Mijan Nekad Akhiri Hidup Dengan Gantung Diri, Diduga Persoalan Ekonomi Jadi Pemicu
Peristiwa

Mijan Nekad Akhiri Hidup Dengan Gantung Diri, Diduga Persoalan Ekonomi Jadi Pemicu

SIAK, Petah.id - Warga seputaran Kampung Empang Baru Kecamatan Lubuk Dalam Kabupaten Siak Riau, digegerkan dengan penemuan sesosok mayat yang tergantung di Tempat Penimbangan Hasil (TPH) buah sawit, Kamis (30/01/2020) pagi.Dari hasil keterangan yang disampaikan oleh pihak Kepolisian, mayat pria paruh baya yang ditemukan tergantung di TPH buah sawit tersebut adalah Mijan (51) tahun, yang merupakan seorang buruh tani warga RT 04 RW 02 blok E Kampung Seminai Kecamatan Kerinci Kanan.“Pagi tadi sekira pukul 06:30 WIB Saksi bernama Kasrun berangkat dari rumah menuju kapling kebun kelapa sawit Kelompok Rukun Jaya Blok K dengan mengendarai Sepeda Motor untuk mencari brondolan buah kelapa sawit dan setelah sampai di lokasi, saksi ada melihat seseorang berdiri di bawah TPH, dan setelah saksi mendekat ternyata orang tersebut tergantung di TPH dan orang yang tergantung tersebut saksi mengenalnya bernama Mijan pemilik kebun kelapa sawit tersebut,” ungkap Kapolres Siak, AKBP Doddy Ferdinan Sanjaya kepada awak media.Kemudian setelah itu lanjut dia, saksi langsung pulang untuk memberitahu kepada warga dan  Bhabinkamtibmas, kemudian Bhabinkamtibmas melaporkan ke Polsek Lubuk Dalam, dan tidak berapa lama kemudian anggota Polsek Lubuk Dalam bersama Tim Medis dari Puskesmas Lubuk Dalam mendatangi TKP dan korban dibawa ke Puskesmas Lubuk Dalam untuk dilakukan Visum Et Repertum.“Dan menurut keterangan Dokter tidak ada ditemukan tanda-tanda kekerasan. Menurut informasi dari abang kandung korban bernama Tuslam dan informasi dari beberapa orang masyarakat setempat bahwa korban melakukan bunuh diri/atau gantung diri disebabkan masalah tekanan ekonomi yang mana korban memiliki banyak hutang sehingga korban tidak dapat mengatasinya,” jelasnya.Dengan adanya kejadian ini, Kata Kapolres,  pihaknya pun melakukan tindakan dengan mendatangi TKP dan memasang police line, kemudian langsung membawa korban ke Puskesmas Lubuk Dalam untuk VER.“Kemudian membuat surat pernyataan dari pihak keluarga korban untuk tidak dilakukan Otopsi. Dan mengantarkan jenazah korban ke rumah duka,” pungkasnya.

Pos Jaga Satpol PP Riau Dimolotov OTK
Hukum

Pos Jaga Satpol PP Riau Dimolotov OTK

PEKANBARU, Petah.id - Pos jaga kantor Satpol PP Provinsi Riau dimolotov orang tak dikenal (OTK), kejadian itu bertempat di Jalan Letkol Hasan Basri, Kelurahan Cinta Raja, Kecamatan Limapuluh, Kota Pekanbaru. Insiden itu terjadi sekira pukul 21.10 WIB, Rabu (29/1/2020) malam. Polisi pun telah memasang police line.Tampak ada noda akibat percikan molotov di bagian dinding yang bercat putih. Begitu pula lantainya.Kapolsek Limapuluh Kompol Sanny Handityo didampingi Kanit Reskrim AKP Zulfikrianto dan beberapa petugas dari Pol PP pun masih di lokasi. Kasatpol PP Provinsi Riau, Zainal, juga dikabarkan telah melaporkan kejadian ke Mapolsek Lima Puluh.Kasi Ops Satpol PP Provinsi Riau, Eka Dinata, yang berada di lapangan mengatakan, hingga kini masih dilakukan penyelidikan. Namun saat kejadian tidak ada personel yang berada pos pengaman."Pos pengamanan kosong saat peristiwa terjadi," ungkap EkaPolisi Buru Dua PelakuPelaku aksi teror yang diketahui berjumlah dua orang itu saat ini dalam pengejaran pihak Kepolisian Polda Riau.Kapolda Riau, Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi dikonfirmasi membenarkan peristiwa tersebut.Dikatakannya, polisi masih melakukan penyelidikan terhadap pelemparan molotov di kantor pemerintahan itu."Iya, benar adanya kejadian itu," ungkap Irjen Pol Agung, Rabu (29/1) malam.Ditambahkan mantan Deputi Ciber Badan Intelinjen Negara (BIN), pelaku diketahui menggunakan kendaraan roda dua saat melempar molotov. Kini, para pelaku dalam pengejaran Krops Bhayangkara Riau."Kami sedang kejar pelakunya yang berjumlah dua orang," katanya menegaskan.Pada peristiwa ini, lanjut jendral bintang dua ini, tidak ada koban jiwa maupun kerugian materil yang dialami Satpol PP Provinsi Riau."Kejadian tersebut tidak menimbulkan kerugian, hanya tembok pos jaga yang gosong," jelas mantan Dir Tipideksus Bareskrim Polri tersebut.Dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) oleh Kepolisan, ditemukan serpihan kaca yang diduga digunakan sebagai molotov. Lalu ditemukan juga sumbu dan bau minyak tanah di pos penjagaan Satpol PP. Sedangkan, pelaku diketahui dua pria yang menggunakan sepeda motor matic. Namun, pelakunya belum berhasil ditangkap.Sumber : Riaupos.co

Ayah Tega Hamili Anak Kandung, Lalu Bunuh Bayinya
Hukum

Ayah Tega Hamili Anak Kandung, Lalu Bunuh Bayinya

MURUNG RAYA, Petah.id - Tega nian Robendi(43), warga Desa Batu Karang, Kecamatan Laung Tuhup, Kabupaten Murung Raya. Entah apa yang merasukinya, pria yang sudah lama bercerai dengan istrinya tersebut nekat menggauli anak kandungnya hingga hamil.Tidak hanya melakukan hubungan terlarang, pria berusia kepala empat lebih tersebut juga membunuh anak sekaligus cucu yang disudah dilahirkan dari hubungan sedarah dengan R.Kapolres Mura AKBP Dharmeshwara Hadi Kuncoro sebagaimana dari rilis Humas Polda serta tambahan dari Kabag Ops AKP Budi Nugroho menerangkan kejahatan kemanusiaan yang dilakukan oleh pria yang sudah lama bercerai dengan istrinya tersebut terjadi pada September 2019 lalu. Tersangka mengakui perbuatannya karena kesal bayi yang berusia tujuh hari tersebut menangis.“ Kisahnya pada hari Kamis 26 September 2019 sekira pukul 07.30 WIB bayi laki-laki berumur tujuh hari yang belum mempunyai nama tersebut menangis di dalam kamar. Kesal atas tangisan tersebut, tersangka langsung bangun dan banting bayi ke lantai. Bantingannya sebanyak tiga kali,” ujar Kabag Ops.“Tidak puas dibanting, bayi tersebut kembali diinjak dibagian kepala dan dada hingga akhirnya meninggal dunia,” tambahnya.Menurut Budi, usai dipukul hingga tewas, tersangka memaksa anak keduanya bernama Kamil untuk menggali tanah sebagai makam disebelah kanan ibu bayi malang tersebut yang lebih dahulu meninggal karena pendarahan usai melahirkan. Makamnya didepan pondok yang dihuni tersangka.“Selang beberapa waktu kemudian, Kamil sebagai anak kedua tersangka melarikan diri dari ayahnya lalu melaporkan ke petugas kepolisian Polres Murung Raya,” ujarnya.Usai mendapat laporan belum lama ini, pihak kepolisian langsung bergerak cepat melakukan penangkapan terhadap tersangka. Saat ini tersangka sudah diamankan di Mapolres Murung Raya untuk proses pengembangan lebih lanjut.Saat ditanya terkait adanya informasi tersangka menghamili anak kandung sebanyak tiga kali dan membunuh dua anak dari hasil hubungan terlarang, Budi mengatakan masih dalam proses pengembangan.“Sekarang kita masih dalami kasus yang terjadi pada September 2019 dulu ni mas. Nanti baru disampaikan lagi,” terangnya.Terhadap tersangka dikenakan UU 35 tahun 2014 tentang perubahan UU 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak Pasal 80 ayat 4 dengan ancaman 15 tahun penjara, karena menyebabkan meninggalnya seorang bayi. Karena korban merupakan anak kandung, ancaman hukuman penjara ditambah lima tahun menjadi 20 tahun.Untuk diketahui, tersangka Robendi sudah lama bercerai dengan istri sahnya. Sedangkan anak kandung yang dihamilinya berinisial R sudah meninggal usai melahirkan bayi malang tersebut.Sumber : Kumparan.com

Diskes Provinsi Riau Himbau Warga Jangan Panik Hadapi Virus Corona
Peristiwa

Diskes Provinsi Riau Himbau Warga Jangan Panik Hadapi Virus Corona

RIAU, Petah.Id - Dinas Kesehatan Provinsi Riau himbau warga jangan panik hadapi Virus Corona atau Novel coronavirus (nCoV) yang ditemukan pertama kali di Kota Wuhan, ibukota Provinsi Hubei, China.Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Mimi Yuliani Nazir mengatakan, masyarakat jangan panik, tetap waspada kalau mengalami demam, batuk disertai kesulitan bernafas dan segera mencari pertolongan ke rumah sakit terdekat.Tak hanya itu, warga juga harus selalu menjaga kebersihan tangan secara rutin terutama saat memegang mulut, hidung, dan mata.Hingga Senin, 27 Januari 2020, belum ada laporan ditemukannya pasien terjangkit virus Corona di Provinsi Riau."Belum ada (temuan kasus virus Corona di Riau), tapi kita sudah lakukan antisipasi, salah satunya dengan menyiapkan ruang isolasi di RSUD Arifin Ahmad," ujar Mimi.Ia menjelaskan, virus corona ini merupakan pneumonia akibat infeksi atau peradangan akut pada jaringan paru disebabkan berbagai mikroorganisme, seperti bakteri, virus, parasit, jamur, pajanan bahan kimia atau kerusakan fisik paru."Gejala muncul pada pneumonia ini di antaranya demam, lemas, batuk kering dan sesak sekaligus sulit bernafas. Beberapa kondisi sering ditemukan pada orang usia lanjut usia, atau memiliki penyakit penyerta lain," kata Mimi.Ia juga mengimbau kepada masyarakat untuk lebih meningkatkan pola hidup bersih dan sehat.Kemudian, mencuci tangan secara rutin sebelum memegang hidung, mata, dan mulut."Mencuci tangan dengan menggunakan air dan sabun cair serta bilas setidaknya selama 20 detik, lalu keringkan dengan tisu sekali pakai," ujarnya.Sejumlah negara telah mengonfirmasi sebaran virus Corona telah sampai dan menyerang orang-orang di negaranya.Singapura menyatakan, serangan virus mematikan itu sudah masuk ke negaranya. Bahkan negeri Jiran dan Jambi juga menyatakan telah menemukan kasus serupa.

5 Hektare Lahan di Sri Gemilang Terbakar, Satgas Koto Gasib Berjibaku Padamkan Api
Peristiwa

5 Hektare Lahan di Sri Gemilang Terbakar, Satgas Koto Gasib Berjibaku Padamkan Api

SIAK, Petah.Id - Meski Satgas Karhutla Koto Gasib terus menerus melakukan patroli dan antisipasi, kebakaran Hutan dan Lahan (karhutla) di lahan gambut tak terelakkan.Kapolres Siak, AKBP Doddy F Sanjaya melalui Kapolsek Koto Gasib, Ipda Suryawan mengatakan, Terbakarnya lahan gambut terjadi pada Ahad (26/1) malam, di wilayah Sri Gemilang yang berbatasan dengan Sengkemang. Di lahan gambut yang terbakar itu ada kebun kelapa sawit.“Sejak Ahad kami sudah berjibaku memadamkan api karena dikhawatirkan meluas. Tidak hanya Satgas Karhutla Koto Gasib yang turun, namun Camat Dicky Sofyan dan pihak perusahaan juga ikut membantu dengan menurunkan alat dan personel,” terang Kapolsek Koto Gasib, Suryawan, Senin (27/01/2020).Upaya pemadaman malam tadi, lanjut Suryawan, hingga pukul 02.00 WIB, setelah pihaknya berhasil melakukan lokalisir dengan alat berat, tim diperbolehkan pulang.Senin pagi, semuanya kembali ke lokasi karhutla untuk dilakukan pendinginan agar api tidak meluas.“Ini bukan masalah lahan siapa yang terbakar, namun bagaimana api dapat dipadamkan sesegera mungkin secara bersama-sama agar tidak lagi terjadi bencana asap,” ucap Suryawan.Setelah ini, menurut Suryawan pihaknya akan melakukan penyelidikan terkait lahan yang terbakar itu.Sementara Camat Koto Gasib Dicky Sofyan menjelaskan pihaknya sudah siap atas apa yang terjadi. Menurutnya kemarau seperti ini, situasi sulit diprediksi. Meski pihaknya sudah memiliki Satgas Karhutla, dan rutin melakukan patroli. Dan koordinasi antar RT dan RW T tetap dilakukan melalui penghulu, namun karhutla akhirnya terjadi dan semua tim ikut berjibaku memadamkan api, tak terkecuali tim dari sejumlah perusahaan yang ada di Koto Gasib.“Kami tidak mau ada yang berpangku tangan, sementara yang lain berada di lapangan memadamkan api. Kami ingin bagaimana api dapat cepat padam dan dilakukan bersama sama,” jelasnya.Apa yang terjadi ini menjadi pelajaran berharga. Patroli akan terus ditingkatkan dan warga diingatkan agar tidak membuka lahan dengan cara membakar. Jika ada melihat karhutla segera melaporkan.

Halaman 1 dari 23