SIAK, Petah.id – Di tengah sulitnya ekonomi dampak dari covid – 19 yang melanda di seluruh dunia tak terkecuali di Kabupaten Siak, tindakan terpuji dan patut dicontoh datang dari klub motor Siak Max Owners. Citra anak motor yang selalu cap ugal-ugalan dibantah dengan tindakan berbagi santunan kepada anak_anak di Panti Asuhan Assidiqiyah di Kampung Dalam, Kecamatan Siak dari klub motor besutan Didik pada Kamis (22/10/2020). Dikatakan penasehat klub motor Siak Max Owners M Yasir, pihaknya berbagi santunan itu merupakan bentuk dari kepedulian terhadap sesama ditambah lagi di tengah kondisi pandemi covid-19 saat ini. “Mudah-mudahan bantuan ini bisa sedikit meringankan beban adik-adik kita yang berada di Panti Asuhan tersebut dan silahturahmi ini menjadikan kami semua untuk tidak lupa bersyukur,” ungkap M Yasir, Rabu (28/10/2020). Ditambahkannya bantuan tersebut berupa uang tunai yang berjumlah Rp1.500.000 dan dibagikan untuk 30 orang anak yang ada di Panti Asuhan tersebut. “ satu orang anak dibantu Rp50.000 dan total anaknya sebanyak 30 orang,” tambahnya dengan senyum. Acara tersebut diakhiri dengan makan siang bersama dengan pengurus panti asuhan Assidiqiyah dan anak-anak yang ada di panti asuhan tersebut. Turut hadir dalam acara tersebut Ketua Umum Siak Max Owners Didik, Penasehat M Yasir dan anggota klub motor Siak Max Owners.
SIAK, Petah.id - Ketahanan pangan di masa pandemi Covid-19 menjadi salah satu kerja nyata yang dilakukan Polsek Koto Gasib.Jika sebelumnya pihaknya membagikan itik petelur bersama Polres Siak dan kini telah membuahkan hasil. Selanjutnya bekerja sama dengan warga dan sejumlah kelompok tani bercocok tanam holtikultura.“Kami menanam pepaya jenis California yang cepat masa panennya dan hasilnya maksimal. Tidak hanya itu, perawatannya pun tidak rumit,” ungkap Kapolsek Koto Gasib Ipda Suryawan.Bibit pepaya itu berasal dari PT Kimia Tirta Utama yang telah lebih dulu membudidayakannya dan telah menikmati hasilnya.Secara simbolis Kapolsek Suryawan bersama Penghulu Pangkalan Pisang Budiyanto menanam pepaya california di lahan Poktan Subur Jaya.“Kami ingin masyarakat dan kelompok tani juga membudidayakan pepaya California, sebab saat ini memiliki nilai jual yang cukup bagus,” jelasnya.Dikatakan Suryawan, bercocok tanam salah satu upaya membangkitkan ekonomi masyarakat untuk bertahan di tengah pandemi Covid-19 seperti ini.Dengan masyarakat memiliki ekonomi yang baik, ketahanan pangan diharapkan akan tercapai.Kapolsek Suryawan juga mengimbau kepada masyarakat untuk tetap mematuhi protokol kesehatan. Tetap menjaga jarak, rajin mencuci tangan dan mengenakan masker setiap keluar rumah.
SIAK, Petah.id - BPCB Sumbar meyakini atas temuan dua Makam kuno dan sebuah gundukan yang diduga dulunya merupakan Benteng Pertahanan dan tempat penyimpanan alat perlengkapan perang pada masa itu, di Kampung Koto Ringin, Kecamatan Mempura, Kabupaten Siak, Riau terdapat sebuah kerajaan nesar pada masa dulu.Digambarkan Emi Rosman bagian Pengamanan, Penyelamatan dan Zonasi (P2Z) BPCB Sumbar, diduga dulunya di Koto Ringin ini berdiri sebuah kerajaan besar, dengan bukti-bukti peninggalan yang ditemukan sekitar makam kuno."Kalau digali dan diteliti lebih dalam, mungkin ini dulunya ada peradaban besar. Makanya kami sekarang masih kumpulkan data-data terkait penemuan ini. Temuan ini kami laporkan ke Balai Arkeolog (Balar) di Sumatera Utara," ungkapnya, Kamis (06/02/2020).Benteng itu ditemukan sekitar 200 meter jaraknya dari makam kuno yang ditemukan sebelumnya. Menurutnya, tinggi benteng itu dulunya sekitar 10 Meter dan dekat tepian sungai jantan Siak."Kehidupan kerajaan dulu memang kediamannya sekitar sungai, termasuk benteng ini. Bestion itu bisa jadi untuk mengintai peredaran kapal-kapal masuk di wilayah kerajaan," jelasnya.Selain menemukan dua makam kuno yang diduga salah satu makam bangsawan serta memiliki nilai sejarah, BPCB juga melihat sebuah gundukan yang disinyalir merupakan benteng pertahanan dan tempat penyimpanan alat perlengkapan perang dulunya di Kampung Koto Ringin, Kecamatan Mempura, Kabupaten Siak, Riau."Benteng berbentuk persegi dengan panjang 130 Meter, setiap sudut pagar benteng seperti ada Bestion sepanjang 5 Meter, Bestion itu seperti benteng yang menjorok keluar, biasanya untuk regu pengintai dari kerajaan," jelas Emi.Selain batu nisan makam kuno dan benteng, ditemukan juga sebelumnya pecahan-pecahan mangkok yang bergambar naga di duga berasal dari pengrajin China.
SIAK, Petah.id - Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) turun langsung kelokasi temuan dua makam kuno yang diduga salah satu makam seorang bangsawan bersejarah pada masa itu, di Kampung Koto Ringin, Kecamatan Mempura, Kabupaten Siak, Riau.Tim dari BPCB turun kelokasi temuan tersebut bersama youtuber Siak (Kelana Channel) yang memviralkan jagat maya beberapa waktu lalu dan Kasi Kebudayaan dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Siak"Dilihat dari bentuknya, nisan ini modelnya 'Gada' bergaya nisan Aceh, tipe K. Kita cocokkan dengan data yang ada di BPCB kami," terang Emi Rosman bagian Pengamanan, Penyelamatan dan Zonasi (P2Z)," Kamis (6/2/2020).Dijelaskannya, pihak BPCB hanya memastikan keberadaan dari dua makam kuno tersebut, dan peninjauan saat ini masih tahap awal."Kita kumpulkan data-data, informasi untuk kemudian kita laporkan ke kantor. Kemudian nanti kita surati pak Bupati Siak untuk pengamanan lokasi temuan," cakapnya.BPCB belum mengetahui pasti apakah makam tersebut milik seorang bagsawan, laki-laki atau perempuan. Namun berdasarkan informasi, nisan tersebut diperkirakan sekitar abad ke 17."Yang kita lihat ini makam seorang yang sudah islam, dari nisannya bergaya Aceh, Aceh kan dulu kerajaan islam," Tutupnya
SIAK, Petah.id - Tim "Kelana Channel" (Youtuber) asal siak sempat membuat heboh masyarakat Kabupaten Siak, pasalnya beberapa hari yang lalu mereka menemukan dua makam (kuburan) kuno di Kampung Koto Ringin, Kecamatan Mempura, Kabupaten Siak, Riau.Diduga makam tersebut dulunya adalah seorang Bangsawan (Raja) dan Panglima yang pernah berkuasa di lokasi itu yang diperkirakan berusia 300 tahun silam.Makam tersebut terletak berseberangan dengan Kolam Hijau Kecamatan Siak (Tempat mencuci Keris Masa Kerajaan Raja Kecik) tepatnya di Kampung Koto Ringin Kecamatan Mempura. Untuk sampai di titik lokasi, terlebih dahulu menyeberangi sungai Buantan Besar menggunakan pompong.Namun sangat disayangkan, makam yang diduga bersejarah tersebut, tidak terurus dan kondisinya sangat memprihatinkan. Bahkan, terlihat batu nisannya patah dibagian atas, diduga akibat terkena Excavator. Jarak dari tepian sungai Siak antara makam yang diduga seorang Raja dan Panglima tersebut berbeda-beda.Makam yang ditemukan pada hari pertama, Senin (27/01/20) berjarak 100 meter dari tepian sungai. Sementara yang satu lagi ditemukan pada hari Selasa (28/01/20) berjarak 50 meterSedangkan kondisi lokasi tersebut, sudah di garap oleh alat berat (Excavator) sampai ke tepian Sungai Siak. Dan tepian sungai yang dibersihkan oleh Excavator tersebut, sebagian sudah mulai abrasi.Juru kunci makam Raja Kecik, Tri, menyebut lokasi tersebut akan ditanam kelapa sawit oleh sang pemilik tanah."Kami ingin pihak pemerintah cepat tanggap, seperti Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Dinas Pariwisata, Kepala Desa Koto Ringin, maupun Camat Mempura. Tempat ini disterilkan dulu dari aktivitas yang bisa merusak citra aslinya," ujarnya."Kami takut tempat ini rusak, jika pemerintah lambat mengamankannya, apalagi lokasi ini dekat sekali dengan tepian sungai siak, bisa juga terancam abrasi," sambung Tri.Tri juga menyampaikan, berdasarkan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 dan UU Nomor 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya, Pemerintah di wajibkan untuk melestarikan dan menjaga temuan yang mengandung nilai sejarah."Makam ini di tanah milik warga siak. memang beberapa hari lalu Disdikbud Siak, sudah kesini, waktu itu mereka berjanji akan menindak lanjuti temuan ini, akan tetapi, sampai sekarang belum ada tindakan nyata, seperti surat tembusan bahwa ada temuan makam ini," kata Tri.Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Lukman melalui Kepala Bidang Kebudayaan Endi Mirzal, mengatakan, atas penemuan tersebut pihaknya akan melakukan kajian."Kita serius tanggapi temuan seperti ini, karena bisa menambah situs peninggalan sejarah yang ada di Siak. Cuma, untuk updatenya kita butuh proses. Saat ini, baru kita meninjau lokasi, dan mencari data-data, apalagi dana kita belum ada," imbuhnya.Sedangkan Kepala Dinas Pariwisata Siak Fauzi Azni saat dikonfirmasi mengatakan, pihaknya sudah mengetahui informasi tersebut melalui Disdikbud."Tanya dengan Kadis Dikbud, kemarin Tim Dikbud sudah meninjau kesana, dan Dinas Pariwisata siap mendukung dengan menyiapkan Petugas Situs dan Penjaga Makam yang dimaksud," ucap Fauzi Asni, Ahad (02/02/2020).
Mendapatkan Tuah Tangsi Belanda setelah Melintasi Jembatan Kupu Kupu SIAK, Petah.id - Salah satu kecamatan di Siak yang kaya akan destinasi wisata, adalah Kecamatan Mempura. Tidak hanya, Jembatan Benteng dan Jembatan Kupu Kupu yang mempesona, tapi juga ada Tangsi (barak) Belanda. Tangsi Belanda ini, awalnya hanya berupa bangunan tua peninggalan Belanda, yang tak terawat dan sempat terbiarkan. Namun, belakangan Tangsi Belanda ini memiliki daya tarik tersendiri bagi wisatawan karena usia dan berkaitan dengan sejarah. Tingkat kunjungan setiap hari terus bertambah, pengunjung tidak hanya datang dari dalam kota, tapi juga dari luar kota, bahkan provinsi tetangga dan luar negeri, seperti Malaysia dan Singapura. Melihat potensi itu, pembenahan terus dilakukan, mulai dari pemugaran sejumlah titik, pengecatan, pembuatan pagar, ukiran nama Tangsi Belanda yang diberi lampu saat malam hari, menjadi salah satu spot untuk berswafoto. Salah Satu Tempat Untuk Berswafoto di Tangsi Belanda Jika sebelumnya Tangsi Belanda ini di siang hari saja terkesan angker, tapi kini, malam hari pun ada saja mengunjung yang datang untuk berswafoto. Sebab Pihak Dinas PU Tarukim telah memasang lampu lampu di sejumlah spot, sehingga Tangsi Belanda ini memperlihatkan aura megah dan indah. Difoto dari spot manapun, pesona Tangsi Belanda tetap terlihat. Pesona Tangsi Belanda semakin sempurna karena, peninggalan sejarah dan bangunan kebanggaan masyarakat Siak, yaitu Istana Asserayah Al Hasyimiah, seolah berhadapan, hanya terpisahkan oleh Sungai Jantan atau Sungai Siak. Jika berdiri di Tangsi Belanda, akan terlihat Istana Asserayah Alhasyimiyah di seberang, demikian sebaliknya, jika berdiri di tepian Sungai Jantan depan istana, akan terlihat Tangsi Belanda yang kokoh dan indah dengan lampu lampunya. Tangsi yang berlokasi di Kampung Benteng Hulu Kecamatan Mempura Kabupaten Siak ini, konon selesai dibangun oleh tentara Belanda pada sekitar 1860 Masehi silam. Tangsi Belanda Terlihat dari Atas Secara Keseluruhan Adalah Kadis PU Tarukim Irving Kahar yang mencintai keindahan dan ingin Siak memiliki sesuatu yang berbeda dan layak dikenal untuk dipromosikan ke seluruh dunia, karena sangat mencintai sejarah dan masa lalu, membenahi Tangsi Belanda. Pada 2019, Pemkab Siak melalui Dinas Pekerjaan Umum Tata Ruang dan Pemukiman (PU Tarukim) merealisasikan kegiatan perbaikan dan penataan halaman (lanscape) di kawasan sekitar Tangsi Belanda. Penataan itu, diharapkan dapat memanjakan pengunjung selain wisata edukasi juga untuk berswafoto. Sebab swafoto juga bisa dilakukan di lorong, gang, ruangan, sekitar sumur tua dan lainnya. Kepala Dinas PU Tarukim Siak H Irving Kahar Arifin menuturkan, apa yang dilakukannya merupakan bentuk cintanya kepada Kabupaten Siak. “Saya ingin, memberikan karya dan pemikiran yang terbaik, sebagai kenang kenangan untuk Siak yang lebih maju lagi,” ungkapnya. Irving ingin, puluhan tahun ke depan, sejarah Siak tetap bisa dipelajari dari karya dan situs yang terpelihara dengan baik. Dan sejarah Tangsi Belanda yang ada di Kecamatan Mempura ini, nanti akan dimanfaatkan untuk acara puncak Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI), di mana Kabupaten Siak telah ditunjuk sebagai tuan rumah. "Pada tahun ini, tepatnya April, Tangsi Belanda, akan dimanfaatkan untuk acara puncak Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI). Insya Allah acara ini akan dihadiri oleh seluruh anggota JKPI yang berjumlah 70 kabupaten/kota se-Indonesia," terang Irving, beberapa waktu lalu. Dengan telah selesainya pengerjaan lanscape di sekitar komplek Tangsi Belanda Siak itu, Pemkab Siak juga berencana akan meresmikan sekaligus memfungsikan Tangsi Belanda ini untuk kunjungan wisatawan. Kesempurnaan Tangsi Belanda ini semakin lengkap karena untuk bisa sampai di Tangsi Belanda akan melintasi Jembatan Kupu Kupu yang indah dan Jembatan Benteng yang mempesona. “Siapapun akan menyesal jika tidak berswafoto di dua jembatan itu,” ungkapnya. Inilah kelebihan Kecamatan Mempura, selain ada makam datuk empat suku, ada juga Kampung Toga, yang di dalamnya ditanam sejumlah tumbuhan obat obatan. Untuk bisa sampai ke Tangsi Belanda, jika dari Pekanbaru tidak perlu naik dulu ke Jembatan Tengku Agung Sultanah Latifah, namun lurus jika dari arah Koto Gasib atau belok kiri jika dari arah Dayun.Sekitar 500 meter, setelah jembatan kecil, nanti di sebelah kiri ada penunjuk arah Makam Datuk Empat Suku. Makan mulai lah perjalanan wisata di Kecamatan Mempura. Salah seorang juru kunci yang selalu dinas malam hari bernama Alfian, mengatakan pihaknya sampai kewalahan menerima kunjungan wisatawan, sebab jika terus dilayani tak akan berhenti sampai tengah malam. “Tapi kami bisa berbuat apa. Sebab tugas kami hanya melayani pengunjung dan menjelaskan apa apa saja yang ada di Tangsi Belanda,” ungkapnya. Ditanya apakah ada yang berbeda selama dinas, atau penampakan. Sambil tersenyum dia mengatakan tidak ada melihat hal hal yang aneh, terlebih setelah menjadi cantik dan sering dilihat seperti sekarang ini. Menurutnya kalau hanya suara suara orang teriak, sudah biasa, itu pun jangan jarang sekali.
Halaman 1 dari 13