Pekanbaru, Petah.id – Sambil teriak dan meronta, sejumlah wanita terapis pijat SPA di Kota Pekanbaru, Riau, tolak saat akan digelandang oleh Satpol PP. Mereka terjaring Razia Operasi yustisi yang digelar Satpol PP sejak Jumat malam hingga Sabtu (9/10/2021) dinihari. Razia tersebut menyasar sejumlah tempat hiburan malam, SPA, karaoke, billiard, sampai tempat kuliner malam. Salah satu yang menjadi sasaran Satpol PP adalah Glamour Spa di Jalan Tuanku Tambusai. Di sana, petugas mendapati sejumlah terapis pijit sedang menanti tamu. Lantas, petugas terpaksa membawa para terapis dan juga karyawan tersebut ke kantor Satpol PP lantaran tidak memiliki kartu identitas atau KTP domisili. Petugas sempat adu mulut dengan para terapis. "Janganlah bawa kami, takut ditahan. Masa kami pakai baju seperti ini," ujar satu terapis saat hendak dibawa. "Tolong mohon kooperatif, kami hanya mendata di kantor. Jangan buang waktu, masih banyak yang harus dirazia," papar Kabid Ops Satpol PP kota Pekanbaru, Reza Aulia Putra. Tim pun kemudian bertolak menuju lokasi razia lainnya. Razia berlanjut ke Pocket Jalan Sultan Syarif Kasim, Pujasera 88 Jalan Sultan Syarif Kasim serta The Platinum Jalan Lokomotif. "Dari Glamour SPA, kami mengaman karyawan atau terapis sebanyak 9 orang. Pria 3 orang dan wanita 6 orang. Mereka akan didata. Dari banyaknya masyarakat yang terjaring razia, mereka masih tidak punya KTP domisili," terang Reza. Operasi yustisi itu digelar berdasarkan Perda Kota Pekanbaru Nomor 5 tahun 2002 tentang ketertiban umum. Ada juga Perda Nomor 12 tahun 2007 tentang ketertiban sosial. Selanjutnya, Perda Nomor 14 tahun 2006 tentang Miras. Petugas juga melakukan sosialisasi tentang Surat Edaran Pengetatan Aktivitas dan Edukasi Pelaksaan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Berbasis Mikro di Kota Pekanbaru.Sumber : SuaraRiau.id
Siak, Petah.id - Gubernur Riau Drs H Syamsuar diam-diam sedang menyiapkan bonus untuk para atlet yang sedang berjuang mengharumkan nama Riau pada ajang PON XX di Papua."Insyaallah kita siapkan bonus untuk atlet yang bawa pulang medali ke Riau," kata Syamsuar, Jumat (1/10/2021).Disinggung soal bonus apa yang akan dihadiahkan, mantan Bupati Siak dua periode itu masih merahasiakannya."Adalah kita siapkan. Yang penting kita berharap anak-anak Riau yang sedang berjuang di sana selalu sehat dan memperoleh hasil yang maksimal," jelas Syamsuar.Orang nomor satu di Riau itu berharap, bonus yang akan diberikan itu merupakan pecutan semangat bagi para atlet agar berjuang semaksimal mungkin untuk mengharumkan nama Riau."Hal itu bagian dari motivasi untuk anak-anak kita di sana," imbuhnya.Syamsuar berpesan, agar para atlet yang bertanding untuk menjunjung tinggi sportifitasnya. Tidak hanya itu, Syamsuar juga berpesan agar tetap menjaga kesehatan dan stamina."Saya mendoakan agar para atlet yang akan bertanding mampu memberi prestasi terbaiknya dan tetap jaga kesehatan," tuturnya.
Pekanbaru, Petah.id - Mantan Teller Bank BRI Unit Bagan Besar, Dumai berinisial HN (29) ditangkap Polda Riau. Ia diduga membobol uang nasabah hingga miliaran rupiah.Penangkapan berawal dari kecurigaan Dedi Reflian selaku URC (Unit Risk Complain) yang bertugas melakukan pengawasan Bank BRI Cabang Dumai saat melakukan pemeriksaan menemukan kecurigaan transaksi setoran dan penarikan hanya beberapa saat pada hari yang sama pada Senin (22/3/2021).Atas kecurigaan itu, pihak Bank BRI Cabang Dumai membuat laporan ke Polda Riau. Usai menerima laporan, Subdit II Ditreskrimsus Polda Riau langsung melakukan penyelidikan dengan memeriksa saksi-saksi pihak Bank BRI, nasabah, penelitian dan pengumpulan dokumen.Hasil penyelidikan ditemukan USER ID 8119051 milik tersangka HN sewaktu bertugas sebagai Teller Bank BRI Unit Bagan Besar Cabang Dumai tertera pada validasi slip penarikan 8 orang nasabah yang telah berhasil ditransaksikan terjadi dalam kurun waktu Januari - Maret 2021."Jadi tersangka HN ini, sewaktu menjadi Teller Bank BRI Unit Bagan Besar Dumai melakukan transaksi dengan memalsukan tanda tangan pemilik rekening (nasabah) pada slip penarikan," kata Kabid Humas Polda Riau Kombes Pol Sunarto, Selasa (21/9/2021).Menurut Narto, tersangka HN selaku Teller menirukan tanda tangan nasabah pada slip penarikan dan selanjutnya menggunakan rekening penampung an Edrian Nofrialdi (teman tersangka), dimana kartu ATM dalam penguasaan tersangka untuk selanjutnya diteruskan ke rekening pribadi tersangka di Bank BRI dan Bank BCA.Setelah penyidik melakukan perhitungan, 8 orang nasabah mengalami kerugian mencapai Rp1.264.000.000.-"Tersangka HN ditangkap dirumahnya di Kelurahan Teluk Binjai, Kecamatan Dumai Timur, Kodya Dumai pada Kamis (16/9/2021) lalu," ungkap mantan Kabid Humas Polda Sultra tersebut.Masih kata Narto, uang hasil kejahatan dari transaksi penarikan dari rekening tabungan nasabah digunakan HN untuk pembayaran hutang karena dia menunggak pinjaman online dan untuk kepentingan pribadi (keluarga).Atas perbuatannya, tersangka dijerat Pasal 49 ayat (1) huruf a Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-Undang Republik Indonesia nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan.Lalu Pasal 49 ayat (2) huruf b Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-Undang Republik Indonesia nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan.
Pekanbaru, Petah.id - Kepolisian Daerah Riau kembali menyalurkan vaksin. Kali ini, vaksinasi massal digelar di kampus Unri, Panam Pekanbaru, Selasa (14/9/2021) pagi. Sebanyak 2.400 dosis vaksin disediakan, dengan sasaran kalangan civitas, mahasiswa dan masyarakat sekitar kampus.Vaksinasi massal di kampus Unri dihadiri langsung oleh Wakapolda Riau Brigjen Tabana Bangun Msi, didampingi para pejabat utama Polda Riau serta rektor dan pihak kampus, dengan mengambil lokasi di Fakultas Fisipol Unri Panam.Sejak pagi, para peserta vaksin sudah hadir dengan tertib dan terlihat antusias, didominasi mahasiswa.Wakapolda Riau Brigjen Tabana Bangun mengatakan, vaksinasi massal ini merupakan kerjasama Polda dengan Unri. Hal serupa juga sudah dilakukan Kepolisian dengan pihak-pihak lain, dengan tujuan mempercepat pencapaian target vaksinasi untuk membentuk kekebalan kelompok (Herd Immunity), sehingga angka penyebaran Covid-19 dapat ditekan."Ini sebagai salahsatu upaya kita bersama dalam penanggulangan Covid-19 di Riau khususnya kalangan civitas, mahasiswa dan masyarakat sekitar kampus Unri. Kita berterima kasih kepada civitas dengan diselenggarakannya kegiatan tersebut," kata jendral bintang satu tersebut disela-sela tinjauannya.Ditegaskan Brigjen Tabana Bangun, percepatan pemberian vaksin kepada masyarakat, termasuk kalangan mahasiswa bertujuan membentuk kekebalan kelompok. “Itu kita harap tercapai di tengah masyarakat. Vaksinasi juga kerja sama berbagai kalangan, tidak hanya kampus," yakin dia.Menurutnya, Covid-19 juga berdampak besar terhadap dunia pendidikan, termasuk perguruan tinggi di mana mahasiswa tidak bisa aktif dalam proses belajar mengajar secara tatap muka. Maka itu, dengan percepatan vaksinasi tentunya sangat penting guna mendukung pembelajaran di kampus."Penyelenggaraan pendidikan terutama perguruan tinggi terkendala pelaksanaannya, maka pelaksanan vaksinasi perlu dilakukan. Diharap bisa membentuk herd immunity di kalangan kampus. Sehingga aktivitas tatap muka berjalan normal kembali," ungkap Brigjen Tabana Bangun.Diyakininya, percepatan vaksinasi sudah berdampak dalam menekan laju penyebaran Covid-19, di mana dalam beberapa pekan belakangan angka pasien terinveksi Corona menurun ke angka di bawah 100 perhari. "Sampai kemarin, di Riau sudah di bawah 100. Kita berupaya dan terus berdoa, mudah-mudahan Riau bisa meminimalisir penyebaran Covid dan aktivitas segera normal," harapnya.Senada dengan itu, Rektor Unri Aras Mulyadi mendukung penuh percepatan vaksin yang digerakkan Polda Riau. Apalagi hari ini ada 2.400 dosis diberikan kepada pihaknya. “Kita akan tuntaskan hari ini pemberian vaksin. Di mana 70 persen untuk mahasiswa dan 30 persen lainnya bagi tenaga pendidik dan sebagian masyarakat sekitar," ujarnya."Kita sangat apresiasi, di mana salah satu kesiapan belajar tatap muka adalah persentase dari vaksinasinya. Saat ini, persentase tingkat vaksinasi di Unri dengan angka tenaga pendidik sudah 75 persen, mahasiswa 35 persen dari jlah 35 ribu orang," lanjut Aras Mulyadi.
Pekanbaru, Petah.id - Penyeludupan 19 Kg Narkotika jenis sabu dan 500 butir pil ekstasi dari negeri jiran Malaysia berhasil digagalkan oleh polisi, Sabtu (19/6/21), di jalan Desa Suka Maju, Kecamatan Bantan, Bengkalis. Barang haram ini rencananya akan dikirim ke pengedar di Lubuk Linggau. Sementara kurir menerima upah 10 juta rupiah untuk setiap 1 Kg sabu. 2 pelaku, RA dan AM berhasil diamankan sementara seorang lagi berinisial I melarikan diri dan dinyatakan DPO. Kapolda Riau Irjen Agung Setia Imam Effendi, menggelar konferensi pers bersama Direktur Reserse Narkoba Kombes Victor Siagian dan Kabid Humas Kombes Sunarto di Mapolda pada Selasa (22/6), "Kita tangkap 2 pelaku narkoba yang akan memasok kepada bandar di Lubuk Linggau," kata Irjen Agung. Laporan penyeludupan bermula dari informasi yang berhasil diterima dari warga binaan Lapas kelas II A Bengkalis. Penggalian dan pendalaman informasi dilakukan Satresnarkoba Polres Bengkalis. Bekerja sama dengan Satuan Polair Bengkalis serta Bea Cukai Bengkalis, aparat bertindak dengan melakukan pemantauan di daerah Jangkang dan Selat Baru. Petugas mendapatkan informasi adanya orang yang akan membawa narkotika dari informasi awal menunjukkan bahwa pelaku akan membawa barang haram dari Desa Jangkang Kabupaten Bengkalis. Akan tetapi petugas berhasil mendeteksi keberadaan orang tersebut, disinyalir berpindah ke Desa Ketamputih. Setibanya di TKP, tim menjumpai 2 orang yang sedang mengendarai sepeda motor Yamaha Nmax di Jalan Proyek Desa Suka Maju, Kecamatan Bantan, Kabupaten Bengkalis. Merasa aksinya diketahui petugas, pelaku berupaya melarikan diri namun berhasil dihadang oleh petugas. "Hasil penggeledahan diamankan barang bukti narkoba (sabu dan ekstasi) yang disimpan dalam dua buah tas warna hitam yang ditemukan di dasboard dan di dalam jok motor yang dikendarai pelaku yang mengaku sebagai kurir berskala besar, disuruh oleh SN (DPO) dan dijanjikan upah sebanyak 10 juta rupiahperkilo," jelas Kapolda. Kepada polisi, pelaku mengakui aksi kali ini merupakan yang kedua kalinya setelah sebelumnya membawa 5 kilogram sabu dan mendapat upah 50 juta.Turut diamankan 2 unit Handphone, sebuah ATM BNI atas nama RAHMAD, 2 buah tas, uang tunai senilai Rp 2.500.000,- dan 1 unit Sepeda Motor merk Yamaha type N-Max hitam, BM 6590 DAD. Pelaku dijerat pasal 114 Ayat (2) Jo Pasal 112 ayat (2) UU RI NO 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, dengan Ancaman Hukuman mati atau penjara paling singkat 5 tahun paling lama 20 tahun. Kapolda Riau kembali menegaskan bahwa pihaknya akan terus menggelorakan perang terhadap narkoba. Ia juga menyinggung soal pekerjaan rumah pemberantasan narkoba di wilayah Kampung Dalam dan Pangeran Hidayat, Kota Pekanbaru. “Kami akan terus bekerjasama dengan Bea Cukai, kita ingin Riau bebas narkoba. Jajaran Polda Riau terus menggelorakan perang terhadap pengedar narkoba, baik yang terlibat sebagai kurir, penyandang dana,” imbuhnya. "Daerah yg masih menjadi PR adalah Kampung Dalam dan Pangeran Hidayat, kita akan jadikan daerah tersebut menjadi daerah yang ramah dan terbebas dari narkoba,” ujarnya.
Pekanbaru, Petah.id - Tim gabungan Opsnal Polres Pelalawan dan Unit Jatanras Polda Riau di back-up Satreskrim Polres Samosir Polda Sumut menangkap dua komplotan pencurian pecah kaca mobil didua lokasi terpisah pada Jumat (11/6/2021) lalu.Para pelaku merupakan sindikat pencuri spesialis nasabah bank lintas Provinsi yang beraksi di Jalan Lintas Timur tepatnya di depan rumah makan Minang Raya Kelurahan Kerinci Kota, Kabupaten Pelalawan, Riau, Senin (24/5/2021) lalu.Kabid Humas Polda Riau, Kombes Pol Sunarto didampingi Direktur Reserse Kriminal Umum Kombes Teddy Ristiawan mengatakan, para pelaku adalah spesialis pencuri nasabah bank dengan modus pecah kaca. "Mereka adalah jaringan antar Provinsi asal Pekanbaru dan Bandung Jawa Barat," ujar Narto, Senin (21/6/2021).Narto mengatakan, dari total tiga orang pelaku dua di antaranya diamankan di Desa Parlundut, Kecamatan Pangururan, Kabupten Samosir, Provinsi Sumatra Utara dan Jalan Srikandi, Gang Permadi I, Kelurahan Tuah Karya, Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru."Kami tangkap di wilayah Desa Parlundutan, Samosir dan Kota Pekanbaru, sementara satu lagi masih DPO," kata Narto.Identitas pelaku yang diamankan di Desa Parlundutan, Samosir adalah ARS alias Andi (44) warga Jalan Meranti Kelurahan Labuhbaru Timur, Kecamatan Payung Sekaki Pekanbaru dan EPS alias Rian (40) warga Jalan Cirayom Kelurahan Dungus Cariang, Kacamatan Andir, Kota Bandung Jawa Barat.Sementara seorang pelaku lainnya yang identitasnya telah dikantongi berstatus daftar pencarian orang (DPO)."Modus para pelaku adalah dengan mengikuti nasabah sekeluarnya dari bank. Mereka berbagi tugas. Pelaku yang memantau di bank kemudian menghubungi pelaku lain untuk membuntuti. Setelah lengah, mereka ambil uang korban dengan cara memecah kaca mobil korban," paparnya.Barang bukti yang disita dari para pelaku yakni 1 unit hp merk evercross warna hitam, 1 tas laptop milik korban, 1 unit sepeda motor Honda Vario warna biru dan 1 buah helm merk GM warna merah."Berdasarkan laporan, tas korban berisikan 1 buah Laptop, 1 buah hardisk external, berkas kantor, surat pelunasan bank dan uang tunai sebanyak Rp800 ribu sudah tidak ada lagi," jelas Narto. Para pelaku kini masih menjalani pemeriksaan di Mapolda Riau untuk pengembangan lanjut. Mereka diancam dengan Pasal 363 ayat 1 ke 4 dan 5 KUHP dengan ancaman tujuh tahun penjara.Diberitakan sebelumnya, Chairul Hamdi (48), seorang PBS warga BTN Bumi Lago Permai Pangkalan Kerinci Kota, Kabupaten Pelalawan menjadi korban komplotan pencuri bermodus pecah kaca.Pelaku membawa kabur sebuah tas yang berisikan, 1 buah Laptop, 1 buah hardisk external, berkas kantor, surat pelunasan bank dan uang tunai sebanyak Rp800 ribu. Akibat kejadian tersebut pelapor mengalami kerugian lebih kurang Rp26 juta.Saat kejadian, korban diketahui selesai menyetor uang di Bank Mandiri dengan mengendarai satu unit mobil dinas Nissan X-Trail Nopol BM 1098 C warna abu-abu metalik dan kemudian korban menuju rumah makan Minang Raya untuk makan lalu memarkirkan mobil dengan terkunci semua pintu.Lebih kurang 20 menit selesai makan siang, korban mendengar suara seperti benturan akan tetapi belum mengetahui benturan apa, kemudian pelapor menuju mobil dan melihat kaca depan sebelah kiri sudah pecah.Korban pun kemudian melaporkan peristiwa yang dialaminya ke Polres Pelalawan untuk proses lebih lanjut.
Pekanbaru, Petah.id - Gubernur Riau Syamsuar secara resmi melantik Alfedri dan Husni Merza sebagai Bupati dan Wakil Bupati Siak, serta Sukiman dan Indra Gunawan, sebagai Bupati dan Wakil Bupati Rokan Hulu. Pelantikan berlangsung di Balai Pelangi, kompleks Gedung Daerah Provinsi Riau, Pekanbaru, Senin, (21/6/21) sekitar pukul 09.15 WIB, dengan menjalankan standar protokol kesehatan ketat. Ini adalah hasil dari Pilkada Serentak Kabupaten dan Kota di Provinsi Riau, Desember 2020 lalu. Gubernur Syamsuar, dalam arahannya menyampaikan pentingnya kerja keras segenap unsur pemerintahan untuk memajukan daerah. Terlebih lagi saat ini kita masih dihadapkan pada perjuangan berat melawan Covid 19. Pemerintah mesti membuat trobosan terkait upaya pemulihan ekonomi masyarakat dimasa pandemi. "Saat ini kita tengah dihadapkan dengan bencana non alam Pendemi Covid-19. Pendemi ini berdampak terhadap sektor ekonomi. Saya berharap Bupati dan Wakil Bupati dapat memaksimalkan potensi ekonomi dari sektor Sumberdaya Alam dan Pariwisata," ujar Syamsuar. Koordinasi secara baik dan berkesinambungan antara Bupati dan Wakil Bupati bersama forum komunikasi pimpinan daerah, merupakan salah satu langkah mempercepat upaya pembangunan daerah. "Mari kita melangkah bersama untuk membangun kabupaten kota dan Provinsi Riau lebih baik, dengan mewujudkan janji-janji politik saat kampaye kemarin, terutama untuk mensejahterakan masyarakat," Tambah Gubernur Syamsuar. Usai pelantikan Bupati dan Wakil Bupati, Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Riau Misnarni Syamsuar juga melantik Ketua TP PKK Kabupaten Siak dan Ketua PKK Kabupaten Rokan Hulu.
Pekanbaru, Petah.id - Seorang petugas jaga Polda Riau sempoyongan usai dipukul oleh perwira polisi, Kompol RW. Pemukulan itu terjadi saat Kompol RW akan masuk Mapolda Riau untuk mengikuti apel malam. Pemukulan oleh Kompol RW kepada petugas jaga Polda sempat terekam dan viral di media sosial. Dalam video pemukulan berdurasi 19 detik itu terlihat Bripda FZ sempat berkomunikasi dengan driver Kompol RW. Tidak lama kemudian, bintara polisi itu menunjuk ke arah portal yang terbuka. Hanya dalam hitungan detik, Kompol RW keluar dari mobil dinas Polisi Nomor 172-IV untuk menemui Bripda FZ dengan diikuti ajudannya, Brigadir TAQ. Ketika itulah, Kompol RW mengepalkan tangan dan tiba-tiba memukul Bripda FZ. Kerasnya pukulan itu membuat Bripda FZ pun sempoyongan. Peristiwa itu pun dibenarkan oleh Kabid Propam Polda Riau, Kombes Gatot Sujono. Dia menyebut, memang ada pemukulan terhadap petugas jaga, Bripda FZ di pintu Mapolda Riau pada 26 Mei lalu. "Iya benar ada (pemukulan oleh Kompol RW terhadap Bripda FZ). Tadi sudah kita mintai keterangan terkait kronologinya," kata alumni Akpol 1994 tersebut, Jumat (18/6/2021). Menurut Gatot, pemukulan terjadi sekitar pukul 20.10 WIB. Kompol RW datang ke Mapolda untuk mengikuti apel penyekatan dan operasi Yustisi. "Sesuai informasi yang beredar, prosesnya kita mintai keterangan terkait kedua pihak. Soal motif kejadian, kami laporkan kepada pimpinan untuk proses selanjutnya," tegas nya. Sumber : Detik.com
Pekanbaru, Petah.id - Resahkan masyarakat, 11 orang remaja pria dan wanita diamankan Satpol PP Kota Pekanbaru karena kedapatan kumpul kebo di kos-kosan di Jalan Garuda, Kelurahan Labuh Baru Timur, Kecamatan Payung Sekaki, Rabu (28/4/2021) dini hari.Petugas Satpol PP datang ke kos-kosan tersebut karena adanya laporan dari masyarakat setempat, yang sudah resah dan tidak nyaman melihat ada kelompok remaja yang berkumpul-kumpul namun belum ada status pernikahan, ditambah aktivitas tersebut tetap dilakukan di bulan suci RamadhanAtas laporan itulah petugas Satpol PP mendatangi kost-kostan tersebut, disana petugas menggedor kamar kost, dan mendapati 11 orang remaja yang berkumpul-kumpul."Ada sebelas orang yang diamankan. Empat orang berpasangan di dalam kamar kos dan tiga orang Laki- laki lainnya diamankan karena nongkrong. Kami data dan membuat surat pernyataan. Selagi belum ada pihak keluarga atau penjamin yang datang menjemput mereka tidak dipulangkan," ujar Kasatpol PP Kota Pekanbaru, Iwan Simatupang seperti dikutip dari GoRiau.com.Kemudian, pihaknya akan memanggil pemilik kost yang membiarkan muda- mudi bukan pasangan resmi berkumpul di tempat usahanya."Kita panggil pemilik kostnya. Kalau dari mereka yang diamankan tidak ada pihak keluarga yang menjemput kami antar ke Shelter Dinas Sosial Pekanbaru," tutupnya.Sumber : GoRiau.com
Pekanbaru, Petah.id - Sebanyak 10 warga Pekanbaru meninggal dunia karena covid-19. Kasus meninggal akibat Covid-19 di Pekanbaru, Riau, terus saja bertambahKematian warga karena Covid-19 itu terjadi dalam kurun waktu tiga hari terakhir. Rinciannya tujuh warga meninggal dunia berjenis kelamin perempuan, dan tiga warga berjenis kelamin laki-laki. Dua warga meninggal dunia terpapar Covid-19 berjenis kelamin perempuan usia 67 tahun, dan berjenis kelamin laki-laki, data pertanggal Rabu, 21 April 2021. Selanjutnya, empat warga meninggal dunia terpapar Covid-19, tiga berjenis kelamin perempuan usia 44 sampai 77 tahun, dan satu berjenis kelamin laki-laki usia 60 tahun.Kemudian, empat warga meninggal dunia terpapar Covid-19, tiga berjenis kelamin perempuan usia 43 sampai 93 tahun, dan satu berjenis kelamin laki-laki usia 51 tahun.