Dinilai Lambat, Keluarga Pasien RSUD Arifin Ahmad Pekanbaru Kecewa dan Mengamuk
Pekanbaru

Dinilai Lambat, Keluarga Pasien RSUD Arifin Ahmad Pekanbaru Kecewa dan Mengamuk

Pekanbaru, Petah.id  - Keluarga salah satu pasien yang berobat di RSUD Arifin Achmad milik Pemprov Riau mengamuk lantaran pelayanan lambat, pada Sabtu (29/10) malam. Kemarahan pasien memuncak setelah petugas rumah sakit berdalih tidak memiliki stok alat untuk pengecekan darah. Bahkan, kaca jendela rumah sakit dipukul keluarga pasien.Salah seorang kerabat pasien bernama Maria menceritakan, bahwa korban membutuhkan darah dikarenakan untuk penyakit kanker. Darah yang dibutuhkan yakni darah trombosit yang harus digunakan dalam 5 hari sebelum kedaluarsa.Maria menyebutkan, awalnya dia mendapat jawaban dari Pihak RSUD Arifin Achmad bahwa untuk stok darah tidak ada. Lalu pihak keluarga pasien diminta mencari donor darah dan didapatlah dari anggota Brimob Polda Riau hingga masyarakat dan beberapa wartawan. Akhirnya darah terkumpul hingga 20 kantong."Setengah jam setelah diminta, kita sebar langsung datang mereka. Semua ramai mau donor darah. Tiba-tiba darahnya dipermainkan sama orang RSUD ini," kata Maria kepada sejumlah wartawan di RSUD Arifin Achmad.Dia melanjutkan, setelah ditanya berulang kali, pihak RSUD Arifin Achmad baru mengaku bahwa stok darah sudah ada. Namun masalahnya alat reagen atau alat pencocokan darah tidak ada, sehingga belum bisa ditransfusi."Kami cek kenapa reagen tidak ada, katanya reagen menipis sejak 2 hari lalu dan habis siang tadi. Baru akan datang Selasa atau Rabu pekan depan, tapi itu juga tidak bisa dipastikan," ucapnya.Mendengar penjelasan petugas yang tidak masuk akal, salah satu keluarga pasien mengamuk dan memukul kaca jendela rumah sakit. Sejumlah satpam langsung datang ke lokasi bank darah.Terkait soal darah yang akan kedaluarsa jika tidak segera digunakan juga tidak dapat dijawab. Justru petugas bingung dan saling lempar tanggungjawab sesama petugas dan penanggungjawab Bank Darah, dokter Lusiana."Sementara darah trombosit atau darah putih itu kata PMI akan kedaluwarsa 5 hari. Jadi tentu keluarga bingung, kalau kedaluwarsa nanti ke mana darah mau dicari lagi. Padahal siangnya sudah ditanya katanya aman dan akan segera diproses," ucapnya."Kita kecewa dengan pelayanan di sini, program pak Gubernur Riau kan jelas. Pelayanan harus maksimal agar orang Riau tidak berobat ke Malaka atau Singapura, kalau begini bagaimana?," katanya kesal.Karena tidak puas dengan jawaban dua petugas bank darah di RSUD Arifin Achmad karena tidak ada kepastian, sehingga terjadi cekcok. Padahal, pasien bernama Hironimus Patut Pahur sedang bertaruh nyawa dengan penyakit kanker nasofaring yang dideritanya."Awalnya petugas bilang tidak ada reagen atau alat transfusi darah. Tiba-tiba setelah ribut baru bilang reagen sudah ada. Padahal katanya Selasa atau Rabu depan baru datang. Ini bukan pertama kali saja, berulang kali sudah keluhan disampaikan sama Dirut sejak awal. Kalau sudah sampai ke Dirut baru semua masalah dikerjakan," kata Maria.Keributan pun sampai ke telinga Gubernur Riau Syamsuar dan memerintahkan Direktur RSUD Arifin Achmad untuk mengecek masalah yang terjadi. Hingga akhirnya, Direktur RSUD Arifin Achmad, Wan Fajriatul Mammunah datang menghampiri kerabat dari pasien dan mendengarkan permasalahan yang terjadi tersebut.Wan Fajriatul yang merupakan anak mantan Gubernur Riau Wan Abu Bakar itu mengakui kesalahan petugas. Dia meminta maaf kepada kerabat pasien. "Kami meminta maaf kepada keluarga pasien, ini memang kesalahan dari petugas kami," kata Fajriatul.

127 Orang Meninggal Pasca Pertandingan Arema FC Melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan
Nasional

127 Orang Meninggal Pasca Pertandingan Arema FC Melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan

Petah.id - Sebuah tragedi terjadi di Stadion Kanjuruhan Kabupaten Malang, Jawa Timur, pasca pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya.Pasalnya, pasca pertandingan tersebut sebanyak 127 orang dilaporkan meninggal.Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta dalam jumpa pers di Kabupaten Malang, Jawa Timur, mengatakan dari 127 orang yang meninggal dunia tersebut, dua anggota Polri."Dalam kejadian itu, telah meninggal 127 orang, dua adalah anggota Polri," kata Nico Afinta.Nico menjelaskan sebanyak 34 orang dilaporkan meninggal dunia di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, sementara sisanya meninggal saat mendapatkan pertolongan di sejumlah rumah sakit setempat.Menurutnya, hingga saat ini terdapat kurang lebih 180 orang yang masih menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit tersebut.Selain korban meninggal dunia, tercatat ada 13 unit kendaraan yang mengalami kerusakan, 10 merupakan kendaraan Polri."Masih ada 180 orang yang masih dalam perawatan. Dari 40 ribu penonton, tidak semua anarkis. Hanya sebagian, sekitar 3.000 penonton turun ke lapangan," tambahnya.Sesungguhnya, lanjutnya, pertandingan di Stadion Kanjuruhan tersebut berjalan dengan lancar.Namun, setelah permainan berakhir, sejumlah pendukung Arema FC merasa kecewa dan beberapa orang turun ke lapangan untuk mencari pemain dan ofisial.Petugas pengamanan kemudian melakukan upaya pencegahan dengan melakukan pengalihan. Agar para suporter tersebut tidak turun ke lapangan dan mengejar pemain. Dalam prosesnya, akhirnya petugas melakukan tembakan gas air mata.Menurutnya, penembakan gas air mata tersebut dilakukan karena para pendukung tim berjuluk Singo Edan yang tidak puas dan turun ke lapangan itu telah melakukan tindakan anarkis dan membahayakan keselamatan para pemain dan ofisial."Karena gas air mata itu, mereka pergi keluar ke satu titik, di pintu keluar. Kemudian terjadi penumpukan dan dalam proses penumpukan itu terjadi sesak nafas, kekurangan oksigen," katanya.Sementara itu, Bupati Malang M. Sanusi menyatakan seluruh biaya pengobatan para suporter yang saat ini menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit akan ditanggung sepenuhnya oleh Pemerintah Kabupaten Malang."Kami mengerahkan seluruh ambulans untuk proses evakuasi dari Stadion Kanjuruhan. Untuk yang sehat dan dirawat, biaya semua yang menanggung Kabupaten Malang," kata Sanusi.Kericuhan terjadi usai pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya dengan skor akhir 3-2 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu malam (1/10). Kekalahan itu merupakan yang pertama bagi Arema FC sejak 23 tahun terakhir.O

Diduga Lakukan KDRT, Rizky Billar Dilaporkan Lesti Kejora ke Polisi
Nasional

Diduga Lakukan KDRT, Rizky Billar Dilaporkan Lesti Kejora ke Polisi

Jakarta, Petah.id - Hubungan pasangan Rizky Billar dan Lesti Kejora bikin geger jagat maya.Pasalnya, Rizky dilaporkan sang istri ke Polres Metro Jakarta Selatan lantaran diduga melakukan Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT)."Iya betul, jadi saudari L datang semalam ke Polres Jakarta Selatan untuk melaporkan perihal kasus KDRT," ujar Humas Polres Metro Jakarta Selatan AKP Nurma Dewi, Kamis (29/9/2022) seperti dikutip dari Suara.com.Atas dugaan KDRT itu, polisi juga meminta keterangan terkait apa yang menimpa Lesti Kejora."Sudah, sudah diperiksa. Kami sudah mintai keterangan soal apa yang dilaporkan," sebut Nurma.Tidak hanya dimintai keterangan, polisi juga melakukan visum terhadap Lesti Kejora untuk menguatkan bukti dugaan KDRT yang dilakukan Rizky Billar."Kami sudah lakukan visum. Itu untuk barang bukti yang dilaporkan," katanyaSayang, polisi belum bisa memberikan penjelasan lebih rinci tentang bentuk KDRT yang diduga dilakukan Rizky Billar terhadap Lesti Kejora."Kami harus ada pendalaman dulu. Kami kumpulkan dulu barang bukti dan saksi, kemudian itu masuk atau tidak dengan unsur yang disangkakan," katanya.Belum ada juga keterangan resmi dari Lesti Kejora maupun Rizky Billar atas laporan polisi terkait dugaan KDRT tersebut.Sebagai informasi, Rizky Billar dan Lesti Kejora menikah pada 19 Agustus 2021. Di mana sebelumnya, kedua pasangan sudah lebih dulu nikah siri pada April 2021.Dari pernikahan tersebut, Rizky Billar dan Lesti Kejora dikaruniai satu anak bernama Muhammad Leslar Al-Fatih Billar.Sumber : Suara. com

Polda Riau Gagalkan Peredaran Sabu 40Kg di Bengkalis
Bengkalis

Polda Riau Gagalkan Peredaran Sabu 40Kg di Bengkalis

Bengkalis, Petah.id  - Tim gabungan dari Direktorat Reserse Narkoba Polda Riau dan Satuan Reserse Narkoba Polres Bengkalis, berhasil menggagalkan peredaran narkotika jenis sabu sebanyak 40 kg.Dalam pengungkapan ini, polisi menangkap 3 orang pria tersangka. Masing-masing mereka berinisial SS alias SU (22), MK alias AM (27), dan RS (41). Ketiganya sama-sama berasal dari Bengkalis.Pengungkapan ini bermula dari informasi yang didapatkan petugas pada Jumat (26/8/2022) lalu, tentang keberadaan sebuah kapal pompong yang di dalamnya tersimpan 2 buah karung putih mencurigakan di perairan Sungai Kembung, di kabupaten berjuluk Negeri Sri Junjungan tersebut.Tim kemudian melakukan penyelidikan atas temuan tersebut, salah satunya dengan melakukan pemeriksaan dan penggeledahan terhadap kapal pompong itu.Petugas ternyata mendapatkan 40 bungkusan hijau dengan tulisan Guan Yin Wang, termasuk menemukan barang bukti lainnya, berupa satu unit handphone merk Nokia yang diketahui milik seseorang berinisial PUR, yang kini masih berstatus masuk Daftar Pencarian Orang (DPO).Dari sana, petugas melakukan pengembangan. Sehingga pada Sabtu (27/8/2022) sekira pukul 18.00 WIB, pelaku berinisial SS alias SU, berhasil diamankan saat berada di Jalan Desa Muntai, Kabupaten Bengkalis."Berdasarkan hasil introgasi, tersangka SS mengaku sebagai orang yang memberikan upah kepada orang berinisial AM dan SUM, yang merupakan pengendali narkoba dari Malaysia. AM dan SUM tinggal di Malaysia dan kini juga masuk daftar DPO," kata Kabid Humas Polda Riau, Kombes Pol Sunarto, saat ekspos kasus didampingi Direktur Reserse Narkoba Polda Riau, Kombes Pol Yos Guntur, di Polsek Mandau, Selasa (6/9/2022).Tak berhenti di situ, petugas terus melakukan penelusuran. Upaya yang dilakukan aparat pun tak sia-sia. Satu lagi tersangka berinisial MK alias AM berhasil ditangkap di Desa Pematang Duku, Kabupaten Bengkalis.Tersangka MK rencananya bertugas menjemput sabu dari pantai mengunakan mobil merk Innova dengan nomor pelat BA 1317 IO. Namun hal itu tak terlaksana, lantaran mobil yang digunakan tersangka terperosok sehingga tak sampai ke lokasi penjemputan.Dalam hal ini, akhirnya terungkap bahwa yang menjadi pengendali utama pengiriman narkoba dalam jumlah besar ini, adalah orang berinisial SUM, yang sekarang juga masih dicari keberadaannya.Dimana SUM, bekerjasama dengan pria berinisial RS. Sabu dijemput dengan speedboat di Malaysia oleh keduanya dan dibawa ke perairan Sungai Kembung, Kabupaten Bengkalis.Berkat kegigihan petugas, akhirnya keberadaan tersangka RS berhasil diketahui. RS bersembunyi di sebuah hotel di Kota Tanjung Balai Karimun, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri)."Tim pun berangkat ke lokasi, dan berhasil menangkap tersangka di kamar hotel di Jalan Teuku Umar, Kabupaten Tanjung Balai Karimun, Provinsi Kepri," tutur Kabid Humas.Tersangka RS dipaparkan Kombes Sunarto, mengaku ketika itu bersama SUM dan sedang berada di atas speedboat, bertemu tersangka PUR yang menggunakan kapal pompong dengan membawa Pekerja Migran Indonesia (PMI) di tengah laut tujuan Malaysia."Kemudian tersangka RS berpindah tempat ke kapal pompong yang dikemudikan PUR, sementara para PMI pindah ke speedboat yang dikemudian tersangka SUM dan berangkat menuju ke Malaysia. Sementara tersangka RS dan PUR dengan pompong, merapat ke pinggir daratan, di perairan sungai Kembung Bengkalis sembari menunggu kurir darat penjemput barang datang," urai Kombes Sunarto.Setelah ditunggu, kurir darat berinisial MK tidak kunjung datang karena mobil yang dikendarainya terjebak di lumpur."Sementara hari sudah mulai pagi dan air laut sudah surut. RS dan PUR pun panik hingga memutuskan melarikan diri meninggalkan kapal pompong beserta bawaannya 2 karung goni putih yang berisi 40 kg narkotika jenis sabu," sebut Kabid Humas.Selain 40 bungkusan sabu seberat 40 kg, dari pengungkapan ini, petugas juga menyita barang bukti berupa 1 unit kapal pompong, 1 unit mobil merk Toyota Raize, 1 unit mobil merk Toyota Innova, dan 6 unit handphone.Atas perbuatannya, para tersangka Pasal 114 ayat (2) jo Pasal 112 ayat (2) jo Pasal 132 ayat (1) UU RI Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika, dengan ancaman hukuman mati, atau seumur hidup, atau kurungan penjara paling singkat 6 tahun.Kombes Sunarto menambahkan, berkat pengungkapan ini, sebanyak 6,5 juta jiwa khususnya generasi muda, berhasil terselamatkan dari bahaya narkoba.

Kakek Pemulung di Sragen Bawak Uang Sekarung untuk Beli Mobil Cash
Nasional

Kakek Pemulung di Sragen Bawak Uang Sekarung untuk Beli Mobil Cash

Jakarta, Petah.id -  Seorang kakek asal Sragen membeli satu unit Mobil Daihatsu Sigra dengan duit sekarung.Diketahui kakek itu bernama Wardji.  Kakek Wardji pun sebenarnya belum bisa menyetir mobil.Tenaga penjualan mobil, Dezy Ais yang membantu kakek Wardji saat membeli mobil menceritakan awalnya dia ingin membeli Xenia, tapi uangnya belum cukup."Awalnya memang Xenia, dia belum tahu tipe mobil yang mana. Tapi intinya dia sesuai tabungan dia, tidak mau yang nambah, atau yang kurang," kata Ais saat seperti dikutip dari detikcom, Jumat (26/8/2022).Setelah diperlihatkan model dan harga mobil, Kakek Wardji memutuskan untuk kembali pulang karena uangnya masih kurang.Ais menceritakan kakek Wardji dua kali mendatangi dealer tersebut. Barulah di hari Sabtu (22/8) dia kembali untuk dengan membawa uang sekarung. Dia membeli mobil Daihatsu All New Sigra dengan banderol Rp 180,4 juta. Hari itu juga mobil tersebut dikirim ke rumah Kakek Wardji yang berada di Desa Bangunsari, Sragen, Jawa Tengah.Fakta lainnya Kakek Wardji belum bisa mengemudikan mobil. Ais menceritakan Kakek Wardji yang berprofesi sebagai pengumpul rongsokan itu akan menyewa sopir. Tapi ada alasan lain kenapa Wardji yang aslinya sederhana itu lebih memilih mobil."Nanti saya buat pulang kampung, nanti kalau ke sana yang anterin siapa? 'nanti saya cari yang anter mbak', tinggal nanti bayar," cerita Ais menirukan Wardji."Dia bilang gini, kadang kalau ingin naik bus nggak ada yang berhenti, makanya dia mikir ke situ. Dia pakaiannya sangat sederhana banget. Kadang sobek-sobek. Kenapa saya mau beli mobil mbak? motivasi saya lagi cegat bus dikira orang gila, pengemis, nggak mau berhenti," sambungnya lagi.Sumber : Detik.com

Bertambah di Satu Kecamatan, PMK di Siak Semakin Menyebar
Peristiwa

Bertambah di Satu Kecamatan, PMK di Siak Semakin Menyebar

Siak, Petah.id  - Kasus penyebaran penyakit mulut  kuku (PMK) di Kabupaten Siak terus meningkat.Terkini, kasus PMK sudah menyebar di delapan kecamatan se Kabupaten Siak. Penambahan tersebut terjadi di Kecamatan Mempura yang sebelumnya hanya tujuh kecamatan.Kepala Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan drh Hj Susilawati mengatakan delapan kecamatan itu terdiri dari Kecamatan Tualang, Kandis, Bungaraya, Koto Gasib, Dayun, Lubuk Dalam, Siak dan terakhir Mempura.Dari delapan Kecamatan itu, ada 16 desa atau kampung yang terinveksi, terdiri dari untuk Kecamatan Tualang, ada Kampung Maredan, Perawang Barat, Tualang. Kecamatan Kandis, ada Kampung Pencing Bekulo, Kelurahan Kandis, Telaga Samsam.Kecamatan Bungaraya, Kampung Jayapura. Kecamatan Koto Gasib, Kampung Keranji Guguh, Sengkemang, Empang Pandan. Kecamatan Dayun, Kampung Sialang Sakti, dan Berumbung Baru. Kecamatan Lubuk Dalam, Kampung Sialang Baru. Kecamatan Siak Kampung Langkai dan Merempan Hulu. Kecamatan Mempura, Kampung Sungai Mempura.“Tidak ada kasus baru, dari 158 total hewan yang terinfeksi. Sebanyak 47 sakit, 106 sembuh, tiga ekor mati dan empat porong paksa. Sementara vaksinasi baru 500 ekor,” jelas Hj Susilawati.Dijelaskan Susi, dalam setiap kampung, jumlah ternak yang terinfeksi berbeda beda jumlahnya.Seperti di Kampung Maredan sebanyak delapan ekor, sembuh delapan. Perawang Barat satu ekor, sembuh satu ekor dan Tualang empat ekor, keempatnya sembuh. Di sini vaksinasi dilakukan terhadap 200 ekor ternak.Kecamatan Kandis, Kampung Pencing Bekulo ada 82 yang terinfeksi, sembuh 80 dan dua ekor mati. Kelurahan Kandis, terinfeksi 10, sakit sembilan, mati satu ekor. Telaga Samsam, terinfeksi sembilan, sakit sembilan. Vaksinasi dilakukan terhadap 300 ekor ternak.Kecamatan Bungaraya, Kampung Jayapura, terinfeksi 17, sakit dua ekor, sembuh 14, dan potong paksa satu ekor.Kecamatan Koto Gasib, Kampung Keranji Guguh lima ekor terinfeksi, lima sakit, Sengkemang satu terinfeksi dan masih sakit, Empang Pandan dua terinfeksi, satu sakit, satu potong paksa.Kecamatan Dayun, Kampung Sialang Sakti, satu ekor terinfeksi dan masih sakit dan Berumbung Baru tujuh ekor terinfeksi dan masih sakit.Kecamatan Lubuk Dalam, Kampung Sialang Baru, satu ekor terinfeksi dan masih sakit. Kecamatan Siak Kampung Langkai dua ekor terinfeksi dan masih sakit, Kampung Merempan Hulu empat ekor terinfeksi dan masih sakit.Terbaru, ada di Kecamatan Mempura, Kampung Sungai Mempura tiga ekor terinfeksi, dan ketiganya masih sakit.“Tentu saja hal ini perlu perhatian semua pihak. Serta bekerja sama dalam menekan laju penularan,” kata Hj Susilawati.Tim penanganan sudah dibentuk dan terus bekerja di lapangan mengkampanyekan penanganan dan pencegahan PMK. Satgas ini melibatkan banyak pihak, pihak dinas sendiri, TNI, Polri bahkan perangkat desa dan warga.Terkait penambahan hewan ternak yang terjangkit PMK, harus dipastikan tidak ada perjalanan ternak. Ternak bisa masuk dan keluar dari Kabupaten  Siak sesuai dengan aturan yang berlaku, ada SKKH adan surat jalan. Jika dari wilayah yang terjangkit, tentu tidak bisa masuk. “Saat ini, kami sedang berjuang agar MPK tidak terus menyebar. Ada enam kecamatan yang belum terjangkit PMK,” jelas Hj Susilawati.Enam kecamatan yang belum ada terjangkit PMK dirinci Hj Susilawati yaitu, Kecamatan Pusako, Sungai Apit, Sabak Auh, Minas dan Kerinci Kanan. Dan jika dilakukan penanganan dan pencegahan secara terpadu, Hj Susilawati yakin, hal ini dapat diatasi dengan sangat baik.

Sakit Hati, Adik Kandung di Rohil Bunuh Kakaknya Hingga Tewas
Hukum

Sakit Hati, Adik Kandung di Rohil Bunuh Kakaknya Hingga Tewas

Rokan Hilir, Petah.id - YSS dan MA terpaksa berurusan dengan aparat kepolisian Resor (Polres) Rokan Hilir Keduanya ditangkap lantaran bersekongkol dalam merencanakan pembunuhan terhadap seorang wanita bernama Uli Susanti pada Jumat (22/7/2022) lalu.Bahkan dalam rencana pasangan kekasih tersebut juga akan menghabisi suami dari Uli Susanti. Namun, Roni suami Uli Susanti masih bisa terselamatkan.Ia mengalami luka serius di bagian kepala akibat sabetan parang. Roni kini masih menjalani perawatan di salah satu rumah sakit di Bagan Batu, Kecamatan Bagan Sinembah, Kabupaten Rohil.Mirisnya, ternyata tersangka YSS dan MA, masih memiliki hubungan kekeluargaan dengan korban Uli. Dimana YSS, merupakan adik ipar dan MA adalah adik kandung korban.Kapolres Rohil AKBP Andrian Pramudianto saat menggelar konferensi pers mengatakan, tersangka YSS bertindak sebagai eksekutor tunggal yang melakukan pembunuhan.Adapun motif pembunuhan ini, yakni dilatarbelakangi oleh sakit hati dan dendam dari tersangka. Pasalnya, pernikahan tersangka YSS dengan adik korban, MA, tak direstui karena beda agama.Berdasarkan pengakuan tersangka YSS, dia sudah merencanakan melakukan pembunuhan sejak Rabu (20/7/2022), atau tepat 2 hari sebelum beraksi.Awalnya, YSS datang ke kontrakan MA di KM 4 Bahtera Makmur, Kecamatan Bagan Sinembah.Ia bermaksud untuk mengajak MA rujuk kembali. Saat itu, MA menyetujui ajakan dari YSS."Mereka bersepakat untuk rujuk, akan tetapi keluarga dari MA tidak menyetujuinya dikarenakan perbedaan agama,” kata Kapolres AKBP Andrian, didampingi Kapolsek Bagan Sinembah Kompol Farris Nursanjaya dan Kanit Reskrim Iptu M Sodikin.Lanjut Kapolres, YSS beranggapan, korban Uli adalah orang yang paling menentang, serta selama ini juga sering mencampuri urusan rumah tangga tersangka."Tersangka YSS ini beranggapan bahwa kondisi (rumah tangganya yang rusak, red) tersebut dikarenakan hasutan dari korban Uli," papar Kapolres.Saat di hari Jumat, yang menjadi hari direncanakannya aksi pembunuhan, YSS mulanya menyuruh MA untuk datang bertamu ke rumah korban di Paket C, Kepenghuluan Pelita.YSS meminta MA untuk memata-matai situasi di dalam rumah.Ketika sepi, MA pun menghubungi YSS lewat handphone untuk segera masuk ke dalam rumah, dan bersembunyi di kamar. MA bahkan juga telah menyiapkan parang untuk digunakan YSS.MA turut menunjukkan posisi kamar lain tempat korban beristirahat.Tak hanya itu, MA membuat teh manis dingin, yang ia campur dengan obat tetes mata. Ia berharap korban akan meminumnya, sehingga lebih mudah untuk melakukan pembunuhan.MA kemudian meminta Roni, suami kakaknya, untuk mengantarkannya pulang ke rumahnya dengan alasan ada tamu yang datang. Tanpa curiga, Roni pun bersedia mengantar MA."Saat itulah tersangka YSS yang sudah siap dengan senjata tajam jenis parang, masuk ke kamar korban untuk menghabisi korban dengan cara menggorok dan menebas leher korban hingga korban meninggal dunia," tutur Kapolres Rohil.Usai menghabisi nyawa Uli, disebutkan AKBP Andrian, YSS ngambil kalung emas dari leher korban.Tersangka YSS kemudian menunggu suami korban, Roni, kembali ke rumah. Ia juga bermaksud hendak menghabisi nyawa suami kakak iparnya tersebut. Tersangka bersiap di sebalik pintu.Singkat cerita, Roni pun pulang. Baru saja Roni melangkahkan kaki masuk ke dalam rumah, tersangka datang dan langsung mengayunkan parang ke arah kepala Roni.Mendapati serangan dari tersangka YSS, Roni pun berteriak minta tolong. Beruntung teriakannya didengar warga sekitar, yang segera melapor ke personel Bhabinkamtibmas Bripka Roby Sugara.Kebetulan personel Bhabinkamtibmas itu juga sedang melakukan kegiatan sambang warga di rumah Datuk Penghulu Pelita, tak jauh dari lokasi.Bripka Roby bersama warga, selanjutnya mendatangi rumah Roni.Saat itulah, terlihat tersangka YSS sedang menyeret Roni ke arah belakang rumah.Tanpa buang waktu, petugas bersama warga mengepung tersangka dan berhasil menangkapnya.Bripka Roby lalu menghubungi Polsek Bagan Sinembah, untuk meminta bantuan mengamankan tersangka.Sementara warga lainnya, bergegas membawa korban Roni ke rumah sakit guna mendapatkan pertolongan medis."Setelah menangkap tersangka YSS, tak lama kemudian petugas juga berhasil menangkap tersangka MA di rumah kontrakannya di wilayah Bahtera Makmur," ujar AKBP Andrian.Kapolres Rohil menambahkan, atas perbuatannya, kedua tersangka diancam pasal 340 KUHP juncto Pasal 338 KUHP juncto Pasal 365 KUHP."Tersangka diduga melakukan pembunuhan berencana. Keduanya diancam hukuman penjara seumur hidup atau hukuman mati," pungkas Kapolres Rohil.

Keluhkan Harga Bahan Pokok Naik, Warga : Harga Cabai Makin Pedas
Peristiwa

Keluhkan Harga Bahan Pokok Naik, Warga : Harga Cabai Makin Pedas

Siak, Petah.id - Warga khususnya kaum emak-emak di Kabupaten Siak keluhkan harga bahan pokok kian melambung tinggi di pasaran.Asih (53) warga Kampung Benteng Hulu, Kecamatan Mempura, Kabupaten Siak, Riau turut mengeluh dengan naiknya sejumlah harga bahan pokok untuk kehidupan sehari-hari.Disampaikan Asih, harga bahan pokok melambung tinggi tidak dibarengi dengan pendapatan. "Semua harga bahan pokok untuk makam sehari-hari tinggi, tapi gaji buruh dan harga jual barang tidak naik-naik," kata Asih di lokasi pasar di Benteng Hulu.Dikatakan Asih, meskipun harga tinggi ia tetap membeli bahan-bahan tersebut dikarenakan memang kebutuhan setiap harinya. Namun, ia mengurangi jumlah barang pembeliannya di pasar."Biasanya beli cabe 3 ons sampai setengah kilo sekarang beli satu ons saja, karena harga cabe merah luar biasa mahal. Sampai mengucap saya," ungkap Asih.Tingginya bahan pokok untuk pemenuhan kehidupan sehari-hari juga dikeluhkan oleh warga lainnya.Jumiati (45) warga Kampung Benteng Hilir, Kecamatan Mempura Kabupaten Siak juga turut mengeluh.Dikatakan Jumi, sapaan akrab ibu dua anak itu, saat dirinya ke pasar dan mendapati harga bahan pokok yang tinggi ia hanya bisa mengucap."Harganya astagfirullahaladzim sekarang ini. Mahal semua," kata Jumi.Dari rumah Jumi  membawa beberapa ratus ribu untuk mendapatkan bahan pokok yang sudah direncanakan dari rumah.Namun, sesampainya di pasar, Jumi pun terpaksa mengurangi jumlah item yang Ia rencanakan untuk beli."Tadinya banyak mau dibeli, karena bawak uang Rp200.000 dari rumah, sampai pasar tak banyak bisa dibeli, karena mahal semua," keluh Jumi.Disampaikan Jumi, untuk harga Cabe merah yang tadinya berkisar Rp55.000/kilogram saat ini sudah mencapai Rp100.000/kilogramnya.Tidak hanya itu, untuk harga bawang merah juga mengalami kenaikan menjadi Rp75.000/kilogram, Timun menjadi Rp15.000/kilogram, Tomat saat ini menjadi Rp12.000/ kilogramnya."Hampir semua bahan di pasar naik tinggi. Ampun kalau seperti ini terus," ucap Jumi.Jumi berharap, pemerintah bisa menstabilkan harga bahan pokok panganan di pasar. Sebab, kenaikan itu setiap hari bisa terjadi."Tolonglah pemerintah untuk cek bahan di lapangan, kenapa bisa naik seperti ini. Kami warga bukan mau minta makan, tapi jalankan saja peran pemerintahnya," pinta dia kepada pemerintah.Hal senada juga dikatakan Sigit salah seorang penjual bahan pokok di pasaran.Disampaikan Sigit, setelah terjadinya kenaikan harga barang yang ia jual, masyarakat mulai mengurangi jumlah pembeliannya di pasar."Biasanya kalau kita stok cabe 5 kilo setiap harinya habis, sekarang 3 kilo aja gak habis," kata Sigit di tempat jualannya.Dijelaskan Sigit, setiap harinya ada saja warga yang membeli bahan jualannya ke warung. Namun, karena harga mahal, biasanya beli setengah kilo sekarang warga membeli hanya satu ons."Biasanya warga beli dalam jumlah besar, sekarang palingan sedikit-sedikit. Bahkan, Ia pun mengurangi jumlah membeli bahan dari tokeh nya," tutur Sigit.

Halaman 1 dari 23