya terus melakukan sosialisasi dampak bahaya dari karhutla."Sosialisasi serta penyadaran terhadap masyarakat akan dampak bahaya terjadinya karhutla terus dilakukan," ungkapnya.Hal senada juga disampaikan Camat Koto Gasib Dicky Sofyan. Kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Kampung Rantau Panjang, Kecamatan Koto Gasib merupakan lahan milik masyarakat "Iya di Kampung Rantau Panjang lahan itu milik masyarakat. Luasannya kurang lebih dua hektar," kata Dicky Sofyan.Saat ini, lanjutnya, tim satgas karhutla Kecamatan Koto Gasib masih di lokasi untuk memadamkan api.Ditambahkan Dicky, belum diketahui secara pasti penyebab terjadinya kebakaran hutan dan lahan tersebut."Penyebab kebakaran lagi diselidiki pihak polsek dan saat ini proses pemadaman sedang dilakukan," tutur Dicky. Turut hadir dalam pemadaman kebakaran hutan dan lahan di Kecamatan Koto Gasib Camat, Kapolsek Koto Gasib ,Danramil, Penghulu Rantau Panjang dan Penghulu Buatan II, tim Damkar BPBD Cluster 3 Koto Gasib dan MPA Rantau Panjang.
Siak, Petah.id - Kecelakaan berat antara Minibus Nissan Grand Livina versus mobil truk Mitsubishi Fuso terjadi di Jalan Baru Bakal, Desa Pinang Sebatang Timur, Kecamatan Tualang, Kabupaten Siak.Peristiwa naas itu menyebabkan seorang balita meninggal dunia, dan yang lainnya mengalami luka berat dan ringan. Kecelakaan itu terjadi pada Kamis (30/12/2021) sekira pukul 10.45 Wib.Kasat Lantas Polres Siak AKP Rosna Meilani membenarkan peristiwa tersebut. Disampaikannya, ada lima korban dalam kecelakaan maut itu."Penyebab kecelakaan masih dalam penyelidikan atau ada sebab lainnya dalam pendalaman,” terang Kasat Rosna.Kronologisnya, minibus Grand Livina yang dikemudikan dari arah Siak menuju Pekanbaru, sementara fuso dari arah Perawang menuju Siak.Akibat dari benturan tersebut, minibus Grand Livina dalam kondisi ringsek dan masuk kedalam semak tepi kebun kelapa sawit. Sementara fuso berada tidak jauh dari posisi minibus. “Saat ini pengemudi minibus Grand Livina telah diamankan di Polsek Tualang,” ucap Kasat Rosna.Sementara itu, peristiwa kecelakaan lalu lintas yang terjadi di Jalan Lintas Perawang Km 41 Koto Gasib antara ambulans dengan coltdiesel tidak ada korban jiwa.Hanya saja dikabarkan di dalam ambulans yang kecelakaan tersebut, merupakan istri pengemudi minibus yang kecelakaan di Jalan Baru Bakal, Kampung Pinang Sebatang Timur yang menjemput para korban.
Siak, Petah.id - Masyarakat Peduli Kabupaten Siak (MPKS) dan Rumpun Melayu Bersatu Laskar Hulubalang Melayu Riau (RMB LHMR) gelar aksi simpatik kumpulkan uang koin di depan Istana Siak, Minggu (21/11/2021) pagi.Hal itu buntut dari hebohnya di media sosial tentang keprihatinan atas tidak terawatnya Kapal Kato yang ada di lingkungan Istana Siak oleh Pemda Siak.Dikatakan Wan Hamzah aksi mengumpulkan koin untuk memperbaiki Kapal Kato yang juga salah satu cagar budaya Siak. Ia menilai Kapal Kato tidak diperhatikan oleh pemda Siak."Kapal Kato itu bagian dari sejarah, tapi kondisinya sangat memprihatinkan. Padahal, berada di lingkungan Istana Siak," kata Wan Hamzah.Dijelaskan Wan Hamzah, seharusnya Pemerintah Kabupaten Siak melalui Dinas Pariwisata lebih bisa memprioritaskan hal-hal yang penting dalam rangka siak lebih baik."Jangan sudah heboh, viral di media sosial baru pemerintah melakukan langkah. Seharusnya hal yang begitu tidak perlu diajari," jelas Wan Hamzah.Aksi simpatik ini, lanjut Wan Hamzah, sebagai bentuk kepedulian terhadap salah satu peninggalan Sultan Siak, yaitu Kapal Kato. "Kami menilai bahwa tidak ada keseriusan dari Pemerintah Daerah dalam menjaga atau memelihara peninggalan sultan kita yang telah menjadi salah satu objek cagar budaya. Dari situlah kami berangkat, tergugah hati untuk mengumpulkan koin yang nantinya insyaallah akan kami serahkan kepada Pemerintah Kabupaten Siak dalam hal ini Dinas Pariwisata,” tutur Wan Hamzah.
Siak, Petah.id - Baru beberapa hari yang lalu memangsa hewan ternak, kini harimau kembali memakan ayam peliharaan dan berkeliling di sekitar rumah warga. Harimau yang diduga lebih dari satu ekor itu memakan hewan ternak ayam milik warga itu pada Kamis (18/11/2021) dini hari. Kenang salah warga Kampung Teluk Lanus, Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak, Riau harus terpaksa ikhlas karena ayam peliharaannya disantap harimau. Bahkan, dilihat jejak kaki harimau tersebut tampak mengelilingi rumahnya. Dikatakan Kenang, sejak dua hari yang lalu saat harimau memangsa hewan ternak milik warga teluk lanus lainnya, masyarakat sudah tidak berani lagi keluar rumah, apalagi saat sore hingga malam hari. “Warga siaga di kediaman masing-masing. Apapun yang terjadi wajib melaporkan kepada perangkat desa,” terang Kenang yang juga menjabat sebagai Kaur Pemerintahan Kampung Teluk Lanus. Menurutnya, dia cukup kaget ketika tahu rumahnya disatroni harimau. Dia langsung berkoordinasi dengan warga lainnya. Selanjutnya dengan menggunakan penerangan berupa obor, warga mengusir harimau yang sudah menyantap ternak peliharaan Kenang. “Dan melihat jejaknya, jumlahnya lebih dari satu ekor. Sebab sekeliling rumah saya, banyak jejak harimau,” ucap Kenang. Situasi ini, membuat seisi kampung menjadi sangat khawatir. Karena harimau dapat dipastikan posisi harimau saat ini berada di sekitar kampung. Artinya saat ini, kami saling mengintai. “Atas kejadian ini, kami mengimbau warga agar semakin berhati hati. Kami tidak ingin sampai ada korban jiwa,” kata Kenang. Menurut Kenang, sebenarnya mereka sudah memasang kamera trap atau kamera pengintai. Kamera itu sengaja ditinggal pihak BBKSDA Riau, untuk mengantisipasi kalau kalau harimau kembali masuk kampung. “Ada dua kamera yang kami pasang. Dan beberapa pemuda diajarkan teknik pengoperasiannya,” jelas Kenang. Atas apa yang terjadi pihak desa sudah berkoordinasi dengan kecamatan, Kabupaten dan BBKSDA Riau. “Kami berharap situasi seperti ini segera berakhir. Sebab kami ingin hidup normal. Beraktivitas seperti biasa, tanpa harus merasa cemas ketika hendak pergi ke kebun,” tutur Kenang.
Siak, Petah.id - Heboh video yang menunjukkan seorang asisten pelatih sepakbola memukul salah satu wasit pada laga divisi tiga di Riau.Diketahui, video yang menjadi buah bibir masyarakat dan heboh di media sosial tersebut terjadi di Kabupaten Siak, Riau saat pelaksanaan laga kandang antara PS Siak melawan PS Duri pada Minggu (14/11/2021) petang.Asisten Pelatih PS Siak itu bernama Sunardi. Dikatakan Nardi, peristiwa itu buntut dari kekecewaannya terhadap keputusan wasit. Dua pemain PS Siak diakumulasi tanpa kesalahan fatal membuatnya kehilangan kendali.Dia menyayangkan keputusan yang diambil wasit, tanpa mempertimbangkan PS Siak di pertandingan berikutnya.“Saya sudah berusaha berbicara dengan wasit, namun diabaikan. Tentu saja saya menjadi hilang kendali,” terang Nardi.Sebelumnya dua pemain PS Siak cedera ketika berlaga dengan wahana. Saat berlaga dengan Duri, dua pemain diakumulasi. Namanya bermain sepakbola, tentu berusaha menghentikan bola, lalu mengambil alih, sama sekali tidak ada berkeinginan untuk mencederai lawan. “Kami sepakat untuk bermain secara sportif, sehingga lawan tidak cedera, karena kami berjuang untuk menembus liga II,” jelas Nardi.Apa yang terjadi pada Ahad (14/11) petang di menit ke-23, sesungguhnya bentuk kekecewaan atas keputusan wasit atau hakim.“Kami ingin menjadi tuan rumah yang baik selama laga kandang. Tapi kami juga ingin dihargai tanpa mencederai proses permainan,” kata Nardi.
Rokan Hilir, Petah.id - AN (37) warga Kecamatan Balai Jaya, Kabupaten Rokan Hilir tega mencabuli anak kandungnya sendiri.Anaknya masih berusia 16 tahun dan masih berstatus sebagai seorang pelajar.AN berhasil dibekuk tim Opsnal Sat Reskrim Polsek Bagan Sinembah Polres Rokan Hilir atas dasar laporan dari ibu korban, Selasa (16/11/2021).Kapolres Rokan Hilir AKBP Nurhadi Ismanto melalui Kasubbag Humas AKP Juliandi membenarkan hal tersebut."Benar, kini tersangka sudah diamankan di Mapolsek Bagan Sinembah atas dugaan pencabulan," ungkap Juliandi.Kronologis peristiwa ayah mencabuli anak kandungnya di Rokan Hilir, Riau itu terkuak saat ibu korban melaporkan kelakuan sang suami terhadap polisi.Dijelaskan Juliandi, mulanya Ibu bersama adik kandung sedang menasehati korban agar tidak masuk sekolah jika tidak ada jadwal sekolah.Sebab, saat ini korban hanya sekolah tatap muka dua kali dalam seminggu.Ibu menyampaikan nasehat kepada korban bahwa sang ayah sayang terhadap korban sehingga ibunya disuruh menegur korban.Mendengar hal itu, sontak korban langsung membantah perkataan dari ibunya."Mana ada ayah sayang mak, kalau sayang gak dilecehkannya aku," kata Juliandi tiru perkataan korban yang dilontarkan ke ibunya.Mendengar hal tersebut, Ibu beserta adiknya membujuk korban untuk jujur terkait apa yang sudah dilakukan oleh sang ayah."Dan pada saat itu korban mengaku bahwa ayahnya sudah memeluk dan membuka baju korban dan memaksanya untuk berhubungan badan," kata Juliandi.Tidak terima dengan perlakuan suami kepada anaknya, keesokannya ibu korban langsung mendatangi Polsek Bagan Sinembah untuk melakukan visum dan melaporkan kelakuan bejat sang ayah."Setelah menerima laporan ibu korban, Tim Opsnal Sat Reskrim Polsek Bagan Sinembah melakukan serangkaian penyelidikan, selanjutnya petugas berhasil meringkus tersangka tanpa ada perlawanan dan pelaku mengakui perbuatannya," tutup AKP Juliandi.
Siak, Petah.id - Warga Kampung Teluk Lanus, Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak kembali dihebohkan dengan munculnya harimau yang memangsa hewan ternak warga. Penghulu Kampung Teluk Lanus terpilih, Syahroni mengatakan harimau memangsa ayam warga pada Senin (15/11/2021) sekira pukul 02.00 Wib. Kendati tak melihat secara fisik, namun warga melihat jejaknya, cakarannya menunjukkan bahwa apa yang terjadi merupakan ulah harimau. “Ada ceceran darah ayam, jejak kaki kaki, kandang dirusak dan cakaran di kayu kandang ayam,” jelas penghulu terpilih Syahroni. Dikatakan Syahroni, jumlah harimau di Kampung Teluk Lanus lebih dari lima ekor, sebab di sana memang habitatnya. “Kami sudah mengimbau warga untuk berhati hati. Tidak keluar rumah lagi jika hari sudah senja,” ungkap Roni. Roni juga meminta warga untuk berhati hati ketika pergi ke kebun. Usahakan berada di kebun tidak sendiri dan selalu waspada. “Bagi kami, hal ini masalah sangat serius. Meski kami berada di kampung habitat harimau dan buaya, kami ingin bertahan di sini. Sebab ini kampung kami,” kata Roni. Roni meminta pihak terkait ikut membantu , sehingga ada solusi atas situasi ini. Atas kejadian ini, aktivitas warga menjadi sangat terbatas dan membuat was was setiap akan beraktivitas di luar rumah, terutama di kebun. "Saya berharap ada solusi atas situasi ini. Sehingga warga dapat kembali tenang dalam beraktivitas," pintanya. Diketahui, kasus dua bulan sebelumnya, harimau memangsa warga yang bekerja di salah satu perkebunan. Dan beberapa hari kemudian harimau berhasil ditemukan. Informasi yang diperoleh dari Kasat Reskrim Polres Siak AKP Noak yang turun ke lokasi kejadian, menemukan sejak harimau berbagai ukuran, ada yang masih basah, ada juga yang sudah mengering. “Saya yakin jumlahnya beberapa ekor. Sebab ukuran jejaknya berbeda beda,” terangnya belum lama ini.