3 Bulan Kebun Warga Benteng Hulu Terendam Banjir, Warga : Kami Kesulitan Mengeluarkan Hasil Kebun

Foto : Kebun kelapa sawit milik warga di Benteng Hulu, Mempura/ Dokumentasi : Petah.id

Siak, Petah.id - Warga Kampung Benteng Hulu, Kecamatan Mempura, Siak mengaku sedih lantaran sudah tiga bulan kebun yang jadi tonggak ekonomi keluarga terendam banjir.

Seperti dikatakan Edi Sofyan (30), sudah tiga bulan kebun sawit miliknya terendam banjir lantaran curah hujan yang tinggi ditambah saluran pembuangan air di sungai tidak berjalan dengan baik.

“Sudah tiga bulan kebun kami terendam banjir dan kami sangat kesulitan mengeluarkan hasil kebun kami,” ungkap Edi Sofyan kepada Petah.id, Selasa (9/1/2024).

Ditambahkan Edi, sapaan akrabnya, sejak November 2023 hingga Januari 2024 beluk ada satupun pihak pemerintah kabupaten maupun pemerintah kampung meninjau lokasi terjadinya banjir di Kampung Benteng Hulu.

“Sejak banjir terjadi belum ada dari pemerintah kabupaten maupun pemerintah kampung melihat lokasi agar memberikan solusi, minimal mereka mereka itu prihatinlah melihat kondisi warga,” sebut Edi.

Malahan, lanjut Edi, warga secara gotong royong membersihkan parit parit di sekitaran kampung agar tidak terjadi penyumbatan sehingga menyebabkan banjir ke rumah rumah warga.

“Kami secara swadaya terus melakukan gotong royong membersihkan parit parit yang tersumbat. Tak pernah kami disentuh oleh pemerintah kampung soal antisipasi banjir ini,” lanjut Edi.

Lebih jauh dikatakan Edi, kondisi saat ini, debit air sudah semakin tinggi, air secara berangsur naik ke badan jalan hingga ke halaman rumah warga. Beberapa rumah wargapun saat ini sudah tergenang air.

Ia berharap agar Pemerintah Kabupaten Siak dapat melakukan langkah secepatnya untuk melakukan normalisasi di sungai jernih, sungai mempura, dan sungai melengo agar air dapat mengalir dengan baik.

“Semoga Pemkab Siak segera turunkan alat agar beberapa sungai dapat dinormaliasi biar air berjalan dan tidak tersumbat,” pinta Edi.

Dijelaskannya, kebun miliknya tersebut menjadi satu satunya tonggak ekonomi keluarganya.

Sehingga, jika banjir ini terus menggenangi kebun sawitnya, ia takut sawit yang menjadi harapan untuk menopang ekonomi menjadi rusak.

“Kalau lama lama terendam sawit kan rusak, sementara inilah satu satunya penopang ekonomi kami,” jelasnya.

Hal serupa dikatakan Hedi (36) warga Benteng Hulu yang sehari hari bekerja menderes pohon karet.

Disampaikannya, sudah dua bulan ia sudah tidak menderes pohon karet lantaran kondisi kebun sedang banjir dan cuaca sedang musim penghujan.

“Sudah dua bulan saya tidak motong getah karena banjir ini,” kata Hedi.

Diceritakan Hedi, biasanya setiap pagi ia pergi untuk menderes getah untuk memenuhi kebutuhan sandang pangannya. Dikarenakan banjir, ia terpaksa mencari kerja lain yang dapat menghasilakn uang halal agar dapat memenuhi kebutuhan sehari hari.

“Karena tak bisa menderes lagi, terpaksa cari kerja lain mencari upah manen agar tetap dapat uang untuk memenuhi kebutuhan keluarga,” jelasnya.

Apalagi, tambah Hedi, musim libur sudah usai, anaknya harus kembali ke sekolah sehingga kebutuhan biaya sekolah juga harus ia siapkan.

Hedi mengaku, ia tak mau kalah dengan kondisi, meski mengambil upah manen dari kebun sawit orang yang juga terendam banjir, ia harus tetap melakukan itu.

“Untuk memenuhi kebutuhan anak dan keluarga,  seharian kami mengambil upah menen sawit orang dalam kondisi banjir,” ungkap Hedi.

Hingga saat ini, Hedi mengaku belum mendapatkan bantuan apapun dari pemerintah kampung dan pemerintah kabupaten. Ia pun tak ingin seolah olah mengemis terhadap pemerintah atas bantuan apapun.

“Tak perlu mengharapkan kali bantuan pemerintah kampung dan kabupaten, mereka seharusnya sadar akan tanggung jawab mereka. Biar mereka berurusan dengan tuhan saja,” sebut Hedi.

Sebenarnya, lanjut Hedi, kondisi itu tidak hanya ia yang mengalami, ada puluhan warga lainnya mengalami kondisi yang sama.

“Lagian kondisi ini tak saya sendiri yang mengalami, ada puluhan warga lainnya mengalami hal yang sama. Sekarang ini bersyukur saja,” tandasnya.

Laporan : Alfath
Editor : Redaksi
Bagikan berita ini melalui :