SIAK, Petah.id - Kepedulian PT Kimia Tirta Utama (KTU) Astra terhadap warga yang membutuhkan bantuan dibuktikan dengan hadirnya Humas PT KTU Azra ke kediaman Julianto (32) alias Nanang warga Kampung Benteng Hulu, Kecamatan Mempura Kabupaten Siak, Riau. Azra ditemui oleh adik Nanang bernama Yuli Anita, karena Nanang masih menjalani perawatan di Pekanbaru.Bantuan ini tolong jangan dilihat dari nilainya. Kami melakukan ini, sebagai bentuk kepedulian perusahaan terhadap warga yang membutuhkan,” ungkap Azra kepada Yuli Anita.Azra juga mengatakan, saat membaca berita kondisi Nanang, pihaknya terketuk untuk memberikan bantuan.“Kami juga mendoakan agar Nanang segera diberikan kesembuhan oleh Allah. Sebab Allah yang Maha Penyembuh dan Pemberi Kesehatan,” ucap Azra, Jumat (22/5) lalu.Yuli Anita mengaku senang atas kedatangan Humas PT KTU Astra. Bahkan dia mengaku tidak menyangka ada perusahaan yang peduli dengan adiknya, terlebih perusahaan itu berada di Koto Gasib.“Kami sangat berterima kasih atas bantuan yang diberikan. Dan kami juga terharu atas doa yang dipanjatkan. Semoga Allah segera menyembuhkan abang saya Nanang,” ungkap Yuli Anita.Diceritakan Anita, pihak keluarga tidak tahu bagaimana dan dari mana mendapatkan penyakit TBC yang kini menggerogoti tubuhnya.Namun yang pasti, pada 2019 lalu, tiba tiba saja dia menderita batuk yang tak kunjung sembuh dan hal itu mengubah hidupnya.Awalnya Nanang tidak terlalu mempedulikan batuk yang dideritanya. Dia menganggap batuknya hanya batuk biasa. Namun lama kelamaan, rasanya berbeda, bahkan kesehatannya mulai terganggu. Tubuhnya semakin kurus, dan belakangan tinggal kulit membalut tulang.Saat ini, Nanang hanya bisa terbaring lemas di tempat tidurnya. Pernah berobat, namun terhenti karena biaya. Untuk keseharian, mereka yang sudah kehilangan ayah hanya mengandalkan bantuan dari keluarga saja untuk bertahan dari sakit yang dideritanya."Sejak 2019 dia sudah tinggal di rumah kakak kami di Pekanbaru. Dialah yang mengurus. Tapi di tengah kondisi seperti ini, kakakkami itu bisa apa. Apa lagi dia hanya seorang ibu rumah tangga," ungkap Yuli Anita.Situasi semakin sulit karena penyakit Nanang itukan menular, jadi tidak bisa pula sembarangan mengurusnya. Hal itu pula yang dikhawatirkan keluarga.Saat ini, Nanang tak bisa berbuat apa-apa selain keajaiban dari Yang Maha Kuasa untuk kesembuhannya."Kalau mau bergerak dia paling merayap gitu, karena sudah susah kali bergerak, dia pun harus memakai pampers setiap harinya," terangnya.Kesulitan pihak keluarga bertambah di tengah kondisi pandemi Covid-19. Diceritakan Yuli Anita, ia dan keluarga di Siak juga belum bisa menjenguknya sudah berbulan bulan karena wabah ini."Sudah dua bulan tak kami tengok karena kondisi Covid-19. Dia pun tak ada berobat lagi karena kondisi biaya dan situasi saat ini," tambahnya.Dulunya, Nanang merupakan salah satu pegawai honorer di Pemkab Siak. Sejak ia sakit, tidak lagi bisa menghasilkan uang untuk berobat."Kondisi Nanang sekarang kondisinya memang parah, kurus betul saat ini. Kulit saja lagi yang terbalut di badan," jelasnya lirih.Nanang hanya bisa berharap ada tangan dermawan yang bisa membantunya untuk bisa bangkit dan melawan sakit yang ia derita.
SIAK, Petah.id - Entah dari mana Julianto (32) alias Nanang warga Kampung Benteng Hulu Kecamatan Mempura Kabupaten Siak, Riau mendapatkan penyakit TBC yang kini menggerogoti tubuhnya. Namun yang pasti, pada 2019 lalu, tiba tiba saja dia menderita batuk yang tak kunjung sembuh dan mengubah hidupnya.Awalnya Nanang tidak terlalu mempedulikan batuk yang dideritanya. Dia menganggap batuknya hanya batuk biasa. Namun lama kelamaan, rasanya berbeda, bahkan kesehatannya mulai terganggu. Tubuhnya semakin kurus, dan belakangan tinggal kulit membalut tulang. Saat ini, Nanang hanya bisa terbaring lemas di tempat tidurnya. Pernah berobat, namun terhenti karena biaya. Untuk keseharian, Nanang yang sudah kehilangan ayah hanya mengandalkan bantuan dari keluarga saja untuk bertahan dari sakit yang dideritanya."Sejak 2019 dia sudah tinggal di rumah kakak kami di Pekanbaru. Dialah yang mengurus. Tapi di tengah kondisi seperti ini, kakak kami itu bisa apa. Apa lagi dia hanya seorang ibu rumah tangga," ungkap adik Nanang, Yuli Anita, Rabu (20/05/2020).Situasi semakin sulit karena penyakit Nanang itukan menular, jadi tidak bisa pula sembarangan mengurusnya. Hal itu pula yang dikhawatirkan keluarga. Saat ini, nanang tak bisa berbuat apa-apa selain keajaiban dari yang maha kuasa untuk kesembuhannya."Kalau mau bergerak dia paling merayap gitu, karena sudah susah kali bergerak, dia pun harus memakai pampers setiap harinya," terangnya. Kondisi Julianto Saat iniKesulitan pihak keluarga bertambah di tengah kondisi pandemi Covid-19. Diceritakan Yuli Anita, ia dan keluarga di Siak juga belum bisa menjenguknya sudah berbulan bulan karena wabah ini, ditambah lagi dengan PSBB."Sudah dua bulan tak kami tengok karena kondisi Covid-19 ini, dia pun tak ada berobat lagi karena kondisi biaya dan situasi PSBB saat ini," tambahnya.Dulunya, Nanang merupakan salah satu pegawai honorer di Pemkab Siak. Sejak ia sakit, tidak lagi bisa menghasilkan uang untuk berobat."Kondisi Nanang sekarang kondisinya memang parah, kurus betul saat ini. Kulit saja lagi yang terbalut di badan," jelasnya lirih.Nanang hanya bisa berharap ada tangan dermawan yang bisa membantunya untuk bisa bangkit dan melawan sakit yang ia derita. Sementara Sekretaris Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kecamatan Mempura Almad Siregar juga mengajak kepada seluruh pihak untuk saling bahu membahu untuk meringankan beban yang saat ini dialami oleh Julianto."Kami KNPI Mempura juga membuka donasi untuk para dermawan membantu Nanang sembuh dari penyakit yang ia derita saat ini," cakap Almad.Ditambahkannya, Nanang merupakan anak muda yang supel dan selalu membantu sesama semasa ia sehat."Kami semua mendoakan agar Nanang lekas sembuh dan bisa kembali berkumpul dengan keluarganya. Dan berharap masih ada tangan dermawan yang terus membantunya dalam masa kesulitan saat ini," tutup Almad.
SIAK, Petah.id - Polres Siak berhasil meringkus pelaku pembunuhan di perkebunan kelapa sawit perkutut Bukit Agung Kecamatan Kerinci Kanan Kabupaten Siak, motif pelaku membunuh korban karena cemburu istri pelaku diketahui berselingkuh dengan korban."Pelaku berinisial HS ini merupakan suami dari selingkuhan korban yang bernama AS ini, dikarenakan rasa cemburu yang teramat sangat sehingga pelaku nekad menghabisi nyawa korban," kata Kapolres Siak AKBP Doddy F Sanjaya, SH, SIK, MIK melalui Kasat Reskrim AKP Faizal Ramzani, SH, SIK, MH, Selasa (11/5) saat press release yang dilakukan secara online di Mapolres Siak.Kejadian bermula tanggal 21 April lalu, saat pelaku mendatangi korban diperkebunan sawit, dan menganiaya korban dengan sebuah batu yang dimasukkan di dalam karung goni dengan cara memukul korban dibagian kepala hingga korban tidak sadarkan diri.Korban mendapat luka robek dibagian kepala dan mengekuarkan banyak darah, sempat dibawa kerumah sakit terdekat tetapi nyawa korban tidak tertolong."Setelah melakukan pemeriksaan saksi-saksi, pembunuhan tersebut kita kerucutkan ke pelaku," kata Faizal.Pelaku ditangkap 10 Mei lalu, setelah dilakukan penyelidikan dan pengejaran selama satu minggu. "Pelaku ditangkap di Kecamatan Sosa Kabupaten Padang Lawas Sumatera Utara," terang AKP Faizal.Faizal menjelaskan, Polres Siak melakukan koordinasi dengan Polsek setempat tentang keberadaan pelaku. Tim yang dipimpin kanit I Satreskrim Polres Siak Ipda Dendy langsung melakukan pengejaran dan penangkapan,pelaku sempat berusaha kabur sebelum akhirnya diamankan petugas."Setelah diperiksa, pelaku mengakui perbuatannya menghabisi nyawa korban, karena rasa cemburu. Sebab korban kedapatan selingkuh dengan istrinya," tutup Faizal.Saat ini pelaku dan barang bukti diamankan di Mapolres Siak guna proses lebih lanjut. Terhadap pelaku, akan dikenakan pasal 340 jo 338 jo 355 ayat 2 KUHPidana dengan ancaman penjara paling lama 15 tahun.
SIAK, Petah.id - Siti Nurhaliza (23) terpaksa memilih ngekos di Pekanbaru, Riau setelah dirinya ditolak oleh warga Kampung Pangkalan Pisang, Kecamatan Siak, Riau. Warga khawatir Siti membawa virus Covid 19 karena dirinya baru pulang dari Jakarta.Siti belum sampai kerumahnya, kabar ia pulang dari luar daerah tersiar begitu saja, padahal Siti masih dalam perjalanan dari Jakarta ke Pekanbaru.Diceritakan Ayah Kandung Siti Nurhaliza, Amir Pasaribu, dirinya mengaku pasrah dengan kondisi seperti ini. Ia dan keluarga lainnya juga sudah bersepakat untuk mengisolasi anak pertamanya itu di Pekanbaru Riau." Sebenarnya Ibu nya rindu tapi mau gimana lagi, kami (keluarga) udah sepakat juga untuk mengisolasi Siti di Pekanbaru. Tambahlagi kami juga mendengar warga resah jika ia pulang ke Kampung ini jadi ya kita letak di Pekanbaru saja dulu,"ungkap Amir Pasaribu, Selasa (07/04/2020) malam.Kondisi Siti saat ini, Kata Amir, sedang sehat-sehat saja, saat dirinya pulang melalui bandarapun ia harus melawari beberapa tes untuk memastikan dirinya dalam kondisi sehat."Di Bandara di Jakarta juga sudah di cek, sampai bandar Pekanbaru juga sudah, dan alhamdulillah dia sehat-sehat saja, namun supaya semuanya aman dan tidak ada keresahan, sementara waktu kita titipkan saja dipekanbaru,"kata Amir.Ditambahkannya, dirumah saat ini sedang ada anak kecil takutnya daya tahan tubuh anak kecil lebih lemah dan rentan akan terserang virus maka dari itu ia dan kekuarganya juga mengaku ikhlas untuk waktu sementara meletakkan anak dukungnya tersebut di Pekanbaru." Dirumah ada adik-adiknya masih kecil bahkan masih ada yang bayi, makanya untuk kebaikan semuanya sementara waktu saya minta Siti untuk isolasi mandiri di Pekanbaru dan meminta ia memang tidak keluar kemana-mana,"jelas Amir.Sementara itu, Camat Koto Gasib Dicky Sofyan tak menampik ada warga yang menolak kedatangan warga lainnya yang dari daerah pandemi Covid 19. Dan setelah mendapat kabar tersebut dirinya bersama Satgas Gugus Penanggulangan Covid 19 langsung terjun kelokasi menemui Penghulu Kampung Pangkalan Pisang dan kerumah warganya tersebut.Dikatakan Dicky, ia tak ingin ada kejadian serupa kembali terjadi di Kampung ditempat lainnya.menurutnya warga tidak boleh menolak seperti itu, sebab sudah ada aturan untuk warga tempatan yang pulang dari luar daerah kekampungnya."Kita langsung sosialisasikan kepada masyarakat bahwa hal tersebut jangan sampai terjadi serupa ditempat lainnya,sebab jika ada warga dari daerah pandemi covid 19 pulang kekampungnya kita cek kesehatannya, kita jadikan ODP dan diarahkan untuk isolasi mandiri dirumahnya, bukan bearti ditolak,"cakap Camat Koto Gasib Dicky SofyanSelama isolasi mandiri jika ada gejala suhu tubuh tinggi, batuk-batuk, sesak nafas langsung kita arahkan untuk berobat dan dibawa ke RSUD Siak."Makanya kita terus menghimbau masyarakat untuk tidak mengunjungintempat keramaian, melakukan Physical dan Sosial Distancing sehingga kita bisa secara bersama memutus rantai penyebaran covid 19," kata Dicky.Sebelumnya, Siti Nurhaliza pulang kekampungnya lantaran tempat ia bekerja di Jakarta mengadu nasib itu sudah tutup dan tidak beroperasi lagi, sehingga ia dipecat dan kondisi itu memaksanya pulang kerumah berkumpul bersama keluarganya.Turut hadir mensosialisasikan dan melihat langsung dilokasi kejadian Kapolsek Koto Gasib IPDA Suryawan Camat Koto Gasib Dicky Sofyan, Penghulu Kampung Pangkalan Pisang Budiyanto dan Satpol PP.
SIAK,Petah.id - Dua pelajar asal Kelurahan Sungai Apit, Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak tenggelam saat berenang di Sungai Siak, Kamis (26/3/2020).Dua remaja itu bernama Zulfan (14) pelajar SMPN 1 dan Alif (15) pelajar MTs di Kecamatan Sungai Apit tersebut diduga hanyut terseret arus sungai.Bersadarkan informasi yang didapatkan, kronologis kejadian diceritakan Fauzan sekitar pukul 15:30 WIB bahwa Zulfan dan Alif sedang asik mandi di pinggir pantai Sungai Siak. Alif mandi sambil terjun dari jembatan dan memanggil Zulfan ikut terjun ke sungai.Ketika Zulfan terjun, ternyata ia tidak bisa berenang, Alif tidak mengetahui hal itu, Alif yang melihat Zulfan lemas berusaha membantu menyelamatkan tetapi upanya gagal karena tidak mampu menarik Zulfan dikarenakan jaraknya hampir 5 meter dari pinggir pantai. Akhirnya Alif pun ikut tenggelam bersama Zulfan dan tidak timbul kepermukaan."Melihat kejadian itu, Fauzan lalu meminta bantuan kepada paman Alif. Lalu bersama warga mencari korban dibantu oleh pihak Basarnas, BPBD Siak, Satpol Air Polres Siak dan Polsek Sungai Apit," Kata Kasat IK Polres Siak.Dari pencarian tersebut, Camat Sungai Apit, Wahyudi mengatakan tim gabungan sudah menemukan salah seorang pelajar yang tenggelam di sekitar pinggiran sungai."Sekitar pukul 8:15 WIB, korban bernama Zulfan sudah ditemukan di sekitar pinggir sungai tak jauh dari lokasi tenggelam. Dan sampai saat ini tim msih melakukan pencarian atas korba Alif," Kata camat saat dikonfirmasi via telepon, Jumat (28/3/2020).Hingga berita ini terbit, tim gabungan masih melakukan pencarian. Korban bernama Alif masih belum ditemukan.
SIAK, Petah.id - Sejak empat hari yang lalu, Polsek Koto Gasib, Kabupaten Siak sudah membuat ruang sterilisasi dipintu masuk Mapolsek.Ruang itu digunakan agar setiap personel polisi bahkan masyarakat yang masuk ke Polsek sudah steril terlebih dahulu.Dijelaskan Suryawan, selalu saja ada inovasi yang ingin dilakukannya setiap ada momen. Dan dalam situasi ini, dia berpikir alangkah baiknya dengan peralatan seadanya personel dan masyarakat dapat terhindar dari Covid-19.“Makanya kami buat bilik ini. Bilik sterilisasi dari bahan yang sederhana untuk tujuan yang baik. Menghindarkan personel dan masyarakat dari Covid-19,” ujar Kapolsek Koto Gasib, Rabu (25/03/2020).Lebih jauh dikatakannya, banyak peralatan yang bisa digunakan untuk alat penyemprot di dalam bilik dengan harga terjangkau, mulai dari mesin akuarium, nuzzle cucian motor atau pompa racun rumput di kebun.“Saya yakin akan ada inovasi inovasi baru untuk menciptakan penyemprot untuk di dalam bilik steril. Dan mudah mudahan setiap rumah di Koto Gasib dapat membuatnya,” ungkap Suryawan.Disebutkan Suryawan, jadi personel dan warga yang hendak masuk ke Polsek, mencuci tangan terlebih dahulu, lalu masuk ke ruang sterilisasi untuk disemprotkan. Setelah itu barulah bisa masuk ke Mapolsek untuk berurusan di Mapolsek bagi masyarakat.Dalam kesempatan itu, Kapolsek Koto Gasib juga menghimbau masyarakat untuk tetap berada dirumah dan hindari kerumunan agar dapat memutuskan matarantai covid 19.
SIAK, Petah.id - Kebakaran Lahan di Kabupaten Siak kembali terjadi. Kali ini Lahan yang terbakar terjadi di Kampung Dayun Kecamatan Dayun Kabupaten Siak, (02/03/2020)Api muncul pada Minggu sore dan membesar pada hari Senin. Sementara itu tim gabungan dari TNI - POLRI, Manggala Agni, Pihak Kecamatan Dayun dan MPA berjibaku memadamkan Api tersebut.Novendra Kasmara selaku Camat Dayun mengatakan luas lahan yang terbakar mencapai 1 Hektar. Adapun lahan yang terbakar merupakan lahan Masyarakat.Sementra itu penyebab terjadinya kebakaran. Di duga pemilik kebun membersihkan lahannya dengan cara di bakar. Sehingga api merambat ke area lain.Adapun proses pemadaman sendiri mengalami sedikit kendala. Lokasi kebakaran dengan sumber air lumayan jauh, sehingga para petugas harus menyambung selang cukup panjang.
SIAK, Petah.id - Papan ucapan milik AR Creations Siak dirusak Orang Tak Dikenal (OTK). Pengursakan ini diketahui Senin (16/3/2020) pada lokasi pemasangan pesta pernikahan di gedung Tengku Mahratu Siak."Saat kami mengecek kondisi papan ucapan milik kami, kami terkejut melihat huruf-hurufnya hilang," kata Agus, pengelola AR Creations Siak.Papan yang dirusak dan huruf yang dicuri merupakan pesanan Kepala Dinas Kominfo Siak Arfan Usman. Ia menyewa papan ucapan ini untuk resepsi pernikahan stafnya Nurul Khairiyah. "Huruf-huruf pada papan ini sebagian hilang dan huruf pada kata tegak bersambung dicopot dan patah-patah beberapa huruf, sehingga ini tak bisa digunakan lagi. Sedangkan stok huruf kami terbatas karena bahannya beda," kata Agus.Agus menerangkan, AR Creations Siak merupakan penawaran jasa sewa papan ucapan. Mereka hadir di Siak baru 2 bulan belakangan. Papan ucapan produk AR Creations Siak ini memang unik, elegant dan terkesan mewah yang saat ini banyak diminati pelanggan."Papan ucapan kami ini modalnya agak tinggi. Latar yang jadi papannya dari jati belanda, huruf-hurufnya dibuat dari acrylic dan bunga-bunganya lumayan lebat," kata Agus.Saat ini produk AR Creations sedang banyak dipesan pelanggan di Siak untuk berbagai ucapan kegiatan. Namun demikian, Agus belum mau suudzon pengrusakan dan pencurian huruf pada papannya tersebut karena persaingan bisnis papan ucapan di Siak."Kita belum tahu apakah ini persaingan bisnis, ada yang iri atau ada yang tersakiti karena ada yang menikah kami tidak tahu. Yang penting kami sedang persiapkan pelaporan ke Polsek Siak," kata Agus.Atas kejadian itu, kenyamanan Agus dalam membangun unit usahanya terganggu. Sebab, hilangnya rasa aman saat karya atau produk mereka dirusak dan dicuri orang."Saya berharap pelaku menyadari perbuatannya. Jika ini persaingan bisnis saya pesankan jangan jahat, sebab rezeki sudah ada yang ngatur, percaya pada Allah dan barengi dengan ikhtiar, tidak perlu padamkan lampu orang untuk menerangkan lampu kita," kata dia.Ia juga meminta agar pelaku menyesal dan minta maaf kepada mereka serta mengembalikan huruf-huruf yang mereka curi. "Jika tidak, kami juga tak tinggal berdiam diri saja. Kami tentu jalankan hak kami untuk melapor ini ke aparat penegak hukum dan mendorong agar diusut sampai pelaku ditangkap," kata dia.Selain itu, Agus juga menerangkan AR Creations Siak merupakan bisnis penyewaan papan ucapan dan dekorasi, yang sudah berkembang di Sumatra, Jakarta dan Bandung. Founder AR Creations adalah Ardila dan Rusdi di Pekanbaru, kemudian berkembang di Pekanbaru, Siak, Medan, Bukittinggi, Bungo Jambi, Pelembang, Lampung, Jakarta dan Bandung. "Di Siak ini, salah satu pelanggan kita juga dari unsur kepolisian, pemerintahan, swasta maupun perorangan," kata agus.
SIAK, Petah.id - Manggala Agni Daops Siak tak ingin kehilangan momen. Mendapatkan informasi terjadinya kebakaran di Desa Dayun Kecamatan Dayun pada Ahad (1/3) sekitar pukul 12.30 WIB, tim langsung turun ke lokasi untuk melakukan pemadaman.Manggala Agni turun bersama TNI, Polri, BPBD Siak dan MPA. Kebakaran yang luasnya 0,38 hektare ini mampu dituntaskan oleh tim gabungan hanya dalam waktu waktu 4 jam saja. Itu sudah termasuk pendinginan.Dikatakan Kepala Manggala Agni Daops Siak Ihsan Abdillah, peralatan yang lengkap dan kebakaran yang cepat diketahui adalah kunci sukses, sehingga kebakaran ini dapat cepat diatasi.“Kepada seluruh masyarakat Siak agar hati hati dan jangan lalai saat membakar sampah. Dan jangan membuang puntung rokok sembarangan, apalagi sengaja membakar lahan,” ungkapnya.Waspadai cuaca panas dan hari tampa hujan yang cukup lama, sehingga gambut kering dan sangat mudah terbakar.“Beberapa kali tim patroli rutin Manggala Agni menemukan puntung rokok yang sudah mulai membakar lahan yang dibuang sembarangan oleh pemiliknya,” ungkapnya.Disebutkannya, pihaknya juga melakukan sosialisasi door to door dan pemberian maklumat larangan membakar.“Patroli di lokasi rawan selalu kita lakukan agar bencana asap di negeri kita ini tidak terulang kembali,” ungkapnya.
SIAK, Petah.id - Sempat kehilangan hewan peliharaannya selama 3 hari, Zaharudin warga minas pemilik sapi tersebut akhirnya temukan bangkai kepala dan kaki sapi miliknya melalui informasi yang diberikan pekerja dari salah satu perusahaan di Minas."Saat awal saya dan anak saya mencari anak sapi, memang nampak ada pekerja PT Arara Abadi, tapi saya tak bisa bertanya karena rimbunnya semak belukar. Besoknya ketika ketua rombongan pekerja datang ke warung saya, baru saya tanya. Apakah ada melihat anak sapi saya," kara Zaharudin, Senin (3/2/2020).Dijawab para pekerja, memang ada melihat bangkai 2 ekor anak sapi yang tinggal kepala dan kaki. Sementara badannya sudah habis seperti dimakan hewan buas yang mereka duga si belang."Jadi pergilah kami ke TKP bersama warga lainnya juga. Memang kami temukan bangkai anak sapi itu dan beberapa jejak kaki hewan lainnya yang kami duga jejak kaki harimau. Kalau melihat jejak itu, sepertinya bukan 1 ekor harimaunya," ucap Zaharudin.Peristiwa penemuan bangkai anak sapi yang diduga dimakan hewan buas ini juga dibenarkan Polsek Minas. Kanit Reskrim Polsek Minas, AKP Dafris mengatakan laporannya memang ada masuk."Dugaan sementara anak sapi itu dimangsa hewan liar lainnya. Namun hewan apa belum dapat kita pastikan. Lokasinya di Desa Rantau Bertuah, Minas," ujar Dafris.