Pekanbaru, Petah.id - Pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif harus terus bertahan dari dampak pandemi COVID-19 dengan meningkatkan skala usaha mereka. Pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mengajak pelaku usaha terutama UMKM untuk memaksimalkan program BIP 2021 yang diluncurkan dengan waktu pendaftaran mulai 4 Juni hingga 4 Juli 2021. Program ini diharapkan dapat membangkitkan kembali sektor pariwisata dan ekonomi kreatif khususnya di tengah pandemi COVID-19 yang masih melanda. "Saya yakin dengan BIP 2021, kita berikan kontribusi positif kepada bangsa ini dan kita dorong para pelaku usaha dapat berpartisipasi membangun usahanya dan menjadi pemenang," kata Menparekraf, Sandiaga Uno, Mengutip laman kemenparekraf.go.id, Minggu (19/6/2021). BIP 2021 dibagi menjadi dua kategori yakni, BIP Reguler dan BIP Jaringan Pengaman Usaha (BIP JPU). BIP Reguler untuk penambahan modal kerja dan/atau investasi aktiva tetap dalam rangka peningkatan kapasitas usaha dan/atau produksi pelaku usaha parekraf. Sementara BIP Reguler, terbuka bagi pelaku parekraf sub sektor aplikasi, game developer, kriya, fasyen, kuliner, film/video dan animasi serta sektor pariwisata. Kemudian, BIP JPU adalah penambahan modal kerja dan/atau investasi aktiva tetap, dalam rangka membantu pelaku usaha parekraf untuk keberlangsungan usahanya, khususnya akibat efek pandemi. Sasarannya adalah bagi pelaku parekraf pada sub sektor fasyen, kuliner, dan kriya. Dana bantuan insentif ini dapat digunakan untuk modal kerja atau modal tetap, sewa beli software dan hardware, sewa ruang kerja atau pembayaran jasa. Untuk informasi lebih lanjut, serta petunjuk teknis tentang cara pengajuan untuk dapat mengikuti program ini, dapat diunduh melalui website https://aksespembiayaan.kemenparekraf.go.id/bip/ .
Siak, Petah.id - Raden Ajeng Kartini terkenal sebagai pejuang emansipasi perempuan kala itu. Berkat perjuangan Kartini, perempuan Indonesia terbuka pintu untuk berkarya di segala bidang.Kesetaraan gender serta berani memperjuangkan hak-hak kaum perempuan tanpa perbedaan menjadi inspirasi tersendiri bagi Gustia Ningsih (37) dalam meniti kehidupan.Akrab dipanggil Neng, Ibu 3 anak itu sejak gadis sudah belajar untuk mengangkat marwah seorang perempuan. Dia tak ingin ada perbedaan dan kelas sosial dengan kaum pria.Kisahnya bermula pada tahun 2005 saat Neng memutuskan bergabung menjadi Srikandi Manggala Agni Daerah Operasional (Daops) Siak."Menjadi anggota Manggala Agni itu adalah pilihan saya karna menurut saya banyak hal yang positif bisa dilakukan," kata Gustia Ningsih.Setelah berkeluarga dan berstatus seorang istri pun, Neng tak ingin berpangku tangan hanya mengandalkan suaminya dan bersantai di rumah.Neng rela berada dibarikade terdepan sebagai seorang Manggala Agni. Ia telah berjuang melakukan pencegahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) sedari dulu.Bagi Neng, sosok Kartini memperjuangkan emansipasi perempuan Indonesia, sungguh menginspirasinya.Kata Neng, selain fitrahnya sebagai ibu dan seorang istri, menurutnya, perempuan sekarang dapat berkiprah dan berkarya untuk memajukan daerah bahkan negara.Diceritakan Neng bagaimana Ia membagi waktu antara keluarga dan profesionalitas kerja. Setiap hari Neng harus bangun pagi untuk menyiapkan sarapan untuk anak dan suami, karena, tambah Neng, pukul 08:00 Wib ia harus ikut apel bersama tim merah. Begitu setiap harinya dari Senin hingga Jumat."Untuk sabtu dan minggu libur, jadi sisa waktu itu lah saya manfaatkan untuk keluarga," ungkap Neng.Neng berpandangan, kebakaran hutan dan lahan menjadi salah satu ancaman bagi kelestarian alam dan lingkungan Indonesia.Kata Neng,sebagai Manggala Agni tentu dapat terjun langsung dan berbuat lebih untuk menyelamatkan Indonesia dari ancaman tersebut.Sebagai Manggala Agni perempuan, ia juga bisa berperan sebagai pemegang nozzle di garis depan yang berhadapan langsung dengan api.Pernah Ia terperosok di kedalam gambut saat memadamkan api yang tengah berkibar sejadi-jadinya. Namun kejadian itu tak membuatnya gugup apalagi jera. Malahan itu semakin memupuk semangatnya bersama tim untuk mejadikan langit tetap biru."Bahkan saya harus berjalan kaki sangat jauh ditambah di dalam hutan juga susah signal untuk menghubungi keluarga. Tapi alhamdulilah saya tetap semangat," jelas Neng mengingat suka dukanya saat berjibaku melawan si jago merah.Berjuang di Manggala Agni ini mengingatkan Neng pada perjuangan Kartini zaman dulu. Kartini telah berhasil menunjukkan kepada dunia luar, bahwa perempuan dapat berbuat lebih dengan kemampuan yang dimilikinya.Ditambahkannya, menjadi Manggala Agni kita dapat melakukan aksi yang sangat berarti bagi keselamatan bangsa dari ancaman buruk karhutla."Ikut pemadaman di lapangan, patroli mensosialisasikan dampak dari Karhutla ke masyarakat semakin membuat hidup saya berwarna tanpa meninggalkan fitrah saya sebagai seorang ibu rumah tangga," bebernya.Diceritakan Neng, awal dirinya bergabung sebagai anggota Manggala Agni, Neng bertugas sebagai Tenaga Admitrasi dan Operator Radio."Menjadi anggota manggala agni itu adalah pilihan saya," kata DiaMeski dirinya seorang perempuan, kata Neng lebih jauh, hal ini tidak menjadikannya minder dan terbatas dalam berkarya.Neng mengaku, tidak ada perbedaan tugas dengan anggota pria Manggala Agni lainnya yang mayoritas laki-laki.Kata Neng, ketika melakukan pemadaman, dirinya tidak hanya memiliki tugas di barisan belakang."Perempuan juga bisa berperan sebagai pemegang nozzle di garis depan yang berhadapan langsung dengan api," jelasnya.Sebenarnya, di Manggala Agni Daops Siak, Neng tak sendiri, ada tiga perempuan luar biasa yang siap bertungkus lumus bersama tim merah. Mereka Srihartati (30), Yusmidar (34), Syahrianti (37).Tugas dan mimpi mereka juga sama dengan Neng yakni membuat langit Riau tetap biru.Cuma saja, dalam peringatan hari Kartini, Neng menjadi satu satunya Perwakilan Riau sebagai perempuan tangguh dalam pengendalian Karhutla di tingkat tapak dan memenuhi kriteria.Dalam kesempatan itu, Neng berpesan bahwa jangan adalagi streotep terhadap kaum perempuan tugasnya hanya mengurus dapur, sumur dan kasur.Sebab, tuturnya, di zaman saat ini semua pekerjaan laki-laki juga bisa dikerjakan perempuan." Selamat hari Kartini untuk perempuan di Indonesia khususnya di Riau, tetap berkarya dan menjadi inspirasi bagi semua orang," pesan Neng.
Pekanbaru, Petah.id - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah akan mencairkan tunjangan hari raya (THR) untuk PNS, TNI, dan Polri H-10 Lebaran idul fitri. Aturannya saat ini masih difinalisasi oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani."(THR untuk) ASN dan prajurit TNI, Polri, ini difinalisasi oleh Bu Menteri Keuangan dan dibayar H-10, THR untuk pekerja sudah ada SE Menaker No. M/6/HK.04/IV/2021 dibayar secara penuh dan paling lama dibayarkan H-7 sebelum lebaran," jelas Airlangga dikutip dari mediacenter.riau.go.id.Surat Edaran tersebut tentang Pelaksanaan Pemberian THR Keagamaan Tahun 2021 Bagi Pekerja atau Buruh di Perusahaan.Airlangga mengatakan Kementerian Tenaga Kerja (Kemenaker) akan membentuk posko THR untuk melakukan pengawasan.“Kemenaker akan membuat posko THR untuk memonitor,” ujarnya.Sementara, tahun ini PNS juga bakal menerima THR dan gaji ke-13 secara penuh alias tanpa potongan. Hal itu disampaikan oleh eks direktur jenderal anggaran kementerian keuangan Askolani beberapa waktu lalu.Jika pemerintah akan membayarkan THR pada H-10 Lebaran dan Hari Raya jatuh pada pertengahan Mei 2021, maka THR akan cair pada awal Mei 2021 mendatang.Presiden Jokowi pun ikut mengingatkan pengusaha untuk memberikan THR kepada pekerjanya pada lebaran tahun ini meskipun ekonomi masih tertekan virus corona. Pasalnya, pemerintah sudah memberikan sederet stimulus kepada pengusaha swasta supaya bisa menghadapi tekanan pandemi covid-19."Pemerintah mendorong pihak swasta untuk memberikan THR bagi para karyawannya," ungkap Jokowi dalam akun resmi Instagramnya @jokowi.
Siak, Petah.id - Ada saja catatan kuliner menarik saat ramadan tiba. Baik itu untuk santapan berbuka puasa hingga pada saat momen sahur.Begitu juga pada masa kesultanan Siak zaman dahulu. Banyak hal makanan khas yang bisa dikulik pada masa lampau itu.Demikian dikatakan Said Muzani budayawan Siak, Sultan Siak Syarif Kasim II sangat menyukai berbuka puasa pada ramadan dengan pengat kacang dan pecal."Sultan paling suka makam pengat kacang Ijau saat berbuka puasa," kata Said Muzani.Said Muzani menilai, jika dilihat dari segi nutrisi, kacang ijau itu sangat penuh nutrisi."Orang dulu sangat bijak untuk menambah nutrisi saat bulan puasa.karena orang puasa energinya akan berkurang, sehingga kacang ijau dianggap jadi penambah nutrisi," jelas Said Muzani.Pecal Melayu, lanjut Said Muzani, berbeda dengan pecal yang dibuat oleh orang Minang. Semua bahan untuk dibuat pecal hanya disiram menggunakan air panas."Salah satu ciri khas lainnya dari pecal Melayu ini menggunakan jantung pisang yang direbus," kata Kabid Ekonomi Kreatif di Dinas Pariwisata Kabupaten Siak itu.Dahulu, dikisahkan Said Muzani, setiap hari orang tua memasak pecal sebagai santapan saat berbuka puasa.Dan semasa sultan, tambahnya, koki istana sengaja didatangkan dari tanah Jawa untuk menghidangkan masakan kepada Sultan." Dulu koki Sultan bias dipanggil dengan sebutan Wak Si Mbok yang langsung didatangkan Sultan dari Jakarta," tambahnya.Selain pengat kacang ijau, kata Said Muzani, Sultan juga paling suka dengan bubur sum-sum. Dan minumannya cendol beras."Kalau minuman Laksamana Mengamuk itu adalah minuman musiman, minuman itu ada ketika musim buah macang saja," ungkapnya.Untuk camilannya, Sultan paling suka memakan buah Melako. Sedari dulu setiap bulan ramadan sultan selalu memakan buah Melako. Buah Melako dibuat pada saat ramadan saja, saat pesta pernikahan dan lainnya tidak dibuat." Buah Melako tu terbuat dari Tepung gandum (pulut), yang dilarutkan dengan meggunakan air panas, kemudian diberikan garam, pewarna (perasan air daun pandan), diadon dan dibentuk sesuai keinginan, biasanya bulat. Kemudian didalamnya diisi gula merah, kemudian direbus.Setelah matang, baru kemudian dibaluri kelapa parut. Kata orang kampung, harus kelapo kemantan, tak bisa yang tuo, kemantan itu sama dengan pria paruh baya, dah bapak budak juga lah," jelas ayah 4 anak itu.Dijelaskannya, tidak ada perbedaan signifikan tentang bentuk dan rasa buah Melako pada saat ini, cuma saja, zaman dahulu besaran dari buah Melako itu sebesar ibu jari.
Jakarta, Petah.id - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo curhat tentang anggaran lembaganya yang terus turun setiap tahunnya. Padahal kejadian bencana terus meningkat. Doni mengatakan, anggaran rutin BNPB dalam beberapa tahun menujukkan kecenderungan menurun. Pada 2015 anggarannya sebesar Rp 1,661 triliun, kemudian pada 2016 Rp 1,653 triliun, 2017 turun jauh menjadi Rp 1,084 triliun, 2018 pun turun lagi menjadi Rp 784 miliar, 2019 kembali turun jadi Rp 614 miliar, 2020 turun jadi Rp 430 miliar dan 2021 Rp 481 miliar. "Rata-rata penurunan sebesar 22,68% setiap tahunnya," ucapnya dalam rapat dengan Komisi VIII DPR, Selasa (16/3/2021). Sementara kejadian bencana alam menurut catatannya terus meningkat setiap tahunnya. Sehingga ada kesenjangan besar dalam anggaran BNPB dengan kejadian bencana alam. "Kejadian bencana menunjukkan tren meningkat secara signfikan tiap tahunnya. Sehingga terdapat kesenjangan besar terhadap penyelenggaraan penanggulangan bencana dengan ketersedian sumber dana yang terbatas," ucapnya. Dirinya berharap ke depan anggaran rutin BNPB bisa ditambah. Dia juga berharap adanya penguatan kelembagaan dengan menambah 1 posisi di jajaran eselon I, 5 posisi di eselon 2 dan 7 UPT logistik. "Kemudian penataan jabatan fungsional bidang kebencanaan, penataan pencegahan mitigasi kesiapsiagaan literasi kebencanaan," tambahnya. Sumber : detikcom
Petah.id – Beredar kabar anak Presiden Jokowi, Kaesang Pengarep akan lamar Nadya Arifta pada bulan puasa ini. Ibunda Nadya Arifta, Sri Rahmawati tak menampik hal itu. Ia membenarkan jika saat ini anaknya Nadya sedang berpacaran dengan Kaesang. Sri minta doa agar lamaran Kaesang dan Nadya Arifta lancar. “Amin semoga lancar,” harap Sri, Senin (8/3/2021). “InsyaAllah, Doakan (lamaran) yang terbaik aja,” tambahnya. Dari sisi Kaesang, akhirnya ia juga telah angkat bicara mengenai kabar yang beredar. Dalam sebuah video yang beredar ia mengatakan bahwa dirinya sudah tak ada hubungan lagi dengan Felicia Tissue. Jadi gini, mas. Aku sebenarnya itu sudah ngomong untuk mengakhiri hubungan ini di pertengahan bulan Januari," tuturnya menjawab pertanyaan dari seseorang yang berada dalam video tersebut. Ia juga bahkan mengatakan bahwa dirinya telah dimaki-maki usai mengakhiri hubungan tersebut. "Dan di waktu itu juga aku juga dimaki-maki, tapi yo wes lah. Aku diam aja,” imbuhnya. Sebelumnya, Kaesang juga mengomentari perihal pihak keluarga Felicia yang mengumbar masalah tersebut ke publik. “Gimana ya, mas. Itu kan masalah pribadi, toh. Ngapain diumbar-umbar? Nggak etis,” komentarnya. Sumber : Suara.com
Pandeglang, Petah.id – Aparat Kepolisian menemukan kondom, keris dan kemenyan dari pengikut kelompok 'Hakekok Balaksuta' yang menggelar ritual bugil atau mandi bareng di Desa Karang Bolong, Kecamatan Cigeulis, Pandeglang, Banten. "Ya, betul. Ada beberapa barang yang kami temukan pada saat pengamanan, di antaranya alat kontrasepsi tersebut," kata Wakapolres Pandeglang Kompol Riky Crisma Wardana dilansir dari detikcom, Jumat (12/3/2021). Saat ini, Polisi terus melakukan pendalaman terkait penemuan kondom dan barang lainnya yang dibawa segelintir pengikut kelompok 'Hakekok'. Sebab, di antara 16 pengikut ritual bugil ini ada yang sudah berstatus suami-istri. "Masih kami dalami, peruntukannya itu apa belum bisa kami simpulkan. Soalnya ada sudah berumah tangga di antara belasan orang itu," ujar Ricky. Selain kondom, beberapa barang yang dijadikan jimat oleh kelompok 'Hakekok' ini juga turut diamankan polisi. Ada keris hingga kemenyan yang biasa digunakan oleh mereka selama melakukan ritual bugil dengan mandi bareng di sebuah rawa. "Barang-barang tersebut juga turut kami amankan. Sekarang masih kami dalami seluruhnya supaya jelas dan tidak simpang siur," ujar Ricky. Sebelumnya, polisi mengamankan 16 warga Desa Karang Bolong, Kecamatan Cigeulis, Pandeglang, Banten. Mereka diamankan karena melakukan ritual yang diduga merupakan bagian dari aliran sesat. Sumber : detikcom
Petah.id – Sebanyak 16 orang warga Desa Karang Bolong, Kecamatan Cigeulis, Pandeglang, Bante terpaksa diamankan aparat kepolisian karena diduga menggelar ritual aliran sesat. Mereka melakukan mandi bersama dengan telanjang bulat di sebuah rawa. Gerak cepat aparat kepolisian melakukan pengamanan kepada 16 warga yang menjadi sorotan publik itu. "Total ada 16 orang yang diamankan terdiri dari laki-laki dan perempuan serta 3 orang anak yang masih di bawah umur," kata Wakapolres Pandeglang Kompol Riky Crisma Wardana saat ekspose di Pandeglang, Banten, Kamis (11/3/2021). Belasan orang yang diamankan itu bermula saat warga memergoki mereka sedang mandi bareng tanpa busana di kolam penampungan air milik sebuah perusahaan sawit. Di tengah kegiatan itu, ada seorang pria dengan inisial A (52) yang memimpin ritual serta ceramah kepada kelompok mereka. "Saat ini, pemimpin beserta kelompoknya sedang kami periksa untuk mendalami motif dan tujuannya melakukan kegiatan tersebut untuk apa. Nanti untuk keputusan terkait aliran ini, kami perlu mendalaminya terlebih dahulu," ujarnya. Ricky menjelaskan, aliran ini dipimpin oleh seorang warga berinisial A (52). Aliran ini sendiri dibawa oleh A setelah mendapatkannya dari pimpinan sebelumnya yaitu almarhum E. "Ajaran hakekok itu dibawa oleh almarhum E kemudian diteruskan ke A. Ajaranmya balakasuta dari Kecamatan Cibaliung di Kabupaten Bogor," ujarnya. Pihaknya akan berkoordinasi dengan beberapa unsur untuk memutuskan status dari aliran kelompok ini. Di antaranya dengan Kejaksaan Negeri (Kejari) hingga MUI Pandeglang. "Besok kami akan koordinasi dengan kejaksaan untuk memutuskan apakah ritual yang mereka lakukan merupakan aliran sesat atau bukan. Nanti juga ada kajian dari MUI yang memperkuat keputusannya," terangnya. Sementara itu, MUI menyebut ritual mandi bareng belasan warga tanpa busana di Kecamatan Cigeulis, Pandeglang telah menyimpang. MUI menilai ritual kelompok tersebut sudah jauh melenceng dari nilai-nilai agama Islam. "Jelas itu menyimpang, udah terlalu jauh itu. Ritual telanjang seperti itu oleh agama-agama lain pun pasti tidak dibenarkan," kata Sekretaris MUI Pandeglang Ghaffar Al Hatiri seperti dilansir dari detikcom, Kamis (11/3/2021). MUI pun mengecam tindakan kelompok yang belakangan diketahui menganut kepercayaan hakekok balakasuta tersebut. Sebab, aliran kelompok itu sudah jauh melenceng dari nilai ajaran Islam yang dibawa oleh Rasulullah SAW. "Masalahnya, kalau ajarannya hanya tok pada bidang pencucian diri saja (mandi bareng tanpa busana), maka itu tidak dibenarkan. Ketika dibawa ke ajaran seperti ini, itu jelas tidak sesuai," tegasnya. Meskipun demikian, MUI meminta umat Islam tidak terpancing atas ulah kelompok tersebut. Ia berharap masyarakat tidak main hakim sendiri dan menyerahkan seluruh prosesnya ke aparat penegak hukum. "Langkah polisi dengan langsung mengamankan mereka itu sudah tepat. Maka, saya imbau masyarakat tetap tenang supaya tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Soalnya, biasanyabitu kalau ada hal-hal menyimpang dengan kebiasaan kita, masyarakat itu sudah ngambil tindakan sendiri. Nah, ini jangan sampai terjadi, percayakan saja semuanya ke aparat hukum," ungkapnya. Sumber : Detik.com
SIAK, Petah.id - "Pantang Pulang Sebelum Padam" kalimat itulah yang menjadi semangat dalam diri tim merah saat bertugas di lapangan memadamkan api.Meski di tengah panasnya jilatan matahari, belum ditambah dengan panasnya api dan sesaknya kepulan asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) tidak membuat kendor semangat tim Satgas karhutla dalam mengejar kepala api agar tidak meluas.Namun tidak banyak yang tahu jika lokasi kebakaran hutan dan lahan itu jauh dan mengharuskan tim menginap di hutan belantara bertemakan api dan asap.Berikut potret Tim satgas Karhutla saat berjibaku memadamkan api 1. Padamkan api untuk membuat langit tetap biruFoto : Kadaops Manggala Agni Siak Ihsan Abdillah bersama tim gabungan padamkan api di Kampung Bunsur, Kecamatan Sungai Apit.2. Makan seadanya di tengah hutan Tim makan seadanya di tengah hutan dan kepulan asap, mereka tidak lagi berfikir tentang bagaimana rasa makam tersebut. Mereka makan untuk menambah tenaga dalam bersiap memadamkan api selanjutnya.3. Berjalan kaki hingga puluhan Kilometer dengan beban super beratSelain skil dalam memadamkan api, Tim gabungan harus menyiapkan tenaga ekstra, sebab tak jarang mereka harus berjalan puluhan kilometer hanya untuk memastikan api tidak merambat dan benar-benar mati.4. Bermalam di hutan hanya dengan mendirikan tenda daruratJika kebakaran hutan dan lahan lokasinya jauh, tim gabungan terpaksa harus meninggalkan rumah dan kenyamanannya untuk memadamkan api. Tidur dengan alas seadanya, selimut seadanya dan tenda darurat seadanya. Tak pernah perduli dengan ancaman yang datang di tengah hutan, bagi mereka api padam menjadi obat dari segala kelelahan.5. Bekerja dengan kesungguhan hatiDalam bekerja kebanyakan orang selalu melihat pangkat dan derajat seseorang, tak jarang dengan pangkat yang tinggi seseorang tersebut enggan untuk bergerak di lapangan. Begitulah kebiasaan bos yang tidak memiliki jiwa leadership. Namun berbeda dengan Kapolres Siak AKBP Gunar Rahardyanto, Ia tampak terjun langsung ke lokasi karhutla memadamkan api. Tidak dipedulikan baju seragamnya kotor dan hitam akibat arang yang lengket. Baginya, memastikan Riau bebas asap menjadi tujuan utamanya.Foto : Kapolres Siak AKBP Gunar Rahardyanto saat memadamkan api di Kampung Merempan Hilir, Kecamatan Mempura.
SIAK, Petah.id - Karhutla bukan saja menyebabkan asap namun hilangnya sejumlah habitat hewan di hutan dan lahan teresebut. Tak jarang petugas pemadaman kebakaran hutan dan lahan menemukan jenis hewan hutan yang mati terpanggang oleh kobaran api. Seperti terjadi di Kampung Teluk Masjid, Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak, Riau. Tim pemadam gabungan menemukan bangkai ular Phyton terbakar di dekat hutan yang terbakar. "Iya betul, tim pemadaman api menemukannya di batas antara hutan terbakar dengan hutan yang masih hijau ," kata Kabid Damkar Siak Irwan Priyatna. Tim Satgas Gabungan memprediksi bangkai ular yang ditemukan diatas lahan gambut yang terbakar itu berupaya lari menuju lahan yang tidak terbakar. "Soalnya ular itu didapat dalam keadaan mati di perbatasan antara nyala api dengan lahan hijau. Mungkin ularnya berupaya menyelamatkan diri ke zona hijau tapi api yang panas membunuhnya," jelas Irwan. Diceritakan Irwan, hal itu bermula saat tim pemadaman api melakukan penyisiran di sekitar titik lokasi untuk memastikan tidak ada lagi titik api. "Saat melakukan penyisiran itu, petugas menemukan seekor ular piton berukuran panjang sekitar 2 meter lebih yang sudah tidak bernyawa lagi. Kuat dugaan ular tersebut mati akibat terperangkap kobaran api," kata Irwan. “Saat Tim Pemadaman sedang memburu kepala api yang membakar semak belukar. Di saat api telah dipadamkan, samar-samar dibalik asap mereda terlihat ada ular piton berukuran sekitar 2 meteran yang sudah meregang nyawa," tambah Irwan. Irwan mengaku, timnya selalu berjumpa dengan hal-hal seperti ini di setiap melakukan pemadaman Karhutla diberbagai lokasi. Irwan meyakini banyak hewan yang mati dan kehilangan habitatnya akibat terjadinya karhutla. " Bisa kebayangkan hewan-hewan di hutan bertarung di atas kobaran api yang membakar habitatnya," ungkap Irwan. Dengan demikian, tak henti-hentinya Irwan mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk cinta akan lingkungan. Sebab, menurutnya jika lingkungan rusak maka banyak hal yang akan hilang. "Bencana itu bukan hanya akan datang pada manusia saja tapi seluruh makhluk hidup,apa lagi soal karhutla, tentunya akan banyak yang rusak dan kehilangan habitat hewan," tutupnya.