Siak, Petah.id - Kasus pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur kembali terjadi.Sayangnya peristiwa memilukan tersebut terjadi di wilayah yang mendapat penghargaan Kota Layak Anak yakni di Kabupaten Siak.Kali ini, dugaan pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur itu dilakukan oleh BR (52) seorang guru ngaji di kampung tersebut.BR ditangkap polisi di rumah kediamannya lepas ba'da Isya.Kapolres Siak AKBP Gunar Rahardiyanto membenarkan peristiwa tersebut. Disampaikan Kapolres, pihaknya pertama kali mendapat laporan dari orang tua korban.Dikatakan Gunar Rahardiyanto, Sabtu (7/5/2022) orang tua korban mendatangi Polres Siak untuk melaporkan perbuatan dugaan pelecehan seksual terhadap anaknya yang dilakukan oleh guru mengaji.Ditambahkan Gunar, perbuatan memalukan tersebut terkuak pertama kali saat Bunga (bukan nama sebenarnya) tidak ingin pergi mengaji.Orang tua yang heran atas sikap anaknya terus bertanya kepada anaknya."Jadi korban ini ditanyakan orang tua kenapa tidak mengaji, lalu dijawab korban dia malas dan takut," ungkap Kapolres Siak.Tak puas dengan jawaban korban, orang tua terus menanyakan alasan korban takut untuk pergi mengaji dan korban pun menceritakan bahwa ia telah dicabuli oleh pelaku."Jadi karena ditanyai orang tua korban, Bunga mengaku kalau ia telah dicabuli oleh guru ngajinya," beber Kapolres.Kepada orang tua korban yang masih duduk kelas 4 SD itu menceritakan bahwa dirinya beberapa kali dicium-cium oleh pelaku di tempat ia mengaji."Jadi anak korban bercerita kepada ayahnya bahwa dia dicium-cium oleh pelaku. Tiga kali di rumah pelaku dan sekali di belakang sekolah," tambah Gunar.Atas perbuatan pelaku ia disangkakan pasal 81 ayat (1) dan ayat (3) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2016 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti UU RI Nomor 1 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak menjadi undang-undang Jo Pasal 76D UU 35/2014 Tentang Perlindungan Anak dan atau Pasal 82 ayat (1) dan ayat (2) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2016 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti UU RI Nomor 1 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak menjadi undang-undang Jo Pasal 76E UU 35/2014 Tentang Perlindungan Anak."Sementara ini korban masih satu orang, ini masih didalami lebih lanjut. Pelaku diancam hukuman minimal 5 tahun dan maksimal 15 tahun. Namun, berhubung pelaku seorang guru ngaji ditambah 1/3," tutur Kapolres Siak AKBP Gunar Rahardiyanto.
Siak, Petah.id - Diduga melakukan korupsi pada dana APBKam, Penghulu Kampung Teluk Masjid, Ferly Sunarya dijebloskan ke penjara oleh Kejaksaan Negeri Siak.Ferly diduga melakukan tindak pidana korupsi pada anggaran APBKam tahun 2020.Kepala Seksi (Kasi) Pidana Khusus (pidsus) Kejaksaan Negeri Siak, Huda Hazamal (Heydi) mengatakan pihaknya telah melakukan gelar perkara dan menemukan lebih dari dua alat bukti guna menetapkan Ferly Sunarya sebagai tersangka."Kita akan menahannya selama 20 hari kedepan di rutan Polres Siak," kata Kasi Pidsus Kejari Siak, Huda Hazamal (Heydi) di Kantor Kejaksaan Negeri Siak, Kamis (21/4/2022) petang.Disampaikan Heydi, penahanan tersebut dilakukan dengan pertimbangan subjektif maupun objektif.Heydi menjelaskan kronologis perkara yang menjerat Ferly. Dikatakannya, anggaran APBKam tahun 2020 terdapat kegiatan pengadaan barang, kegiatan rutin dan kegiatan fisik yang seluruhnya dana tersebut disimpan sendiri oleh Ferly Sunarya selaku Penghulu Kampung.Selain itu, kata Heydi lebih jauh, dalam pertanggungjawabannya, terdapat kegiatan yang tidak sesuai dengan realisasinya dan menggunakan surat pertanggungjawaban yang fiktif atau tidak sebagaimana mestinya. Yaitu, nota dengan menggunakan cap dan tandatangan penyedia yang dipalsukan, serta harga dari barang tersebut disesuaikan dengan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA)."Ada juga 2 kegiatan fisik, yaitu kegiatan semenisasi Gang Ayub dan kegiatan pelebaran box culvert Jalan Abdul Jalil yang dalam pelaksanaan kedua kegiatan tersebut dilaksanakan sendiri oleh tersangka Ferly Sinurya tanpa melibatkan pelaksana kegiatan dan tim pelaksana kegiatan," sebut Heydi.Lanjut Heydi, terdapat kegiatan pengadaan barang yang dilakukan pada tahun 2020 dan sudah dilakukan pencairan namun kegiatan tersebut tidak dilaksanakan."Malahan kegiatan di tahun 2020 tersebut dilaksanakan Ferly di tahun 2021 padahal seluruh kegiatan tersebut tidak termasuk dalam Silpa Kampung Teluk Mesjid tahun 2020," ungkap Heydi.Atas perbuatan Ferly didapati kerugian negara sebesar Rp231.711.537. Hal itu berdasarkan Laporan Inspektorat Kabupaten Siak."Tersangka dijerat dengan Pasal 2 ayat (1) Jo Pasal 3 Jo Pasal 18 ayat (1) huruf a, huruf b, dan ayat (2) Undang-undang (UU) Nomor 31 tahun 1999 sebagaimana diubah dan ditambah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantas Tindak Pidana Korupsi," tutup Heydi.
Pekanbaru, Petah.id - Banjir menggenangi sejumlah rumah warga yang berada di sekitar bantaran sungai di wilayah Pekanbaru sejak Jumat, (15/4/2022).Akibat dari banjir tersebut membuat sejumlah wargapun harus mengungsi.Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, Edy Afrizal mengatakan hingga saat ini pihaknya terus memantau secara berkelanjutan. Pihaknya pun terus berkoordinasi dengan BPBD setempat."Sampai saat ini banjir di Pekanbaru masih bisa ditangani oleh BPBD bersama pemerintah setempat. Karena itu kami belum kirim bantuan baik logistik maupun personil, tapi tetap disiagakan," kata Edy Afrizal.Dilanjutkan Edy, meskipun belum mengirimkan bantuan ke Kota Pekanbaru, namun sebelumnya pihaknya juga susah menstok bantuan di setiap kabupaten/kota. Jika sewaktu-waktu diperlukan, bisa langsung digunakan."Bantuan logistik sudah standby, bisa saja digunakan. Kalau kurang segera lapor dan akan ditambah," ujarnya.Saat ini, lanjut Edy, pihaknya juga sedang melakukan pengadaan untuk logistik bantuan ke kabupaten/kota. Hal tersebut dilakukan karena saat ini stok yang ada mukai menipis."Kami sedang melakukan pengadaan bantuan logistik, jika sudah datang akan langsung didistribusikan ke kabupaten/kota," katanya. (MCR/Rls)
Siak, Petah.id - Warga Kabupaten Siak kembali digegerkan dengan munculnya seekor harimau di wilayah pemukiman perkampungan.Peristiwa mencekam tersebut terjadi di Dusun 2 Kampung Baru, Kampung Tasik Betung, Kecamatan Sungai Mandau, Kabupaten Siak, Riau.Penghulu Kampung Tasik Betung, Chairul Anas (40) menceritakan peristiwa mengerikan berkeliarannya harimau itu sudah kali ke dua menyelimuti warga.Pertamanya, sebut Anas, terjadi pada Ahad dan sempat memangsa seekor anjing. Namun, saat itu hanya segelintir orang saja yang mengetahuinya.Dan untuk ke dua kalinya, kemunculan harimau tersebut terjadi pada hari Selasa (12/04/2022) petang."Kejadian ini sudah dua kali, dua hari yang lalu sempat masuk kampung dan memangsa seekor Anjing. Sementara tadi sekitar menjelang Maghrib masuk lagi dan mengelilingi rumah warga," kata Chairul Anas (40) Penghulu Kampung Tasik Betung.Penampakan harimau itu sempat direkam oleh warga. Dari vidio tersebut, tatapan sinis tampak dari mata harimau yang disambut dengan berhamburannya beberapa ekor ayam yang berada di dekatnya.Tidak hanya sampai disitu, harimau itu mengelilingi sebuah rumah yang ada penghuninya. Terdengar dari video itu, penghuni rumah sangat ketakutan. Anas berharap, instansi terkait bisa cepat tanggap agar tidak ada korban. Atas peristiwa tersebut, kata Anas lebih jauh, warga saat ini sangat ketakutan untuk keluar rumah."Saya atas nama pemerintah kampung sangat berharap agar peristiwa kemunculan Harimau ini ditindaklanjuti BBKSDA Riau. Sebab, suasana mencekam, warga tak berani keluar rumah," jelasnya.Saat ini, tambah Anas, pihaknya juga sudah melaporkan peristiwa tersebut kepada BBKSDA Riau."Masalah ini sudah saya laporkan ke BBKSDA Pekanbaru. Tapi tidak berbentuk surat, hanya lewat WhatsApp," tuturnya.
Siak, Petah.id - Sedikitnya ratusan kendaraan mengantri untuk mendapatkan BBM jenis Solar.Pemandangan tersebut tampak dibeberapa SPBU di Kabupaten Siak, Riau.Rusdi salah seorang supir Colt Diesel mengaku geram dan kesal lantaran sulitnya mendapatkan BBM jenis Solar beberapa pekan terakhir.Disampaikannya, Ia harus rela antri berjam-jam agar kendaraannya bisa mendapatkan minyak."Kalau pun ada minyak Solar tu kami harus mengantri berjam-jam. Kadang apesnya tiba diantrian kita minyaknya habis," kata Rusdi yang sedang mengantri di SPBU Kecamatan Bungaraya, Siak.Padahal, tambah Rusdi, Ia kadang harus berlomba dengan waktu untuk mengantarkan kelapa sawit yang dimuatnya untuk diantarkan ke pabrik."Kami jadi sopir ini untuk menghidupi keluarga di rumah. Kami pun harus kejar waktu untuk mengantar buah sawit ke pabrik. Sudah di SPBU ngantri luar biasa nanti bisa-bisa di pabrik kami juga ngantri. Lelah masyarakat kalau begini," tambah Rusdi.Hal serupa di alami Ujang, yang harus rela antri untuk bisa mendapatkan BBM jenis Solar di SPBU Kota Siak.Dikatakan Ujang, BBM jenis Solar sering terjadi kekosongan di SPBU. Kota Siak."Hampir di semua SPBU yang saya lewati terjadi antrean panjang. Untuk Solar saat ini sudah susah. Kadang kita sudah antre ternyata Solar habis," kata Ujang di Lokasi SPBU Siak.Ujang yang keseharian menjadi supir pengangkut tanah timbun itu mengaku geram atas sulitnya mendapatkan BBM jenis Solar.Setiap hari Ia harus mengejar target agar mendapatkan rezeki lebih dari mengangkut tanah timbun."Kalau kami semakin banyak trip yang dibawa maka akan banyak pula cuan yang didapat. Tapai kalau sudah mengantri berjam-jam begini cemanalah coba," kata Ujang.Sementara itu, salah seorang pengelola SPBU mengatakan, terjadi antrean panjang itu disebut karena bertambahnya jumlah kendaraan."Jumlah kendaraan makin bertambah, mungkin juga di sejumlah SPBU solar sudah habis," kata Helmi.Helmi juga menjelaskan, untuk saat ini pasokan BBM jenis Solar di SPBU Bungaraya tidak sebanyak tahun sebelumnya. Jika tahun lalu mencapai 16 ribu kilo liter, kini hanya tinggal 8 ribu kilo liter perhari."Sekarang di SPBU Bungaraya untuk Solar 8 ribu KL. Kalau sebelumnya, 16 ribu KL perhari," tambahnya.Ia juga tidak bisa memastikan, apakah pasokan Solar bisa bertahan hingga lebaran tahun ini."Kita tidak tahu apakah akan ada penambahan dari Pertamina atau tidak jelang Ramadhan nanti," tuturnya.
Siak, Petah.id - Warga Kecamatan Tualang, Kabupaten Siak, Riau digegerkan dengan peristiwa tewasnya seorang Ibu Rumah Tangga (IRT) inisal N (30) dengan kondisi yang mengenaskan yakni parang yang masih menancap di leher bagian kiri.Diduga pembunuhnya merupakan suaminya sendiri I (35). Belum diketahui motif pembunuhan tersebut secara pasti. Diduga peristiwa sadis itu terjadi karena sang suami terbakar api cemburu, aksi nekat tersebut terjadi pada Jumat (11/3/2022) petang.Terbaru, pelaku yang merupakan suami sendiri ditemukan tewas tergantung di sebuah rumah yang jaraknya sekitar 30 menit dari rumahnya sendiri.Kapolres Siak, AKBP Gunar Rahardiyanto melalui Kasat Reskrim Rahmad Wibowo membenarkan peristiwa tersebut. Disampaikan Rahmad Wibowo, terbaru, pelaku sudah ditemukan dalam kondisi gantung diri disalah satu rumah."Pelaku sudah ditemukan, namun dalam kondisi gantung diri di sebuah rumah yang jaraknya 30 menit dari tempat kejadian perkara," ungkap Kasat Reskrim Siak Rahmad Wibowo, Sabtu (12/3/2022) siang.Sebelum ditemukan gantung diri, I (35) diduga pelaku yang dengan tega membunuh istrinya itu sempat dalam kondisi kejaran aparat kepolisian Polres Siak."Jadi pelaku ini sempat melarikan diri. Kami kepolisian meyakini ia lari belum jauh. Ternyata ditemukan sudah dalam kondisi gantung diri," kata Rahmad Wibowo.Diketahui, I (35) warga Desa Maredan, Kecamatan Tualang, Kabupaten Siak, Riau. Ia merupakan suami dari N (30) yang tewas mengenaskan dengan kondisi parang masih menancap di leher.Sebelumnya diberitakan, Seorang wanita di Desa Maredan, Kecamatan Tualang, Kabupaten Siak, Riau inisial N (30) meregang nyawa dengan kondisi mengenaskan.Ia tewas 1 meter dari rumah orang tuanya dengan kondisi parang yang masih menancap di lehernya. Diduga Ia dibunuh oleh suaminya sendiri."Cekcok dengan suaminya di rumah lalu korban disabet parang dan masih menancap di lehernya," ungkap Kasat Reskrim Polres Siak, Rahmad Wibowo melalui seluler kepada SuaraRiau.id, Sabtu (12/3/2022).Dijelaskan Rahmad Wibowo, mulanya, korban baru saja pulang dari perwiritan dengan membawa bontotan dari perwiratan tersebut."Tentengan itu dibawa kerumah orang tua korban. Orang tua korban sempat menanyakan bontotan itu sudah dikasi ke suami mu," kata Rahmad Wibowo.Setelah itu, lanjut Kasat Reskrim, korban pulang kerumahnya. Tak lama kemudian anak korban teriak-teriak datang kerumah orang tua korban."Tak lama pulang ke rumah, anak korban teriak - teriak minta tolong ke rumah kakeknya sambil bilang mamak sama bapak berkelahi," tambah Kasat Reskrim.
Siak, Petah.id - Seorang wanita di Desa Maredan, Kecamatan Tualang, Kabupaten Siak, Riau inisial N (30) meregang nyawa dengan kondisi mengenaskan.Ia tewas 1 meter dari rumah orang tuanya dengan kondisi parang yang masih menancap di lehernya. Diduga Ia dibunuh oleh suaminya sendiri."Cekcok dengan suaminya di rumah lalu korban disabet parang dan masih menancap di lehernya," ungkap Kasat Reskrim Polres Siak, Rahmad Wibowo melalui seluler, Sabtu (12/3/2022).Dijelaskan Rahmad Wibowo, mulanya, korban baru saja pulang dari perwiritan dengan membawa bontotan dari perwiratan tersebut."Tentengan itu dibawa kerumah orang tua korban. Orang tua korban sempat menanyakan bontotan itu sudah dikasi ke suami mu," kata Rahmad Wibowo.Setelah itu, lanjut Kasat Reskrim, korban pulang kerumahnya. Tak lama kemudian anak korban teriak-teriak datang kerumah orang tua korban."Tak lama pulang ke rumah, anak korban teriak - teriak minta tolong ke rumah kakeknya sambil bilang mamak sama bapak berkelahi," tambah Kasat Reskrim.Mengetahui hal itu, orang tua korban bergegas keluar rumah. Baru saja keluar, kata Kasat Reskrim lebih jauh, Ia melihat anaknya berlari menuju rumahnya dengan posisi parang yang masih menancap di lehernya."Jarak satu meter dari rumah orang tuanya korban sudah tumbang dengan posisi parang yang masih menancap di leher," tutur Rahmad Wibowo.
Siak, Petah.id - Cuaca ekstrem yang terjadi beberapa waktu terakhir di Kota Siak tak membuat PT PLN (Persero) Rayon Siak surut memberikan pelayanan terbaik.Dikatakan Manajer PLN Rayon Siak, Dian Indri sampaikan cuaca sangat berpengaruh terhadap jaringan listrik apalagi ditambah angin yang kencang.Tak jarang, listrik padam dikarenakan hujan deras yang disertai angin kencang. Sebab, cuaca tak menentu itu membuat pohon tumbang yang menimpa jaringan.“Tidak hanya itu saja, petir juga sangat berpengaruh. Makanya ketika hujan disertai petir, kami sejenak memadamkan listrik,” ucap Manajer Dian Indri.Atas situasi itu, dikatakannya dia meminta pelanggan dapat memahami. Sebab jika tetap hidup, tidak menutupkan kemungkinan sambaran petir akan membuat padam lebih lama.Dengan pemadaman sejenak, jaringan akan baik baik saja, dan listrik dapat kembali menyala.Sementara untuk warga dan pemkab sudilah kiranya pohon yang mengenai kabel listrik untuk dicabang.“Tim kami akan turun untuk menyabangnya. Hal yang terpenting bagaimana kami mendapat izin menyabang pohon dari pemiliknya,” ucap Manajer Dian Indri.Sejauh ini, dalam kondisi cuaca apapun, siang, pagi maupun tengah malam, ditambah Manajer Dian Indri, dia dan timnya turun ke lokasi dan menyelesaikan semua kendala. Bahkan kemarin, dikatakan Manajer Dian Indri, ketika pohon tumbang di Komplek Pemakaman Suak Santai, Kampung Dalam Kecamatan Siak, di tengah hujan, dini hari, timnya turun untuk memotong cabang pohon yang mengenai aliran listrik.Meski dini hari, di tengah guyuran hujan, mereka tetap turun, bahkan sampai ke Sri Gemilang, Dayun, Siak, Merempan Hilir.“Kami ingin memastikan jaringan aman dan listrik tetap hidup. Kami berusaha memberikan pelayanan terbaik,” ucap Manajer Dian Indri.
Siak, Petah.id - Tak butuh waktu lama bagi jajaran kepolisian Polres Siak untuk menangkap pelaku pembunuhan seorang remaja inisial VRM (16) yang jasadnya ditemukan dikubur di kebun sawit.Tersangka merupakan bocah di bawah umur berinisial SAS (16) warga Kampung Benteng Hilir, Kecamatan Mempura, Kabupaten Siak.Kapolres Siak AKBP Gunar Rahardiyanto mengatakan SAS (16) ditangkap 12 jam setelah jenazah Vebi ditemukan oleh warga."Jam 01.00 Wib pelaku berhasil kami amankan," kata Kapolres Siak AKBP Gunar Rahardiyanto.Kronologis terjadinya pemerkosaan dan pembunuhan itu bermula dari korban yang berusaha meminjam uang kepada temannya bernama Aman.Rencananya, uang itu akan digunakan VRM untuk membayar hutang dengan temannya yang berada di Pekanbaru."Melalui mesengger, VRM meminjam Rp500.000 kepada Aman, uang itu akan digunakan VRM untuk membayar hutangnya," terang Kapolres.Namun, lanjut Kapolres, handphone milik Aman ternyata tidak berada di tangannya melainkan di tangan pelaku.Mendapati chat tersebut, pelaku membalas pesan dari VRM menggunakan handphone milik Aman. Pelaku juga menjanjikan akan meminjamkan uang Rp500.000 itu."Bermula dari chatting tersebut peristiwa pemerkosaan dan pembunuhan itu terjadi," jelasnya.Korban diajak ke rumah pelaku, di tengah perjalanan tepatnya di kebun sawit milik orang tuanya, pelaku memberhentikan sepeda motor.Pelaku beralasan, uang yang akan dipinjamkan itu milik ibunya yang sedang berada di pondok di kebun sawit."Jadi pelaku beralasan kalau uang Rp500.000 ribu itu dipinjam melalui ibu pelaku. Dan ibu pelaku berada di pondok kebun dan ingin langsung bertemu dengan korban," kata ungkap Kapolres.Termakan bujuk rayu pelaku, korban pun turun dan sepeda motor dan pergi bersama pelaku menuju pondok di kebun sawit milik orang tua korban.Sesampainya di pondok, kata Kapolres lebih jauh, korban langsung dicekik oleh pelaku.Saat sedang lemas akibat dicekik, pelaku sempat menyetubuhi korban sekali. Setelah itu kembali mencekik korban hingga tak bernyawa."Korban dicekik pelaku menggunakan ikat pinggang. Mengetahui korban sudah tak bernyawa, pelaku menyayat tangan korban menggunakan pisau. Dibuat seolah-olah korban bunuh diri," beber Kapolres.Aksi keji tersebut tidak sampai disitu, pelaku menyeret dan membuang tubuh korban ke semak-semak dengan ditutup ranting pohon.Setelah itu, pelaku pergi kerumah Aman dan menginap di rumah temannya itu.Esoknya, Pelaku mengajak adik Aman untuk membawa cangkul. Namun, adik Aman itu tidak mengetahui adanya peristiwa pembunuhan tersebut."Jadi pelaku mengajak adik temennya itu untuk membawa cangkul. Tapi adiknya itu tidak mengetahui adanya peristiwa pembunuhan tersebut. Ia hanya disuruh menjaga sepeda motor saja ditepi jalan," tambah Kapolres.Cangkul yang digunakan pelaku untuk menggali kubur sempat rusak. Bahkan beberapa kali pelaku meminjam cangkul milik warga setempat yang juga tengah berkebun tidak jauh dari lokasi pembunuhan."Jadi karena cangkulnya rusak pelaku beberapa kali meminjam cangkul warga lainnya. Setelah itu menggali lubang sedalam 40 sentimeter untuk mengubur korban," kata Gunar.Sementara itu, SAS (16) pelaku pemerkosaan dan pembunuhan yang menghilangkan nyawa seorang remaja itu mengaku menyesali perbuatannya."Saya menyesal melakukan itu," kata SAS di Mapolres Siak.Ia juga mengaku, ia tega membunuh karena takut ketahuan karena sudah memperkosanya."Takut ketahuan makanya saya bunuh," kata SAS.Diketahui, VRM merupakan mantan kekasih dari SAS. Bulan November 2021 hubungan asmara mereka sudah kandas.
Siak, Petah.id - Warga Kabupaten Siak, Riau dihebohkan dengan ditemukannya Vebi Riskika Mayastani (16) dalam kondisi meninggal dunia.Sempat menghilang selama lima hari, mayat Vebi ditemukan di Kampung Benteng Hilir, Kecamatan Mempura, Kabupaten Siak, Riau dalam kondisi terkubur dan jasadnya ditutup dengan daun kelapa sawit.Kapolres Siak AKBP Gunar Rahardiyanto mengatakan pihaknya sudah berada di lokasi dan melakukan evakuasi. Disampaikannya, saat ini pihaknya terus melakukan pendalaman penyebab kematian siswa SMA kelas II itu."Saat ini masih lidik," kata Kapolres Siak AKBP Gunar Rahardiyanto.Sementara itu, Arif warga yang melihat di lokasi ditemukannya mayat Vebi mengatakan hal itu bermula dari bau busuk."Tadi dari informasi ditemukannya Vebi itu dari aroma bau busuk yang tercium oleh pemilik tanah," kata Arif.Setelah itu, lanjutnya, terlihat sebuah gundukan dan semak-semak seperti baru dibersihkan."Saat didekati terlihat lutut dan tangan dari mayat Vebi dalam kondisi terkubur," terang Arif.Sebelumnya, warga dihebohkan dengan hilangnya Vebi Riskika Mayastani (16) yang duduk di bangku kelas II SMA.Vebi berpamitan ingin membeli paket internet namun tak kunjung pulang. Ibunya bernama Hani Setyanidi Kampung Paluh, Kecamatan Mempura Siak.Diceritakan ibunda Vebi yang duduk di samping rumah dengan mata sembab dan lesu menahan rindu dan penuh kecemasan, putrinya pamit untuk membeli paket internet pada Rabu (2/2/2022) sekitar pukul 17.30 WIB. Dia menggunakan sepeda motor Vario merah.“Saya tunggu sampai malam Vebi tak kunjung pulang. Saya tak bisa tidur. Saya menungguinya di rumah sampai pagi, namun Vebi tak kunjung pulang,” terang ibunda Vebi dengan air mata.Hari ini, Jumat (4/2) merupakan hari ketiga Vebi tak pulang. Menurutnya, dia tidak mempunyai firasat apa apa. Tapi dia benar benar khawatir akan keselamatan Vebi.Vebi tidak bawa uang lebih. Dia hanya bawa uang untuk beli paket. Saat meninggal rumah, Vebi mengenakan sweater hitam, jilbab hitam, celana putih.Ibunda Vebi mengaku sudah tak berselera apa apa, dia inginkan anaknya pulang. Dia berharap siapapun dapat menemukan putrinya.“Kami sudah berusaha mencari ke rumah teman temannya, ke rumah sanak saudara, dan berkoordinasi dengan pihak sekolah, namun belum ada titik terang,” ucap ibunda Vebi dengan suara parau.Tidak hanya berhenti sampai di situ, dikatakan ibunda Vebi, mereka juga sudah melapor kepada pihak kepolisian. Sebab dia yakin, kepolisian akan bergerak cepat dalam menemukan putrinya.