SIAK, Petah.id - Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Jaringan Kota Pusaka Indonesia 2020 dibuka secara resmi oleh Bupati Siak Alfedri yang juga sebagai Koordinator Presidum, Minggu (20/12/20) di Gedung Daerah Sultan Syarif Kasim II, Kecamatan Mempura, Kabupaten Siak. Ditabuhnya kompang oleh Alfedri didampingi Presidum JKPI Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri, Asisten I Sekda Provinsi Riau Jendri Salmon Ginting, Direktur Eksekutif JKPI Asfarinal sebagai Rakernas resmi dibuka. Kegiatan ini diikuti oleh 18 Kabupaten/Kota Anggota JKPI.Sedikitnya ada 3 pertunjukan tari yang tampil di acara nasional tersebut, sebagai tuan rumah, Siak menampilkan tari kreasi persembahan Tasik Seminai mengangkat tema Putri Kaca Mayang, sejarah kerajaan Hindu/Budha yang pernah berjaya di hulu sungai jantan yang kini dikenal Sungai Siak, Koto Gasib.Dalam kisah tarian menceritakan Putri Kaca Mayang yang diculik oleh raja Aceh dan diselamatkan oleh panglima Gimbam atau Raja Kerajaan Gasib.Sementara Palembang mempersembahkan tari yang menceritakan tentang Ratu Sinuhun, seorang ratu yang dikenal sebagai orang yang cerdas, pembuat undang-undang yang diterima dan berlaku di tengah masyarakat. Ratu Sinuhun lahir pada akhir abad 16, anak dari Maulana Afdillah, pangeran manca negara dari kerajan Islam Cirebon, kekuatan pengaruh Ratu Sinuhun menjadi cikal bakal dinasti Cirebon di Palembang. Kecerdasan yang melekat pada sang ratu membuat ia lebih dikenal rakyat dibanding suaminya sang raja di Palembang.Dimoment yang sama Kabupaten Belitung Timur mempersembahkan Tari Sahang, sebuah gerakan yang menceritakan budaya masyarakat memanen sahang atau lada, setelah lada terkumpul banyak, hasil panen pertanian rakyat diekspor.
SIAK, Petah.id - Bupati Siak Alfedri secara resmi buka acara Rakernas JKPI ke VIII yang berlangsung di Gedung Daerah Sultan Syarif Kasim, Tanjung Agung, Kecamatan Mempura, Minggu pagi, (20/12/2020).Bupati Siak Alfedri selaku Presedium Rakernas JKPI ke VIII mengucapkan selamat datang para delegasi peserta Rakernas, serta utusan penampil dalam Festival Kota Pusaka Indonesia."Saya mengucapkan selamat datang para delegasi dari 16 kabupaten atau Kota. Selamat menikmati suasana Kota Siak Sri Indrapura. Semoga suasana kota pusaka berjuluk negeri Istana ini, dapat memberikan kesan tersendiri bagi hadirin dan jemputan sekalian," ujar Alfedri.Dikatakan Alfedri, secara khusus momentum penting Rakernas JKPI ke VIII ini juga memberi arti tersendiri bagi Kabupaten Siak sebagai tuan rumah pelaksana, yaitu sebagai salah satu pijakan langkah dan pemantapan spirit dalam mengusung Kota Pusaka Siak Sri Indrapura."Kita patut bersyukur bahwa hari ini kita di tunjuk sebagai tuan rumah, momentum ini akan sulit terulang lagi karena ada 70 keanggotan JKPI ini se Indonesia yang secara bergiliran ingin menjadi tuan rumah," ungkapnya.Selain itu, kata dia, sebagai saksi bisu kegemilangan sejarah Kesultanan Siak dimasa lalu, menjadi salah satu Kota Warisan Budaya Dunia. Hal tersebut penting, guna mengukuhkan berbagai tinggalan sejarah kota Pusaka Siak Sri Indrapura baik sebagai identitas dan kebanggaan masyarakat, maupun untuk keperluan edukasi bagi generasi berikutnya."Di rapat kerja nasional (Rakernas) JKPI ke VIII kali ini, kita tetap menyampaikan usulan agar kota Siak di tetapkan sebagai kawsan world heritage atau situs warisan dunia," harapnya.Hadir pada acara itu, Walikota Surakarta Tuan F.X. Hadi Rudyatmo, dan Bupati Karangasem Puan I Gusti Ayu Mas Sumatri selaku dewan Presidium JKPI, Direktur Eksekutif JKPI Tuan Asfarinal, para Bupati dan Walikota baik sebagai pengurus maupun anggota JKPI, beserta seluruh delegasi peserta Festival Kota Pusaka Indonesia Tahun 2020 yang datang dari berbagai kabupaten dan kota, dan turut meramaikan helat kegiatan ini.Selain Kepala Daerah dDewan Presidium, kegiatan ini turut dihadiri sejumlah kepala daerah Bupati dan Walikota pengurus dan anggota JKPI, diantaranya tuan dan puan Walikota dan Wakil Walikota Banda Aceh, Walikota Bogor, Walikota Ternate, Wakil Walikota Palembang, Walikota Sawalunto, Walikota Blitar, Bupati Belitung Timur, Bupati Jepara, Wakil Bupati Sambas, dan Wakil Walikota Baubau. Selain itu juga hadir Sekretaris Daerah Kota Ambon, Kepala Dinas Pariwisata Kebudayaan Kepemudaan dan Olahraga Kota Pekalongan, Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Buton Selatan, Kepala Dinas Kebudayaan Kota Langsa, dan Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Buton
SIAK, Petah.id - Pembukaan acara Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI) yang dihadiri 17 kabupaten/kota se Indonesia menjadi cerita tersendiri bagi Dekranasda Kabupaten Siak.Dalam acara tersebut, Dekranasda Siak menjadi pusat perhatian bagi para pengunjung yang hadir di Gedung Daerah Sultan Syarif Kasim II, Kecamatan Mempura, Kabupaten Siak.Seperti dikatakan Ketua Dekranasda Siak, Rasidah ucapkan rasa syukur karena stand yang dibuka dibanjiri peserta yang hadir pada acara JKPI."Alhamdulilah, stand kita ramai didatangi pengunjung, dan rata-rata mereka membeli produk-produk yang di pajang" kata Rasidah usai acara pembukaan Rakernas JKPI, Minggu (20/12/2020).Rasidah menuturkan apa saja produk-produk yang dipamerkan. Mulai dari tanjak, kain tenun, tutup gelas, selendang, kain batik Siak, produk makanya ringan, dan lain-lain. Dikesempatan itu, masing-masing kepala daerah diajak meninjau stan pameran Dekranasda dari Banda Aceh, stand kopi Aceh dan stan Dekranasda Kabupaten Siak. Karena masa pandemi, tidak banyak yang membuat stan pameran kerajinan, dari daerah masing-masing karena masalah anggaran. Salah seorang pengunjung, Zanariah Kepala Dinas Kebudayaan Kota Palembang memborong souvenir berupa tutup gelas. Dirinya datang ke Siak mewakili Walikota yang berhalangan hadir. Sementara Ketua Dekranasda Banda Aceh Hj. Nurmiati AR dan Wakilnya Hj. Fauzi ah serta Ketua Dekranasda Kota Bau Bau, Wa Ode Nursanti Monianse, penasaran ingin melihat langsung proses pembuatan kain tenun dan batik Siak. Setiba dilokasi Ketua Dekranasda Kab Siak Rasidah Alfedri menjelaskan, bahwa pihaknya melakukan kegiatan seperti, pelatihan membatik, pelatihan menenun, lomba desain motif batik Siak, festival batik Siak, Jumat berbagi dan lain-lain. "Sejauh ini untuk pemasaran kain tenun dan batik Siak, tidak ada masalah" ucap Rasidah. Istri Walikota Aceh saat melihat perajin tenun mengatakan, cara membuat kain tenun Siak ini hampir sama dengan daerahnya, bahkan nama motif kain tenunnya pun sama, yaitu 'Pucuk Rebung'.
SIAK, Petah.id - Upaya tetap bertahan dan meningkatkan ekonomi di tengah pandemi covid-19, kelompok tani Rantau Serumpun akan tanam semangka dan pepaya madu.Dengan luasan lahan 1,5 hektar milik pemerintah daerah, kelompok tani Rantau Serumpun berupaya bisa meningkatkan ekonomi.Seperti dikatakan PPL Yen Rizal, hal itu berawal dari wacana dari masyarakat untuk mengaktifkan lahan tidur menjadi lahan produktif." Melihat potensi keuntungan yang bisa didapat kalau harga diatas Rp2.000/kilo, sehingga masyarakat bisa memperoleh keuntungan dan meningkatkan ekonomi di tengah pandemi," kata Yen Rizal, Jumat (18/12/2020).Diceritakannya, upaya dalam mendapatkan lahan tersebut hingga bantuan untuk membersihkan lahan yang notabenenya semak belukar." Awalnya kami mengajukan proposal ke pihak PT Kimia Tirta Utama (KTU) untuk membantu membuka lahan tanah pemerintah,alhamdulillah responnya bagus," kata Yen yang juga PPL di Kampung Pangkalan Pisang.Untuk lahan seluas 1,5 hektar, kata Yen bisa hasilkan 25 ton dalam sekali panen dan selama 55 hari sudah bisa dipanen." Kalau harganya Rp2.000 saja sudah bisa menghasilkan 110 juta selama 55 hari," jelasnya.Sementara itu, Kepala Administratur PT KTU Achmad Zulkarnain menyebutkan pihaknya terus berusaha membantu dan mensupport program jaga kampung dgn membuka lahan tidur menjadi lahan yang produktif dan bermanfaat bagi masyarakat khususnya masyarakat." Program ini sangat membantu masyarakat dalam pemberdayaan ekonominya apalagi dalam kondisi pandemi Covid 19 ini. Hal ini juga selaras dgn program kami yaitu Astra Kreatif yang mana program ini menitikberatkan untuk mendorong dan membantu dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat," Kata Zulkarnain.Ditambahkannya, dengan begitu masyarakat akan lebih produktif dan lebih sejahtera tentunya sehingga ketahanan pangan di masyarakat meningkat." Semoga terus bisa bermanfaat bagi masyarakat khususnya di kampung-kampung yangbberada di zona PT KTU," kata Zul.Hal senada juga dikatakan Sekretaris Camat Koto Gasib, Muharam mengapresasi apa yang dilakukan oleh PT KTU untuk masyarakat di wilayah ring perusahaan." Semoga hal ini terus terjaga antara masyarakat dengan perusahaan," kata Muharam.Ia juga menyebutkan, dari banyaknya perusahaan di Kecamatan Koto Gasib, PT KTU menjadi perusahaan paling aktif dalam membantu program-program kemasyarakatan." Ya PT KTU paling aktif membantu masyarakat dari berbagai hal," katanya.
SIAK, Petah.id - Di Kampung Adat Asli Anak Rawa Penyengat hukum adat menjadi acuan paling penting dalam menata kehidupan bersosial di tengah-tengah keanekaragaman masyarakatnya.Terletak di Provinsi Riau, Kabupaten Siak, Kamoung Adat itu meninggikan hukum adat di atas segalanya dibanding persoalan agama persoalan agama.Ketua Kerapatan Adat, Alid (34), mengatakan hal itu merupakan warisan dari leluhurnya.Ia bersama kepala suku lainnya merawat dan menjaga adat dan istiadat di kampung itu sedemikian rupa."Di Kampung Adat kami ini hukum adat itu tertulis dan sifatnya bukan imbauan tali tegas terhadap siapapun yang melanggar," kata Alid.Misalnya, kata Alid, untuk persoalan kasus pemerkosaan, perselingkuhan, pelanggar akan diusir dari kampung." Dan ada denda adat 1 kesalahan akan dijatuhi 2 hektare tanah dan uang senilai Rp10 juta," tegas Alid.Ditambahkannya, untuk kasus pencurian akan dihukum mencuci parit yang ada di Kampung Adat Asli Anak Rawa Penyengat." Setiap tanggal 1 kami rutin melaksanakan gotong royong membersihkan parit, tapi jika di luar tanggal 1 ada yang mencuci parit maka itu yang sedang berkasus," tambahnya dengan senyum.Sementara itu, untuk kasus mempermalukan orang depan umum lanjut Alid, itu tidak boleh sembarangan. Kesalahan itu akan mendapat hukuman membeli baju dan dipasangkan di depan para pemangku adat."Bisa juga dengan kain potong/kain bahan dibungkus kain kuning," katanya."Saya saja mau meludah lihat-lihat orang dulu baru pelan-pelan meludah kebawah," tambahnya.Sejujurnya, jelas Alid, terkadang perasaan manusiawinya hadir di tengah-tengah penerapan hukum adat yang diterapkan."Semuanya soal hukum adat ke saya, jadi terkadang sedih jika harus mengusir. Kemarin yang diusir datang ke rumah menangis dan mohon maaf, tapi namanya hukum adat harus kita tegakkan," kata Alid.Tidak ada perbedaan dalam penerapan hukum adat di kampung itu. Semua diperlakukan sama di mata adat. "Tanpa terkecuali, kita terapkan sama," tegasnya.Sebagai suku tertua, kata Alid, Suku Anak Rawa punya sembilan batin. Batin itu sendiri memiliki arti pada masa dahulunya adalah Kepala Kampung Adat."Ada sembilan batin dahulunya di Suku Anak Rawa ini, semua makamnya ada, sehingga bisa merunutkan sejarahnya," jelas Alid.Alid bercita-cita Ia bisa mewujudkan kampung adat ini menjadi kampung adat percontohan." Selain itu saya juga berharap hutan adat itu bisa terwujud agar dapat mensejahterakan masyarakat adat," pintanya." Baru saya bisa tenang menutup mata selamanya jika dua ini bisa terwujud semua," jelasnya.Di Kampung itu, Alid merupakan sarjana pertama yang ada. Tekadnya untuk kembali kekampung kelahiranya tak lain untuk merawat dan mejaga adat yang sudah ada sejak leluhurnya." Setidaknya saya bisa menjadi inspirasi untuk yabg dibawah saya bahwa pendidikan bisa memajukan kampungnya," kata Alid.Selain menjaga dan merawat adat istiadat, Alid juga mengajar bagi anak-anak serta orang tua yang masih buta huruf." Ada yang sudah berumur 70 tahun masih belajar membaca dan mengenal huruf," jelasnya.
SIAK, Petah.id - Gubernur Riau H Syamsuar mengaku tetap komitmen memperhatikan pembangunan di Siak, dibuktikan pada tahun 2019 perbaikan jalan Provinsi yang ada di Siak sudah mulai dilakukan, sayang tahun ini rencana pembangunan tidak bisa terealisasi, namun ia berjanji tahun 2021 jalan dan Pembangunan Puskesmas yang mangkrak akan dirampungkan."Perbaikan jalan Provinsi yang ada di Siak tahun lalu sudah dilakukan, tahun ini memang ada kendala di lapangan, tahun depan kita selesaikan," kata Ketua DPD I Golkar Riau, Drs H Syamsuar Msi, Senin (23/11/2020) pagi.Seperti ruas jalan dari simpang Km 11 Buatan Kecamatan Gasib ke arah Perawang, kondisi jalan yang dulunya rusak parah kini sudah diperbaiki."Banyak ruas jalan Provinsi yang ada di Siak, dari teluk Masjid ke arah Sungai Pakning, simpang Pusako ke arah Teluk Masjid, Pusako ke KM 11 Buatan. Dari simpang Km 11 Buatan ke arah Sipang Gondrong Perawang," ujar Syamsuar.Tidak hanya bicara pembangunan jalan, Syamsuar juga menyebutkan beberapa pembangunan Gedung Puskesmas yang mangkrak, ia berjanji tahun 2021 gedung yang telah menelan banyak anggaran itu akan dirampungkan."Seperti puskesmas pembangunan Sabak Auh yang mangkrak, sebelum dimulai akan diaudit dahulu. Pertama untuk memastikan apakah bangunan itu masih kokoh, layak diselesaikan. Kedua, untuk memastikan berapa persentase pekerjaan yang sudah dilakukan. Tahun depan kita selesaikan," janji Syamsuar.Meski tahun ini bantuan fisik dari Pemerintah Provinsi tidak bisa terealisasi di Siak, namun Syamsuar menegaskan bahwa bantuan keuangan dari Pemerintah Provinsi Riau ke Siak tetap terealisasi. "Tahun ini bantuan keuangan tetap jalan, untuk bantuan keuangan realisasi kegiatannya tentu dilakukan pemerintah Kabupaten," tegas Syamsuar.Syamsuar menjelaskan bantuan yang mungkin tidak terlihat kasat mata, seperti honorer guru bantu."Seperti SD dan SMP yang merupakan kewenangan Pemerintah Kabupaten, perlu diketahui ada honor guru bantu dari Provinsi," ujar Syamsuar.
SIAK, Petah.id -Jam terbang yang tinggi, membuat Sanggar Tasek Seminai Siak ini menerima tantangan untuk jadi penampil di peringatan Hari Pahlawan Provinsi Riau di Taman Budaya Pekanbaru.Membawakan tari kontemporer“Lengah” dalam gelaran di Taman Budaya pada Selasa (10/11) malam, memukau para penonton.Koreografer tarian ini menurut Ketua Sanggar Andrio Saputra yang akrab disapa Doyok, Saputri dan komposer Nurhadi Bayu.Diceritakan Andrio, sesuai nama tariannya yaitu Lengah, merupakan suatu sifat yang akan merugikan manusia dengan pribadinya, dan manusia dengan manusia lainnya.“Waktu terbuang, kerja menumpuk, berantakan, dan terbengkalai,” sebutnya.“Orang yang menghargai waktu dan orang yang bekerja adalah orang yang tidak akan pernah merugi,” tambahnya.Sesuai dengan tema pagelaran ini, Perangi Perangai Cuai. Decak kagum penonton atas tampilan para penari terdiri dari lima penari, Novelia Saputri, Mabruriati, Sahira Larashati, Usi Juwita.“Kami sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung penampilan kami. Termasuk Pjs Bupati Siak Indra Agus Lukman,” sebut Andrio.Ditanya kenapa mereka pantas berada di sana, menurut Andrio,pada awalnya Sanggar Tasek Seminai ini didirikan oleh almarhum abang kami Tarmizi Amd. Dia dulu bekerja sebagai ASN di Dinas Pariwisata Kabupaten Siak. "Karena kecintaan dan keinginannya menjadikan Siak sebagai salah satu pusat budaya Melayu, dia bersama kawan-kawan para penggiat seni Siak, berinisiatif membangun Sanggar Tasek Seminai ini agar bisa menjadi tempat para anak muda berkreativitas dan berkesenian pastinya,” sebut Andrio.Tidak mudah untuk terus membuat sanggar ini tetap aktif, banyak tantangan yang dilalui agar tetap bisa berproses dan menampilkn pertunjukan seni yg terbaik. salah satunya regenerasi, karena saat ini anggota penari masih dalam usia sekolah. Jadi jika nanti mereka sudah melanjutkan pendidikan ke bangku kuliah. Harus mengajarkan lagi anggota-anggota baru yang siap untuk berkompetisi di iven seni tari dan musik ditambah lagi dengan iven dan kompetisi yang tidak berkesinambungan. Karena dengan adanya iven dan kompetisi tersebut secara tidak langsung dapat memacu semangat untuk menampilkan hasil yang terbaik. "Tidak adanya tempat latihan, pembaruan kostum tari. Juga menjadi tantangan utama kami. Akan tetapi dengan semangat berkesenian dan tekad kami dari awal mendirikan sanggar ini, kami akan terus berusaha dan mencari solusi di setiap rintangan dan masalah yang datang,” jelasnya.Selain itu, dukungan dari pemerintah juga sangat diharapkan dalam memajukan kesenian Melayu, khususnya untuk selalu aktif melestarikan budaya dan memajukan pariwisata Siak.Ditanya tentang hal ini, Pjs Bupati Siak Indra Agus Lukman mendukung penuh kreativitas anak muda. Terlebih hal itu membawa nama seni dan marwah Melayu Siak.“Semoga mereka selalu sukses sebagai penampil. Dan menjadi kebanggaan masyarakat Siak,” ungkapnya
SIAK, Petah.id - Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya, namun disayangkan, di Kabupaten Siak, Provinsi Riau makam para pejuang dan pahlawan tampak jauh dari perhatian pemerintah daerah.Di Makam Koto Tinggi terdapat pusara para raja, keluarga raja bahkan prajurit yang dahulunya memperjuangkan Kerajaan Siak bahkan Republik Indonesia. Dilihat dari dekat plafon pada Makam Koto Tinggi tersebut sudah tampak rusak parah, beberapa bagian bolong-bolong. Hal itu seharusnya menjadi perhatian khusus Pemda Siak.Keprihatinan dirasakan Ketua Lembaga Adat Melayu (LAM) Kabupaten Siak Wan Said. Dijelaskannya, dari 2019 atau 2 tahun terakhir, makam para pejuang dan raja di Kabupaten Siak tidak diperhatikan pemerintah daerah."Prihatin saya melihat makam dan situs sejarah di Kabupaten Siak ini luput dari perhatian pemerintah daerah," terang Ketua LAM Siak Wan Said saat dikonfirmasi Petah.id, Selasa (10/11/2020) malam.Ditanyakan lebih jauh terkait upaya LAM Kabupaten Siak dalam mengajak pemerintah daerah untuk serius menangani dan mengelola situs sejarah, Wan Said mengaku berbagai upaya sudah ditempuh, mulai dari menyurati hingga meminta secara langsung, namun belum mendapat respon khusus."Tentang Makam Tengku Buang Asmara, saya yang memfasilitasi untuk alat-alat kebersihan. Dinas Pariwisata selalu sebut tidak ada dana," tambahnya.Seharusnya, kata Wan Said, peninggalan bersejarah seperti itu harus mendapat perhatian khusus, apalagi Kabupaten Siak fokus terhadap persoalan wisata sejarah."Ayo bersama kita jaga dan rawat situs sejarah, dan pemerintah daerah untuk serius menangani soal sejarah di Siak," harapnya.
SIAK, Petah.id - Konsorsium 27 lembaga, bergabung dalam Sedagho Siak bersama Penabulu mengajak tiga paslon Bupati dan Wakil Bupati Siak menandatangani piagam komitmen.Paslon yang pertama berkenan dan sengaja meluangkan waktu di tengah padatnya jadwal kampanye adalah paslon nomor urut 3 yaitu Said Arif Fadilah dan Sujarwo.Arif dan Sujarwo merespon dengan baik apa yang menjadi keinginan Sedagho Siak yang berisi 27 lembaga, 10 lembaga di antaranya dari Jakarta. Sedagho Siak dan Penabulu punya komitmen bersama masalah lingkungan hidup. Penandatanganan dilakukan di kediaman Said Arif Fadilah Jalan Sutomo Siak pada Senin (2/11) petang.Penandatanganan piagam dihadiri Taufik dari Fitra Riau, Tedy Boy dari Yayasan Sart, Susanto Kurniawan dari Dinamisator Sedagho, Tomy dari Perkumpulan Teras Riau, Roby dari Winrof, Said Eka dari Sends, Setyo dari Penabulu, Besta dari Yayasan Elang, Bastari dari Sends dan Dede dari Penabulu.“Kami yang bertanda tangan di bawah ini, atas nama calon kepala daerah Kabupaten Siak tahun 2021 - 2024, akan memperjuangkan kepentingan masyarakat dalam hal kebijakan lingkungan dan kebencanaan serta reformasi birokrasi. Kami mendukung upaya perbaikan dan pencegahan kerusakan lingkungan dan peningkatan ketahanan bencana di Kabupaten Siak dengan berkomitmen untuk:Lingkungan dan Kebencanaan,1. Menjadikan Kebijakan Peraturan Bupati Siak Nomor 22 Tahun 2018 tentang Siak.Kabupaten Hijau Menjadi Peraturan Daerah (Perda),2. Melaksanakan kebijakan Siak Hijau dan mengintegrasikan ke dalam Rencana Pembangunan Jangan Menengah Daerah (RPJMD) periode 2021-2024.3. Melaksanakan Kebijakan pencegahan dan penanggulangan karhutla dengan perlindungan gambut secara baik.4. Memfasilitasi Perhutanan Sosial (PS) dan TORA serta mengalokasikan kebijakan anggaran.5. Memastikan program dan regulasi pemerintah untuk menjalankan pemetaan tapal batas desa yang partisipatif.Reformasi dan Birokrasi1. Menerapkan sistem pelayanan publik yang mudah, cepat, terbuka, dan partisipatif.2. Membangun sistem antikorupsi dengan menerbitkan kebijakan strategi pencegahan korupsi dalam penyelenggaraan pemerintah daerah.3. Membangun dan mengimplementasikan platform kolaborasi bersama masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan dan monitoring pembangunan daerah.Arif dan Sujarwo memastikan 100 hari pertama pemerintahan mereka akan melaksanakan piagam komitmen tersebut.“Bantu kami untuk merealisasikan semua ini. Karena kita adalah bagian dari Siak. Kita ingin yang terbaik untuk Siak, terutama masalah lingkungan hidup,“ ungkap Arif.Sementara Sujarwo yang mengaku rindu kicauan burung karena setiap perusahaan perkebunan wajib memiliki kawasan hijau untuk kehidupan habitat hewan yang ada di sekitar perkebunan. Dan saat ini sulit menemukan hal itu, mengajak Sedagho Siak dan Penabulu untuk terus bersama menjaga Siak terutama lingkungannya. “Kita memang harus terus berdampingan dan saling mengingatkan dan menguatkan sehingga apa yang menjadi tujuan kita, dapat terealisasi secepatnya,“ ucapnya.Juru bicara kegiatan tidak menyerahkan dua piagamkomitmen yang ditandatangani kepada Arif dan Sujarwo. Menurutnya, piagam akan diserahkan ketika keduanya terpilih sebagai Bupati dan WakilBupati Siak.
SIAK, Petah.id - Batik jadi salah satu warisan budaya Indonesia yang telah diakui UNESCO. Upaya melestarikannya pun terus dilakukan dengan cara memperingati Hari Batik Nasional setiap 2 Oktober.Pembatik muda pun bermunculan, salah satunya di Kabupaten Siak. Lelaki itu, sepintas penampilannya tak jauh berbeda dengan lelaki seusianya. Gayanya terlihat biasa saja dengan rambut ikal dan pangkasnya yang rapih.Namun siapa mengira, di balik gayanya yang biasa, pemuda Kelurahan Kampung Dalam, Kecamatan Siak, Kabupaten Siak itu, memiliki pemikiran dan melakukan sesuatu yang tak biasa.Diawali dari senang melukis dan membuat sablon, ayah tiga anak bernama Deni Apriadi mengekspresikan bakat dan keterampilannya.Di usia yang ke-33 tahun, lelaki yang memiliki jiwa seni itu, melestarikan budaya Siak dan mengenalkannya melalui desain batik yang bermotif sejarah Siak.Malay HeartBeart" Kita juga harus mempertahankan budaya Siak dan mengkampanyekannya ke dunia luar bahwa identitas Siak itu ada," jelas Deni Apriyadi yang memulai mendesain batik sejak 2 tahun lalu.Setiap motif batik yang Deni buat ada maknanya, dengan mengangkat tentang sejarah Siak. Misalnya pada desain batik Naga Bertangkup, menurut Deni, itu merepresentasikan sebagai simbol Kerajaan Siak. Gambar Naga Bertangkup itu selalu dikelilingi 4 keris yang melambangkan dahukunya di Kerajaan Siak ada datuk 4 suku, kadang di motif ada 12 titik yang juga melambangkan Kerajaan Siak memiliki 12 sultan."Satu desain batik bisa dikembangkan menjadi 50-60 motif jika dibuatkan ke baju," kata Deni.Malay Tribe ArtAyah 3 orang anak itu juga menceritakan, untuk motif batik yang sudah memiliki beberapa desain contohnya desain Naga Bertangkup, Muhammad Bertangkup, desain Frame Jendela Istana Siak yang dia dekoratifkan, dan ada juga desain Bunga Tenun."Sekarang saya juga mendesain motif Zapin. Semoga ini segera diluncurkan," katanya dengan senyum." Dalam satu bulan saya bisa menghasilkan 18-20 motif dalam satu desain baju batik," jelas Deni singkat.Menggunakan alat seadanya dalam mendesain batik Siak, membuat Deni tidak ingin menyerah dengan kondisi, ada atau tidak ada order dia terus mendesain. Baginya saat ini apapun yang ada itu yang ia berdayakan dulu. Ia berprinsip jika terus menunggu maka tak akan menghasilkan karya."Semoga produk ini semakin besar dan diminati pasar dan bisa diterima di tengah masyarakat Riau, secara khusus dan luar daerah secara umum," harapnya.Diakui Deni, persoalan pemasaran masih menjadi kendala utama. Namun, ia tetap bersyukur sebab desain batik buatannya sudah terjual keluar kota seperti dari Kota Dumai dan Pekanbaru."Tapi sementara waktu ini memang masih pembeli lokal di Siak yang mendominasi," kata Deni.Batik ZapinDemi memikirkan mematenkan motif batiknya. Saatnya dia mengakukan ke Hak Kekayaan Intelektual (Haki).Deni juga berharap agar pelaku UMKM seperti dirinya dapat penanganan serius oleh pemerintah. Apalagi di masa pandemi seperti ini.Untuk batik Siak dijelaskan Deni, belum memiliki stok. Dia hanya bisa buat saat sudah ada yang order duluan. Biaya produksi yang besar menjadi kendala Deni jika harus stok barang.